You Are Mine ; 6

555 44 0
                                    

Setelah pelajaran terakhir selesai, semua siswa/i berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Beberapa ada yang naik motor, mobil pribadi, ada yang di jemput, ada juga yang menaiki kendaraan umum seperti taksi atau pun bus.

Sedangkan Heejin, lagi-lagi dia belum pulang karena dia anak baru di sekolah. Jadi selama seminggu, dia akan di tugas untuk mengantarkan buku-buku ke perpustakaan. Karena Heejin anak yang baik dan juga dapat memahami peraturan, jadi dia tetap melakukan nya dengan senang hati.

Saat Heejin keluar dari kelas, dia agak kesusahan membawa buku-buku itu yang karena banyak dan juga berat.

Seorang cowok menghampiri nya dari belakang. "Hai."

Suara halus itu hampir saja membuat Heejin mengumpat karena kaget, suara berat nya yang membuat nya terlonjak kaget pasalnya.

Heejin menoleh pada cowok itu.

"Butuh bantuan? Sini, bagi dua. Biar gak berat-berat amat." katanya, cowok itu langsung merebut beberapa buku dari pelukan nya bahkan yang dia ambil lebih banyak.

Mereka pun berjalan beriringan menuju perpustakaan.

"Kenalan dulu lah ya, kenalin nama gue Kanemoto Yoshinori. Panggil Yoshi aja, biar gak ribet." ujar nya, cowok bernama Kanemoto Yoshinori  itu tersenyum simpul.

"Gue, Yoon Heejin." jawab Heejin seraya membalas senyumnya.

Yoshi mengangguk mantap, mereka pun mengobrol kecil seraya berjalan menuju perpustakaan itu.

"Lo belum pulang? Kenapa?" tanya Heejin, saat mereka sudah tiba di perpustakaan dan langsung merapihkan buku-buku itu di rak tempat nya semula.

"Kalo mau, gue pengen ngajak lo pulang bareng. Sama tadi, gue juga ada tugas dulu." kekeh Yoshi, Heejin tertawa pelan.

"Iya kah?" katanya, dan Yoshi pun mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai merapihkan buku-buku itu, mereka langsung keluar dari perpustakaan. Mereka masih mengobrol kecil bahkan mereka tertawa di sela-sela obrolan nya.

Dan, tanpa mereka sadari. Sepasang mata terus memperhatikan mereka, sejak Heejin dan Yoshi keluar dari kelas. Dia oknum bernama Park Jihoon pasti nya, daritadi Jihoon memang belum pulang karena dia ada rencana untuk mengajak Heejin pulang bersama, sekalian pedekate juga sih.

Jihoon menggertakan gigi dan juga mengepalkan tangan nya, Jihoon betulan emosi.

Namun, yang terjadi sekarang malah membuat rasa cemburu di benak Jihoon berkobar, padahal Heejin bukan siapa-siapa nya namun rasanya begitu sesak saat melihat Heejin tertawa lepas bersama dengan Yoshi.

Tidak mungkin kan, jika Jihoon harus bersikap seperti Yoshj. Jelas karena mereka itu berbeda, Yoshi ya Yoshi. Jihoon ya Jihoon.

Lagipula tidak perlu menjadi seperti orang lain, semua orang memiliki pesona masing-masing kan.

Jihoon masih mengikuti langkah kedua orang itu, bahkan sampai mereka ke parkiran. Dan sekarang Jihoon harus beraksi, dia tidak akan membiarkan Heejin pulang bersama Yoshi, apapun yang terjadi. Heejin harus pulang dengan nya. Padahal Yoshi juga sahabat Jihoon sendiri.

.

.

.

"Seriusan lo mau nganterin gue?" tanya Heejin pada Yoshi yang sedang mengaitkan, pengait helm nya.

Yoshi mengangguk mantap, "iya lah." jawab nya, tangan Yoshi ter ulur memberikan helm satu nya lagi pada Heejin. Namun.

Sret!

Sebelum Heejin meraih helm itu dari tangan Yoshi, tangan nya sudah di tarik oleh Jihoon.

"Pulang nya sama gue aja." ucap dingin Jihoon.

Heejin mengerutkan halis nya menatap Jihoon, "apa-apaan lo! Gue mau pulang sama Yoshi." jawab ketus Heejin, Heejin berusaha melepas cekalan tangan Jihoon di tangan nya.

Jihoon dan Yoshi saling beradu tatapan tajam, lalu Yoshi juga mencekal tangan Heejin satu nya lagi.

"Heejin mau pulang nya sama gue," ucap Yoshi tak mau kalah.

Jihoon tidak memperdulikan ucapan Yoshi, Jihoon menatap Heejin lagi. "Lo pulang bareng gue, atau pergelangan tangan lo memar." ucap nya tegas.

Heejin bingung, Heejin menatap Jihoon dan Yoshi bergantian. Tatapan Jihoon beneran tidak bersahabat sekali, berbeda dari biasanya. Tatapan Jihoon kali ini benar-benar sangat tajam, bahkan Heejin di buat menciut hanya dengan tidak sengaja matanya bertemu dengan tatapan mata elang dari Jihoon.

"O-oke, gue pulang sama lo." kata Heejin lalu menepis pegangan tangan Yoshi, "Yos, lain kali aja ya kita pulang bareng." ucap nya merasa bersalah.

Yoshi memalingkan wajah nya sekilas lalu Yoshi pun mengangguk, dan Yoshi langsung menghidupkan mesin motor nya, kemudian Yoshi pun segera pergi dari tempat itu.






.

.

.

Sebenarnya Heejin sangat kesal dengan sikap egois Jihoon, kenapa pula dia memaksa nya untuk pulang bersama. Sudah di bilang, Heejin tidak mau mengajak cowok ke rumah nya, karena tentu saja Heejin menjaga harga dirinya sebagai perempuan.

Heejin selalu belajar, untuk jangan membawa sembarang laki-laki ke rumah nya. Jika tidak, dia akan di ancam oleh papa nya.

"Jangan nganterin gue, sampe depan rumah gue!" ketus Heejin menatap sebal pada Jihoon.

"Kenapa?" tanya Jihoon penasaran.

Heejin merotasikan bola matanya, "kalo di bilang jangan, ya jangan Jihoon. Lo juga barusan maksa gue buat pulang bareng sama lo, dan gue sekarang maksa lo buat jangan nganterin gue sampe ke depan rumah gue." balas Heejin masih dengan nada bicara ketus.

Jihoon menganggukan kepala nya, "oke, tapi sekarang jangan pulang dulu ya. Gue pengen ngajak lo ke—"

"Gak! Gue nolak, gak mau. Kalo emang lo niat mau nganterin, anterin aja jangan malah mau ngajak gue kemana-mana." potong Heejin.

Senyum Jihoon luntur seketika, ternyata memang sulit untuk mendekati Heejin. Semuanya sungguh di luar alur.

"Jadi nggak?!" Heejin menepuk pundak Jihoon, hingga membuat lamunan Jihoon langsung buyar karena tepukan Heejin yang lumayan kuat.

"Kalo enggak, gue turun nih." kata Heejin hendak turun lagi dari jok motor Jihoon.

"Iya, iya jadi." Jihoon langsung menghidupkan mesin motor nya. "Pegangan, kejengkang nanti, gue yang repot." lanjut nya.

Heejin menghela nafas, Jihoon adalah cowok yang banyak mau nya.

"Gak mau!" jawab Heejin angkuh.

"Pegangan, apa susah nya sih!" Jihoon langsung menarik kedua tangan Heejin sehingga langsung membuat tangan Heejin memeluk pinggang Jihoon, karena terkejut, Heejin langsung terpaku. Jantung nya seketika berdetak tak karuan, tolong. Tubuh nya sangat menempel dengan punggung Jihoon saat ini.

Jihoon tersenyum puas di balik helm full face nya itu, setelah itu Jihoon pun langsung melanjukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Itu membuat Heejin sedikit ketakutan dan memeluk Jihoon dengan erat.

Meski harus di paksa dulu, Jihoon sekarang merasa senang dan puas karena Heejin tetap mau di antar pulang oleh nya. Sedikit-sedikit aja dulu, nanti juga Heejin yang mungkin akan memaksa nya untuk mengantarkan nya pulang. Lagi-lagi, pede aja dulu, di tolak? Itu urusan belakangan.












......
Thanks 😘

You Are Mine || JIHOON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang