You Are Mine ; 21

453 39 4
                                    



"Masa jagaian dia seorang aja kalian gak bisa?!" amuk Suji pada orang yang ada di seberang telepon nya.

"Gue juga gak tau kenapa dia bisa kabur, lagian bukan masalah dia nya yang sendirian tapi dia nya aja yang terlalu pinter!"

"Iya, dia pinter. Sementara kalian bodoh, pokonya gue gak mau tau. Kalian cari dia lagi sampe ketemu, percuma dong gue udah bayar kalian tapi ujung-ujung nya gini juga. Cepat cari sana!"

"Iya."

Telepon pun terputus, Suji mengusap wajah kasar. Lalu dia segera kembali ke kursi nya.

Suji harus menggertakan gigi nya kuat, Jihoon juga sudah tidak ada disana. Jihoon sudah pergi.

"Sialan!"






.

.

.

Di tempat lain. Jihoon melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, saat dia melewati jalan sepi. Jihoon menajamkan penglihatan nya ke arah depan, postur tubuh itu. Jihoon sangat yakin itu adalah Heejin.

Untuk apa Heejin berjalan sendirian di jalan sepi begini, pikir Jihoon.

Saat sudah dekat, Jihoon pun turun dari motornya, segera melepaskan helm nya dan menghampiri gadis itu.

"Heejin?!" panggil nya.

Saat namanya di panggil, Heejin menaikan pandangan nya.

"J-jihoon?" ucap nya dengan bibir nya yang bergetar itu. Heejin langsung menghamburkan tubuh nya pada Jihoon.

Jihoon membalas pelukan erat Heejin, Heejin menenggelam kan wajah nya di dada Jihoon dan langsung menangis sampai sesegukan.

"Jihoon, takut.. " lirih Heejin masih dengan suara parau nya.

"Kenapa lo ada disini? L-lo takut kenapa?" tanya Jihoon bertubi-tubi.

Heejin masih sesegukan di pelukan Jihoon, Jihoon yang masih mengerti dengan keadaan cewek itu, Jihoon hanya mengusap punggung Heejin untuk menyalurkan ketenangan.

Beberapa menit kemudian, Heejin pun mulai tenang bahkan melepaskan pelukan nya.

"M-maaf," kata Heejin menundukan kepala nya.

Jihoon menangkup dua pipi Heejin, lalu mengusap pipi Heejin yang masih basah itu, "kenapa? Ada yang nyakitin atau ada yang jahatin?" tanya nya.

Walaupun dalam keadaan gelap, Heejin dapat merasakan hawa Jihoon yang sangat mengkhawatirkan nya.

"G-gue di culik tadi, disana gue di pukuli bahkan gue hampir di lecehkan sama mereka. Gue takut Jihoon," ucap Heejin masih di iringi segukan nya.

Mendengar itu mata Jihoon langsung melebar, dan mulutnya tertutup rapat. "Siapa, siapa yang berani kayak gitu sama lo?!"

Heejin menggelengkan kepala nya, "gak tau, gue gak kenal sama mereka. Tapi tiba-tiba aja mereka nyekap gue, tapi untung nya gue bisa kabur." jelas nya.

"Tapi lo gak kenapa-napa kan?" tanya Jihoon cemas, Heejin menggelengkan kepala nya, "cuman ini bibir gue luka karena di pukul sama mereka." ucap Heejin.

Jihoon diam sejenak dan menatapi wajah Heejin.

Jihoon pun menghela nafas berat, "yaudah gak apa-apa, biar gue yang urus itu, sekarang ayo pulang ini udah malem banget. Nanti lo kenapa-napa lagi, ayo." Jihoon menarik tangan Heejin.

Namun, "jangan sampe depan rumah ya." ucap Heejin menghentikan langkah Jihoon.

Dahi Jihoon mengerut, "udah lah, ayo." Jihoon tidak peduli ucapan Heejin, dia segera menarik tangan Heejin.

You Are Mine || JIHOON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang