Tok tok tok
"Assalamu'alaikum," ucap Langit setelah mengetuk pintu dari jati itu sembari menunggu pemilik rumah membukanya. Ini sudah rumah ke tujuh yang dikunjunginya hari itu untuk menginformasikan akan adanya sosialisasi pemasaran digital yang merupakan salah satu program KKN mereka di Desa Mekar Sari untuk membantu UMKM masyarakat desa.
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum." Pria itu kembali mengetuk pintu untuk kedua kalinya lantaran pintu tak kunjung dibuka.
"Ada orangnya gak sih? Skip aja deh kalau gak ada. Udah siang. Haus aku," keluh Bayu. Pria berewok dari Teknik Mesin.
"Nilai maunya A, jalanin tugas sulit. Gimana sih?"
"Iya, iya ... mahasiswa kesayangan dosen dan koordinator KKN teladan dari Universitas Dharma Bangsa."
Tiba-tiba Bayu mendekat dan hendak mengintip melalui kaca jendela hitam rumah itu, tapi buru-buru ditahan Langit.
"Ngapain kamu, Bayu?"
"Mastiin pemilik rumah ada atau gak ada."
"Gak boleh, Bayu. Adab dalam Islam kalau kita ke rumahnya orang, salah satunya gak boleh ngintip."
Bayu memasang wajah kecut. "Langit, aku nih lagi haus. Butuh air. Bukan butuh ceramah." Dia mengurungkan niat.
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum." Langit kembali mengetuk pintu untuk ketiga kalinya, tapi tetap tak ada sahutan.
Bayu yang kesal langsung mengangkat tangan hendak menggedor pintu rumah itu, tapi pundaknya buru-buru ditahan Langit. "Ngapain, Bayu?"
"Kamu ketuknya kurang kuat, Langit. Gak menunjukkan ketukan pintu mahasiswa teknik sejati." Bayu berapi-api.
Langit sampai cengo. "Ketuk pintu itu memang gak boleh kayak mau ngerusakin pintu rumah orang lain. Gak boleh sampai mengganggu yang punya rumah. Ketuk pintu yang sewajarnya aja. Kalau udah tiga kali diketuk tapi gak dibukain juga, kita harus pergi. Karena dalam Islam cuma boleh tiga kali ketuk pintu rumah orang."
"Hah ...." Bayu sampai menghela napas malas. "Terus apa lagi adab ke rumah orang yang harus aku tahu biar menjadi tamu yang beradab?"
Langit malah berpikir Bayu tertarik dengan pembahasannya. "Ada lagi, kalau ketuk pintu, kita ngadepnya ke samping atau menundukkan pandangan. Gak langsung hadap pintu, karena khawatir yang punya rumah pas buka pintu dalam keadaan yang gak siap, auratnya masih terbuka atau privasi dalam rumahnya yang gak ingin kita ketahui malah terlihat saat buka pintu, dan lainnya."
"Langit ... Langit ... Aku cepet pintar kalau bergaul sama kamu. Udah ah, ayo pergi." Bayu bosan sendiri.
Baru saja hendak melangkah, keduanya berhenti lantaran dikagetkan dengan bunyi pecahan kaca yang cukup besar dari dalam rumah.
"Eh? Apa itu Langit?"
"Ada rampok?"
Masih berdiri penuh tanya dan dilema akan melakukan apa, tiba-tiba pintu dibuka dengan perlahan dan seorang gadis muncul sambil menunduk dalam. Anakan rambut sepunggungnya yang dibiarkan terurai tanpa diikat itu sampai menutupi wajahnya.
"YA ALLAH ...." Bayu kaget sendiri dengan penampilan menakutkan gadis itu sebelum disenggol pelan oleh Langit agar bersikap sopan.
"A-ada perlu apa?" tanya gadis itu sedikit gagap dan suaranya terdengar sangat pelan.
Bayu menatap Langit memberikan isyarat agar bicara.
"Oh ... maaf, Mbak. Kami mahasiswa KKN dari kantor desa. Mau membagikan selebaran kegiatan kami. Mohon berkenan hadir." Langit menyodorkan selembar kertas yang ada di genggamannya.
Perlahan gadis itu menyodorkan kedua tangan hendak mengambil selebaran itu, tapi tak sengaja Langit dan Bayu menangkap tangan putih gadis itu terdapat beberapa memar yang memerah bahkan membiru.
Sontak kedua pria itu mendongkak dan lebih terkejut mendapati wajah gadis itu yang sedikit terlihat di balik anakan rambut. Terdapat beberapa memar bahkan luka di samping bibir.
"Mbak? Apa yang terjadi sama--"
Belum selesai Langit menyelesaikan pertanyaannya, gadis itu sudah mengambil selebaran yang disodorkannya itu dan berlari masuk ke dalam rumahnya sebelum menutup pintu dengan cepat. Meninggalkan Bayu dan Langit yang masih berdiri penuh tanya.
"Mbak itu ... kenapa, Bayu?" tanya Langit dengan ekspresi khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekapan Langit (TAMAT)
Spiritual📚 Part Lengkap #Karya 15 Tak seperti kisah putri dalam dongeng yang dijemput oleh pangeran dari kerajaan yang kaya raya. Mentari yang kerap disiksa oleh Tante Arumi dan saudara sepupunya itu dijemput oleh Langit. Mahasiswa Teknik Sipil yang KKN di...