Waktu itu mungkin terasa cepat bagi orang yang kerjanya cuman haha hihi doang terus galauin anak orang.
Namun, berbeda dengan wanita bernama Yoon Heejin yang merasa sangat lama bahkan untuk setiap detik, menit dan jam itu.
Tujuh tahun Heejin tinggal bersama keluarga nya di Jepang, kini Heejin beserta keluarga nya tinggal di tempat kelahiran Heejin bahkan sudah hampir satu minggu.
Heejin selalu mencari keberadaan Jihoon, Heejin merindukan pria itu yang sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Heejin tidak peduli jika semisal nya dia bertemu dengan Jihoon walaupun Jihoon sudah memiliki istri, yang dia inginkan adalah bertemu lagi dengan pria itu.
Lalu, bagaimana dengan Jihoon. Jihoon hampir gila karena Heejin yang menjadi beban di pikiran nya. Semenjak kepergian Heejin, sikap Jihoon berubah drastis karena Jihoon selalu mendapat kekangan dari papanya juga. Sikap Jihoon selalu nampak cuek, dingin bahkan kasar. Namun, itu tidak berlaku untuk orang-orang tertentu nya.
Sekarang pun, Jihoon sudah menjadi direktur di salah satu perusahaan papa nya. Jihoon menjadi direktur yang tegas, berwibawa dan juga di hormati setiap orangnya.
.
.
.
Malam kemarin di kediaman keluarga YOON, mengadakan pesta besar-besaran. Pesta itu di lakukan untuk merayakan Heejin yang berulang tahun untuk yang ke 23 tahun.
Pagi nya, Heejin di buat melamun karena semalam tiba-tiba Jaehwan datang ke kamar nya dan...
Flashback.
Jaehwan masuk ke kamar Heejin setelah dia mengetuk pintunya.
Heejin yang sedang membereskan beberapa kotak hadiah itu, Heejin menoleh pada Jaehwan yang sekarang lelaki itu duduk di kasur milik nya.
"Kenapa?" tanya Heejin masih sibuk dengan aktivitas nya.
"Papa ada temen kerja, katanya dia suka sama kamu dan mau lamar kamu. Kamu mau ya?" ucap nya.
Heejin menghentikan kegiatan nya, lalu Heejin menatap Jaehwan dengan ekspresi bingung. Kemudian Heejin pun terdiam
Jaehwan yang mengerti dengan perasaan Heejin pun langsung mendekat pada putri nya itu. "Katanya dia suka sama kamu udah dari lama, tapi baru sekarang dia pengen menjalin hubungan serius sama kamu." lanjut nya.
Heejin memejamkan matanya sekejap lalu membuang nafas kasar, "aku gak mau! Bilangin itu sama dia, kenapa dia gak nyari perempuan lain aja." bantah Heejin sengit.
"Papa tau, tapi kamu gak mau nikah apa. Kata mama juga kamu cocok nya udah punya suami, masa kamu cantik-cantik gini belum ada niatan pengen nik—"
"Keluar papa! Aku mau istirahat, papa juga mending tidur aja. Ini udah malam." Heejin mendorong tubuh Jaehwan hingga keluar dari kamar nya.
Flashback off.
Mengingat itu, tak terasa air mata Heejin menetes begitu saja.
"Kamu kenapa nangis?" tanya mama nya dan langsung membuyarkan lamunan nya, Heejin juga mengusap pipi nya yang basah itu dengan kasar.
"Enggak kok," jawab Heejin.
Mama nya itu menatap curiga pada Heejin.
Heejin yang sadar di tatap begitu pun merasa tidak nyaman, "apa sih ma, aku gak apa-apa." kata Heejin lalu tertawa hambar.
Hyesun mengiyakan saja, Heejin ini sangat sulit untuk di ajak curhat bersama.
"Btw, kemarin katanya papa mau kasih kamu hadiah, dia udah ngasih belum?" tanya Hyesun, sekarang mereka berdua tengah menyiapkan sarapan.
Heejin menggeleng pelan, "nggak tuh, emang mau ngasih hadiah apa?"
"Mama juga gak tau, tapi papa cuman bilang kalo dia mau ngasih kamu hadiah spesial katanya. Tapi gak tau apa itu." tutur Hyesun.
Heejin tertawa pelan, "kalo bohong, awas aja ya."
"Berani emang ke papa?" tanya Hyesun.
"Ya berani lah.
.
.
.
Di dalam, sedang ada keributan kecil karena salah satu sekretaris perempuan yang ketahuan menaruh sesuatu di minuman yang akan di berikan pada bos nya.
Wanita itu langsung di serang beberapa karyawan disana, karena melakukan hal tidak baik pastinya.
"Ada apa lagi ini?" suara itu yang selalu di takuti orang-orang saat di kantor, suara itu adalah Park Jihoon pemilik nya.
Beberapa orang disana langsung menundukan kepala nya, saat melihat wajah tegas dari seorang Park Jihoon ini.
"Tidak ada yang ingin menjawab hm?!" suara Jihoon mengidintimidasi, pasang mata Jihoon menatap bawahan nya satu-persatu.
"JAWAB!!" bentak Jihoon dengan suara keras dan juga tegas, dan itu membuat orang-orang disana langsung menciut karena takut.
"B- begini pak, dia." seorang buka suara lalu menunjuk sekretaris perempuan itu, "dia, memasukan sesuatu ke dalam minuman yang akan di berikan untuk anda." lanjut nya.
Mendengar itu Jihoon tertawa, "jangan terlalu kasar pada nya, saya juga sudah muak dengan semua tingkah laku nya. Dia akan saya pecat!" ucap Jihoon. Ucapan nya barusan membuat beberapa karyawan disana terkejut, apalagi dengan perempuan itu.
Perempuan itu langsung mendekat pada Jihoon."P-pak, jangan say—"
"Saya tidak butuh sekretaris yang kerja nya tidak becus! Seharian, kamu malah lebih sering menggoda saya. Saya tunjuk kamu untuk jadi sekretaris bukan untuk terus menggoda saya!" tegas Jihoon lagi, lalu Jihoon pun menoleh pada manajer nya yang bernama Yoshi ini.
Jihoon pun langsung mengeluarkan sebuah kertas dari tas nya, lalu dia berikan pada sekretaris perempuan itu.
"Mulai besok, kamu tidur saja di rumah. Paham?" kata Jihoon seraya memberikan paksa kertas itu.
Semuanya membisu, semua orang takut jika Jihoon sedang dalam mode serius.
"Ayo pergi." Jihoon melirik sekilas pada Yoshi, dan di angguki oleh Yoshi kemudian mereka pun pergi untuk acara pertemuan dengan teman baru Jihoon. Jihoon dan Yoshi adalah saudara, bahkan saat ini Jihoon yang di angkat sebagai direktur nya sedangkan Yoshi. Manajer pribadi nya Jihoon.
......
Ngebet tamat aku tuh😁
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine || JIHOON✔
Fanfiction"Pipipip calon mantu!" "Heejin cantik siapa yang punya?" "Park Jihoon tentunya." "Berisik!" "Ih kok galak, aku ngambek nihh. " "Ya bodo amat." Jangan lupa follow juga akun nya, kalo mau. Kalo gak yaudah gapapa.