Bonus Chap (2)

670 92 32
                                    


Paginya Sunoo bangun dengan sisi kanan tempat tidurnya yang sudah kosong. Tangannya mencari-cari sosok Heeseung untuk dia sentuh lagi, sampai mata beratnya harus dia buka paksa untuk memastikan memang Heeseung nggak ada disana. Helaan kecil terselip dari bibirnya. Padahal niatnya tadi kalo bangun bisa lihat Heeseung dulu, dapat morning kiss terus baru mulai harinya. Nyatanya rencana jarang yang memenuhi ekspektasi.

Sunoo sebenarnya masih mengantuk. Semalam dia lupa jam berapa akhirnya mereka beneran tidur. Yang dia ingat, mereka banyak menghabiskan malam dengan berciuman. Sunoo sentuh tanpa sadar bibirnya yang masih bisa mengingat setiap sentuhan dari bibir Heeseung. Senyum malunya timbul. Kalo dipiki-pikir, Sunoo yang paling liar banget semalam. Bahkan sampai Heeseung memgantuk pun dia masih berinisiatif memagutkan kedua bibir mereka.

Tolol banget. Keliatan kan gue sangean.

Sunoo memukul pelan kepalanya seolah memberi hukuman untuk tindakan beraninya semalam.

Pintu dibuka tanpa di ketuk. Heeseung muncul disana terlihat segar dengan kaos putih yang dia timpa dengan kemeja flanel biru langit berlengan panjang, dengan bawahan jeans yang sama dengan yang dia pakai kemarin.

"Balik sekarang banget ?" Tanyanya dengan suara masih parau dan malas.

"Mau nganter bunda dulu ke makamnya ayah." Balas Heeseung menghampiri Sunoo setelah menutup pintu. Dia duduk disebelah kepala Sunoo yang masih terebah. Keliatan banget malesnya Sunoo dari cara menggeliat dekatkan tubuhnya ke Heeseung lalu rebahkan kepalanya diatas salah satu paha Heeseung. "Mau ikut nggak ?"

Sunoo menggeleng. "Gue nggak kenal sama ayah lo."

Matanya kembali dia pejamkan. Sunoo bisa rasakan setelahnya jari-jari panjang Heeseung mengusap kepalanya, bermain dengan rambutnya.

"Nanti gue kenalin sama ayah. Sekalian minta restu. Kali direstui sampai nikah."

Reflek Sunoo pukul paha Heeseung kesal dengan candaannya. "Nggak usah bercanda masih pagi."

"Serius gue "

"Terserah deh. Tapi gue nggak ikut. Biar lo sama bunda aja, biar bunda nyaman." Sunoo geser sedikit kepalanya untuk bisa mendongak melihat Heeseung.

"Bunda ada lo juga nyaman. Malah bunda yang nyuruh gue bangunin lo biar ikut."

Mata berat Sunoo kita terbuka sepenuhnya. "Serius kak ?"

"Kalo nggak percaya tanya bunda langsung deh. Makanya bangun, mandi, terus sarapan. Bunda juga masih ngurus kakek jadi masih ada waktu."

"Tapi beneran gapapa ?" Masih juga dia ragu.

"Kalo lo nggak mau ya gapapa biar nggak overthinking sendiri. Nanti lo nggak nyaman kalo perginya dipaksa. Tapi gue sih pengen lo ikut." masih ada nada memohon disana.

"Iya, mau ikut." Sunoo dudukkan tubuhnya dengan malas.

Jawabannya dengan suara masih terdengar malas membuat Heeseung merasa gemas sendiri. Apalagi ketika dia tekuk bibirnya yang membuat bibir bawahnya yang tebal dan fluffy itu menggoda untuk dicium. Heeseung ambil kesempatan untuk mencium Sunoo sebelum dia beranjak bangun. 

"Nanti dilihat bunda." Sunoo pukul pelan bahu Heeseung karena kaget tapi yang dipukul malah tertawa.

"Semalam aja rakus banget lo makan gue." goda Heeseung yang langsung dapat lirikan sadis Sunoo.

Siapa bilang dia nggak mau ritual morning kiss dulu. Masalahnya itu pintu kamarnya terbuka lebar sekali. Dikepala Sunoo itu, rasa segan dan takutnya ke bunda masih besar sekali. Kalimat bunda yang minta dia untuk berhati-hati benar-benar membuat Sunoo menjaga sekali sikapnya di depan umum, di depan bunda khususnya. Ini masih area bunda, harus jaga sikap. Kalo saja pintu kamar itu ditutup, sudah Sunoo lahap balik dia Heeseung itu. Nggak mau sebentar, mau sampai sesak nafas kalo perlu.

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang