(Tiga puluh tiga)

10 0 0
                                    

Diruang serba putih, Sekarang terdapat gadis yang memiliki rambut pendek dan wajah yang dibilang cukup pucat. Ia tersenyum saat melihat lima orang yang sudah tega meninggalkan dirinya.

"Gue ikut ya" Gadis yang memiliki umur yang sama dengan dirinya menggeleng, dia berada ditengah-tengah keempat Abang salsa.

"Jangan dulu, belum saat nya sal" Salsa tersenyum miring dan mengusap air matanya dengan kasar.

"Kenapa Lo tega ninggalin gue sendirian?" Bila hanya tersenyum dan maju sambil memegang tangan sahabatnya yang telah ia tinggal sendiri didunia.

"Maaf....tuhan ga ngasi kesempatan buat gue wujudin mimpi kita dan nempatin janji gue. Masa gue udah habis sal, terima ya. Jangan egois, dan maaf gue gabisa nempatin janji dan wujudin mimpi yang kita buat bareng. Jangan nyerah dulu ya, ini belum saatnya Lo ikut kita. Bahagia dulu didunia, baru kita jalan bareng diakhirat. Jangan sedih berlarut-larut, ada rizwan yang selalu bareng Lo" Salsa menggeleng, apa maksud bila. Belum saatnya? Lalu untuk apa dia hidup? Jika semua mimpinya saja sudah tidak ada gunanya diwujudkan.

"Gue udah gaada gunanya bil, buat ngelanjuttin hidup ini"

"Kata siapa? Lo belum berhasil nyembuhin mental orang kan? Cita-cita Lo yang katanya mau nyembuhin mental orang yang rusak kan? Psikolog salsa....." Tersenyum sambil menjeda ucapannya.

"Ayoo bangkit lagi, dunia masih butuh Lo. Nama Lo belum terukir di jas psikolog yang mau Lo pake, masi banyak mental rusak yang harus Lo sembuhin" Salsa tersenyum miris dan terus mengeluarkan air matanya.

"Gue udah gaada semangat hidup, bil. Lo semua tega ninggalin gue sendiri didunia yang dibilang udah ga menginginkan gue" Dadanya terasa sesak kerena banyak menangis.

"Bertahan ya,  dunia belom liat Lo bahagia. Gue pergi maaf belum sempat menempati janji" Salsa menggeleng lemah, bila memberi senyum terakhirnya untuk sang sahabat yang sudah ia tinggal sendiri didunia.

"Gue sama siapa?"

"Ada rizwan" lirih bila bersama keempat Abang salsa.

"Abang, salsa ikut" ia berjalan mengikuti mereka namun hanya senyum dari kelimanya yang salsa dapat.

hidup lagi? lelah tuhan. Jatuh dengan badan yang tersungkar dan memandang punggung mereka berlima yang sudah tak terlihat.





...........................................................................

"Permisi" suster itu mengeluarkan suaranya dengan pelan, sambil membangunkan Rizwan yang sedang memejamkan mata dikursi tunggu.

Mendengar ada suara ia bangun, "kenapa sus?" tanyanya langsung tanpa berbasa-basi.

"temennya pasien ya?" dijawab anggukan, suster itu tersenyum. "pasien sudah sadar, tapi belum bisa terlalu banyak diajak bicara. jika anda ingin menjenguk pastikan pasien tidak diajak bicara terlalu banyak ya?, kalo begitu saya permisi mari" Rizwan hanya mengangguk dan memandang pintu yang ada didepannya.

gadis yang 2hari ia tunggu sekarang sudah sadar, Rizwan tak sabar untuk melihat wajah cantik itu. ia mengukir senyum dan mulai memasuki ruangan yang berbau obat itu. senyumnya semakin lebar saat melihat salsa yang sudah membuka matanya dan melihat ia berjalan kearahnya.

Rizwan duduk dikursi yang tersedia samping bankar dan mengukir senyumnya dengan tulus. "haii" ucapnya pelan sambil memegang tangan dingin itu. "tidurnya nyenyak?" tanyanya dengan nada yang begitu lembut dan halus, salsa hanya membalas dengan senyum getir dan kembali menatap langit rumah sakit dengan tatapan kosong.

"kenapa?" itu suara salsa, suara yang begitu paruh dan tidak bertenaga.

"kenapa apanya, sal?" Rizwan samasekali tidak melihat kearah lain, selain ke wajah yang pucat didepannya. sudah 2hari tidak ada senyum diwajah itu.

"kenapa aku harus hidup lagi? aku cape ka" salsa menghadap kearah Rizwan sambil berderai air mata. Rizwan tersenyum dan mengusap air mata yang membasahi pipi tirus itu.

"stttt, gabolee gitu. impian kamu masih banyak, masih ada aku, cape bisa istirahat dan nyerah bukan solusinya, sal" Rizwan mencium tangan itu dengan lembut dan cukup lama. "jangan lakuin hal gila kaya gitu lagi ya? aku takut ditinggal kamu" ucapnya pelan sambil membelai lembut rambut salsa.

"mata kamu sembab, kamu nangis ya?" Rizwan hanya mengangguk dan tersenyum manis sambil terus mencium tangan milik salsa. "ka, aku udah gapunya siapa-siapa kecuali kamu sama tuhan, jangan pernah tinggalin aku ya?" senyum begitu lebar dan manis yang baru pertama kali salsa liat, indah.

"gaakan, aku gaakan ninggalin kamu. makanya jangan ngelakuin hal gila lagi ya, nanti yang jadi istri aku siapa" ucapnya dengan senyuman yang tidak luntur diwajahnya.

"Semoga kamu gak bikin aku kecewa juga ya" Rizwan hanya mengangguk dan tersenyum.

"mau minum?" tawarnya dan hanya mendapat gelengan dari salsa.

"aku mau istirahat, bisa tinggalin aku sebentar?" senyum Rizwan luntur begitu saja, padahal dirinya masih ingin memandang lama wajah itu tapi yasudah lah . Rizwan mengangguk dengan berat hati dan memberi senyumnya lagi. "makasih ya" hanya anggukan dari Rizwan, sebelum keluar Rizwan mencium kening salsa cukup lama dan setelahnya ia memberi senyum dan keluar dari ruangan itu.

"terimakasih, sudah datangkan dia dihidup saya tuhan." sambil menatap langit rumah sakit dan air mata yang terus berderai. "ternyata aku masih layak dicintai ya? makasih tuhan" memejamkan matanya dan tersenyum getir yang tak dilihat oleh siapapun.
















👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻

lama bngt gw ga update WKWK.

bingung anjaii, segitu dulu ahh pucingg😓😓.





PAPAYYYYY🐯🐯🐯.

about life salsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang