Bayu tengah duduk di sebelah Awan di kursi yang berada di koridor rumah sakit sambil mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi. "Bingung aku, Langit. Mentari gak mau laporin tantenya ke polisi. Terus nanti setelah dia diobati sama dokter, dia bakal kembali ke rumah itu? Terus disiksa lagi? Apa dia nunggu ajalnya tiba baru sadar, bahwa dia memang gak seharusnya tinggal dengan manusia kayak tante dan sepupunya itu? Aneh banget sama orang-orang kayak dia. Udah jelas-jelas disiksa, tapi gak mau menolong dirinya. Apa dia gak sayang sama dirinya sendiri?"
Langit terdiam sambil termenung. Tak tahu harus menjawab apa.
"Kita tinggal sepuluh hari di sini. Masih ada hal-hal yang harus kita lakuin. Kita juga gak bisa selalu nolongin dia dan jaga dia kayak gini."
"Harus ada orang yang nolongin dia biar gak tinggal lagi di rumah itu," ujar Bella.
"Ya ... tapi gimana mau nolongin dia, kalau dia sendiri gak mau nolongin dirinya sendiri?" Karina sedikit kesal.
Langit menoleh ke arah ketiga temannya itu. "Aku akan bawa dia ke kota."
"HAH?" Ketiga temannya terkejut.
"Jangan gila kamu, Langit! Kita ini semuanya mahasiswa. Biaya masih dari orang tua. Kamu jangan macem-macem deh!" Bella tampak tak suka.
Bayu mengangguk mendukung perkataan Bella. "Bener, Langit. Lagian kamu mau suruh dia tinggal di mana? Gak mungkin kan satu kos sama kamu. Bahaya tahu. Apa kata orang? Kamu suka ke kajian, tapi tinggal bareng cewek di ruangan yang hanya ada satu ranjang?"
"Kecuali kalau kamu nikahin dia mah lain cerita," ucap Karina bermaksud bercanda.
Tak disangka Langit malah membalas dengan sahutan, "Aku siap nikahin dia."
"HAH?!"
Bella bangkit dari posisi duduk. "Gila kamu, ya, Langit! Nolong orang sih boleh, tapi jangan kelewatan gini dong! Kalau ada seratus cewek yang mengalami kejadian serupa, apa harus kamu nikahin semuanya dengan maksud nolongin mereka?"
Langit berusaha tetap tenang. "Mentari dalam keadaan darurat, teman-teman. Aku lebih bersalah ketika membiarkan dia kembali ke rumah tantenya. Lagipula tinggal sepuluh hari. Aku bisa bawa dia ikut sama aku."
Bayu menggeleng. "Gak, Langit! Gak bisa! Kamu pikir nikah itu gampang?! Kamu lihat kan temen-temen kita yang ikut kajian baru sebulan terus buru-buru nikah muda? Kamu lihat? Ada yang cerai dan putus kuliah sampai ninggalin kajian bahkan ninggalin shalat. Nikah tuh sesuatu yang kompleks banget. Mengenai tanggung jawab, komitmen, dan lainnya. Aku denger dari temen kamu, kamu tuh diprediksi bisa lulus tepat waktu, kenapa kamu cari masalah yang membuat kamu kehilangan fokus dengan kuliahmu?"
"Bayu? Ada juga yang berhasil nikah muda."
"Tapi kamu gak lihat kisah mereka di belakang layar aja, Langit. Kamu anggap mereka bahagia, karena mereka gak pernah mengeluh di hadapan kamu."
"Aku gak ada pilihan selain nolongin Mentari. Aku bisa aja bawa dia ke daerahku untuk tinggal dengan ibuku, tapi itu gak mungkin karena beberapa hal. Ibuku gak akan izinin itu. Jadi sebaiknya dia tinggal sama aku."
Karina ikut berdiri dengan wajah kesal. "Kalau ibu kamu gak mau tinggal bersama Mentari, apa kamu pikir ibu kamu bakal izinin kamu nikahin gadis desa yang gak jelas asal-usulnya?!"
Langit tak percaya Karina akan mengatakan hal itu.
"Menikah itu sesuatu yang serius. Butuh banyak kesiapan. Kamu harus menanggung resiko yang gak mudah kalau kamu nikah dengan kondisi masih mahasiswa kayak gini. Sahabat SMA-ku yang memilih menikah saat mahasiswa sampai depresi, karena dia dan suaminya sama-sama kuliah dan harus bagi waktu jagain anak. Kapan jagain anak, kapan kerja untuk membiayai kehidupan, kapan kuliah, kapan kerja tugas, dan belajar. Ini gak mudah, Langit. Kamu pikir panjang dong sebelum memutuskan sesuatu! Kita dikit lagi skripsi lho. Kamu mana ada waktu ngerjain skripsi sambil kerja menafkahi istrimu? Kalau kamu mau minta sama orang tua, apa gak malu bebanin orang tuamu yang udah susah payah biayain kamu dan harus susah payah juga biayain perempuan asing yang datang dalam kehidupan kamu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekapan Langit (TAMAT)
Spiritual📚 Part Lengkap #Karya 15 Tak seperti kisah putri dalam dongeng yang dijemput oleh pangeran dari kerajaan yang kaya raya. Mentari yang kerap disiksa oleh Tante Arumi dan saudara sepupunya itu dijemput oleh Langit. Mahasiswa Teknik Sipil yang KKN di...