18

1.1K 94 7
                                    

Lisa akhirnya membuka pintu dan memusatkan pandangannya pada Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa akhirnya membuka pintu dan memusatkan pandangannya pada Jennie. "Sungguh kejutan, gadis-gadis, masuklah" Dia membuka pintu sepenuhnya untuk membiarkan mereka masuk.

"Hai Lim, selamat pagi, dimana Jisoo?" Rosé menyapanya dengan ramah.

"Em pagi, dia ada di kamarnya, sepertinya dia mau mandi atau apalah" Lisa menjawab dengan senyum gugup. "Tunggu di sini, aku yakin dia tidak akan lama"

"Baiklah" Rosé hendak duduk di sofa tapi melihat tatapan yang diberikan Jennie pada Lisa membuat dia lebih memilih lari ke dapur.

"Nini..." Lisa menghampiri kekasihnya yang terus memandanginya sejak kedatangannya. "Apa kabar?"

"Baik, Sayang" jawab Jennie, mendekat untuk mencium pipi Lisa. "Aku rindu kamu"

"Aku juga" bisik Lisa menjawab dengan sedikit senyum. "Jadi, bagaimana pestanya?"

"Pesta?" Jennie bertanya sambil mengangkat alis. "Pesta yang mana?"

"K-kemarin kamu memberitahuku melalui pesan bahwa kamu akan pergi keluar, makanya aku berasumsi kamu akan pergi ke pesta" Dia menjawab dengan gugup. "J-jadi kamu tidak pergi ke pesta mana pun?"

"Itu bukan pesta, melainkan acara bisnis yang Ayahku memaksaku untuk hadir" Dia
menjelaskan sambil duduk di sofa. "Dan kamu? Kamu bilang kamu pergi bersama Jisoo, bagaimana?"

"Ah ya itu hanya jalan-jalan biasa, aku lebih suka pergi keluar bersamamu, Nini" Lisa mengaku, berusaha menghindari tatapan Jennie. "Aku tidak bohong, kami hanya makan dan langsung kembali ke rumah..."

"Kemarilah" Jennie menepuk sisi sofa, mengisyaratkan dia untuk duduk di sebelahnya.

"Kamu tidak apa apa, kan?" Lisa bertanya begitu dia mendapati dirinya duduk di sebelahnya. "Kamu agak aneh"

"Semuanya baik-baik saja" gumam Jennie sambil menyandarkan kepalanya di bahu pacarnya. "Aku hanya sedikit pusing, kemarin aku minum terlalu banyak"

"Dengan siapa kamu tadi malam?" Lisa bertanya dengan perasaan tidak aman dan jengkel yang sama seperti yang dia rasakan saat melihat Jennie bersama laki-laki itu. "Selain Rosé"

"Ayah memaksaku untuk pergi dengan seorang laki-laki" Dia menjawab dan merasakan bagaimana pacarnya menjauh darinya. "Aku sudah menjelaskan pada V bahwa aku telah bersama seseorang, bahwa aku sangat mencintaimu"

"Bagaimana perasaanmu jika aku memberitahumu bahwa aku pergi berkencan dengan seseorang juga?"

"Aku mungkin akan mati karena cemburu" Jennie mengaku dengan mata tertunduk. "Apa kamu marah?"

"Sedikit" jawab Lisa, berusaha terdengar acuh tak acuh. "Aku tidak ingin kamu dekat dengannya lagi"

"Kalau begitu, aku tidak akan menemuinya lagi"

Mereka terdiam selama beberapa detik sampai Lisa menghela nafas berat sambil menatap Jennie. "Nini, terima kasih. Terima kasih karena sudah berada di sisiku, dan bisa menahan amarahku yang buruk ini" Lisa bergumam dengan mata berkaca-kaca. "Aku sangat mencintaimu"

You Are Not a Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang