Wali kelas mereka datang dan benar saja ada murid baru di kelas mereka, seorang perempuan mengikuti langkah pak wali kelas itu.
"Selamat pagi semua" sapa nya.
"Pagi pak!!" jawab para murid serempak.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, ayo perkenalkan dirimu pada teman-teman baru mu." titah pak wali kelas itu.
Siswi baru itu mengangguk lalu dia tersenyum, "hai semua nya perkenalkan nama ku Kim Suji, panggil aku Suji. Senang bertemu kalian." ucap nya.
Hana mendekat pada Heejin, "kalo di liat-liat kayak nya dia bukan orang baik-baik deh," bisik Hana.
"Apa sih lo! Baru aja dia datang, pemikiran lo udah kemana-mana." kata Heejin menoyor kepala Hana.
"Ya, lo liat dong. Senyum nya kayak senyum maksa." balas Hana tak mau kalah. Heejin hanya mendelik malas.
"Sekarang Suji duduk di bangku sebelah bangku milik Jihoon," ucap pak wali kelas.
Suji langsung mengangguk semangat, lalu dia pun segera ke bangku itu.
.
Jam istirahat tiba.
Heejin di ajak Hana untuk berkenalan dengan Suji, Hana memang begitu.
"Hai Suji, kenalin nama gue Park Hana dan ini temen gue Yoon Heejin." kata Hana dengan ramah nya bahkan Hana juga mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
Namun yang di lakukan Suji hanya menatap sinis pada dua cewek itu, lalu Suji beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan kelas.
Hana mengusap tangan nya yang masih di udara itu.
"Tuhkan kata gue juga apa, dia gak baik." kata Hana.
Heejin mengangguk, "biasanya kalo murid baru pasti ramah kayak lo waktu itu kan, tapi dia... Euh gak pantes di temenin." ucap Hana maki-maki.
"Udah lah ayo ke kantin." Hana menarik tangan Heejin dan Heejin hanya menurut saja.
.
.
.
"Kenapa sih lo pada ngikutin gue mulu?!" bentak Jihoon pada tiga orang suruhan papa nya.
Jihoon duduk di bangku yang ada di halaman belakang rumah nya.
Dia sering merasa pusing di kepala nya. Apalagi sekarang tiga orang itu terus mengikuti nya dan membuat Jihoon semakin pusing.
"Gue bilang udah, stop! Jangan ngikutin gue mulu, pusing tau nggak. Gue cuman kesini pake di ikutin segala." tegas Jihoon menatap tajam pada tiga orang itu yang sekarang menundukan kepala nya.
"Tidak bisa tuan, ini perintah." jawab salah satu dari mereka.
Jihoon meraup wajah kasar, "gue gak bakal kabur lagi, lo gak denger kemarin gue udah janji sama papa!" ucap kesal Jihoon bahkan dia menaikan nada bicaranya.
Namun tiba-tiba kepala nya terasa berdengung dan langsung saja Jihoon memegangi kepala nya itu seraya meringis pelan.
"Tuan! Tuan tidak apa-apa?!" pekik salah satu bodyguard itu hendak memegang bahu Jihoon namun dengan cepat Jihoon hempaskan.
"Gak usah pegang-pegang!" bentak Jihoon dan langsung membuat mereka menciut.
"Jihoon! Kamu kenapa?" itu suara mama-nya Jihoon.
"Mereka ngikutin aku terus dan bikin kepala aku pusing ma.. " adu Jihoon pada wanita itu. Mendengar ucapan Jihoon, tiga pria itu terkejut.
Sohyun menatap tiga bodyguard itu lalu menatap Jihoon kembali, "emang itu tugas mereka kan? Lagian kan mama udah bilang kamu istirahat di kamar, kalo kamu ngerasa kepala kamu sakit." tutur kata wanita itu selalu lembut.
"Iya tapi dengan mereka ngikutin aku terus, itu bikin aku jengkel." kata Jihoon lalu menundukan kepala nya.
"Udah, ayo sekarang kamu masuk dan istirahat di dalam ya." Sohyun menuntun Jihoon dan Jihoon pun menuruti nya.
Yaps, Jihoon emang gitu. Kalo di sekolah di pandang sebagai anak nakal dan pembuat onar namun jika di rumah nya, Jihoon tuh manja abis.
Lebih lagi mama nya tidak tau jika Jihoon berandalan sekolah kecuali papa nya.
.
.
.
"Yoon Heejin!" panggil Suji sambil menendang kaki meja lantas membuat Heejin dan Hana yang sedang mencatat sesuatu terkejut.
Tatapan Hana dan Heejin menaik menatap Suji yang sekarang melipat tangan nya di depan dada.
"Beliin gue minuman gih, gue haus banget soalnya." ujar nya santai.
"Punya tangan dan kaki kan? Beli sendiri." jawab Heejin lalu fokus lagi ke buku nya.
Brak!
"Jangan sok pinter lo, gue nyuruh karena gue males ke kantin. Makanya gue nyuruh lo, apa susah nya sih!" bentak Suji sambil menendang kaki meja lagi.
"Terus, apa susah nya lo tinggal beli sendiri. Punya kaki sama tangan kok gak guna." sengit Hana tak mau kalah, Hana langsung berdiri dan menatap Suji dengan sorot mata tajam.
Suji memilin bibir lalu menarik tangan Heejin hingga Heejin berdiri dari duduknya.
"Nih, beliin gue jus stroberi. Cepetan!" teriak nya sambil menaruh uang ke telapak tangan Heejin.
Heejin memutar bola mata malas, lalu dia pun pergi dari kelas. Daripada memperpanjang masalah, Heejin langsung menurut begitu saja.
Hana menatap tajam pada Suji, "lo keterlaluan tau nggak! Disini lo cuman anak baru tapi lo semena-mena sama murid sekolah di s—"
"Suji anak direktur sekolah kalo lo lupa." sela teman Suji yang bernama Kang Soyoung.
Hana tersenyum kecut, lalu duduk di tempat nya semula.
"Kalah kan." kata Suji lalu beranjak pergi ke bangku nya lagi.
Ya, begitulah Suji yang baru sekolah beberapa hari namun sudah menjadi musuh para murid sekolah itu, dia selalu bertingkah semena-mena bahkan dia tidak sungkan untuk menindas siswa/i hanya karena ayah nya direktur sekolah.
Bahkan banyak yang merasa tidak nyaman setelah direktur sekolah di ganti oleh ayah nya Suji, sekarang peraturan di sekolah sangat ketat, bahkan siswa/i disana di perintah untuk patuh pada Kim Suji.
Jika saja mereka tidak butuh, mungkin mereka sudah membakar Suji hidup-hidup namun tidak semudah itu mereka mengambil keputusan, jika saja ada yang gegabah maka mereka juga bisa saja terancam, ayah nya Suji berkuasa. Dia kaya raya, dia memiliki segalanya.
Dua hari ini Jihoon juga sudah sekolah lagi namun dia tidak bebas bepergian kemana pun, karena Jihoon masih selalu di ikuti tiga bodyguard suruhan papa nya itu.
.....
Hehe makasih ( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine || JIHOON✔
Fanfiction"Pipipip calon mantu!" "Heejin cantik siapa yang punya?" "Park Jihoon tentunya." "Berisik!" "Ih kok galak, aku ngambek nihh. " "Ya bodo amat." Jangan lupa follow juga akun nya, kalo mau. Kalo gak yaudah gapapa.