(tujuh belas)

9 1 0
                                    

salsa meletakan kartu nama itu dicesing hpnya,ia mulai membalikkan badannya kearah pintu dan pintu terbuka menampilkan rizwan dan juga bila masuk kedalam kamar itu,bila mengulas senyum saat tau salsa tidak menangis lagi walaupun matanya masih tetap sembab.

"bil gue mau pulang"ujarnya kepada bila yang berdiri disamping bankar salsa,rizwan berdiri dihadapan salsa dengan tangan yang dimasukkan disaku celana.

"ini udah malem sal,tidur dulu besok kita pulang ya"jawab bila sambil menggenggam tangan salsa,salsa hanya diam dan mengarahkan kepalanya kearah rizwan berdiri.

"lo pulang aja gue udah ada bila,gue gamau ngerepotin lo lagi"ucap salsa membuat bila kaget ia mengusir orang yang telah menyelamatkan nyawanya.

"sal jangan kaya g-"ucapan bila terpotong saat rizwan membuka suara.

"jaga dia ya"ucapnya pada bila dan mengambil hoodie dan juga tasnya,sebelum pergi rizwan menghampiri salsa dan mengusap surai rambut salsa. "makan dari kemarin lo belum makan"ujar rizwan dan pergi meninggalkan mereka berdua,bila kaget bukannya rizwan itu anak yang terkenal pendiam disekolah tapi kenapa bisa kenal dan seperti dekat dengan sahabatnya,aneh.

"lo kenal dia darimana"tanya bila kepada salsa yang mulai menidurkan badannya.

"gue kerja di kafenya dia"jawab salsa dan membuat bila kaget.

"ha?,jadi kafe itu milik rizwan?"tanya bila dan dijawab anggukan dari salsa. "yaudah istirahattin badan lo,besok kita pulang ya"ucapnya dan dibalas senyum yang terlihat masih getir diwajah salsa,bila tersenyum keadaan sahabatnya sudah membaik,syukurlah.





Rizwan mengendarai montornya dengan kecepatan sedang,hatinya memang tidak mau pulang dari rumah sakit itu tapi kakinya memaksanya untuk pulang,ia takut terjadi apa-apa kepada salsa,besok ia harus menjemput gadis itu.ia binggung kenapa seperduli ini dia kepada salsa,mungkin hanya kasian belaka dan itu juga masih menjadi tanggungannya kerena salsa karyawan dikafennya,tidak ada maksud lain.mungkin.




beberapa saat akhirnya rizwan sampai didepan rumah dan langsung memasukkan montornya ke bagasi,turun dari montornya dan meletakkan helmnya diatas montor,setelahnya ia berjalan menuju pintu dan membuka pintu rumahnya,ia disambut oleh sang ayah yang sedang melakukan pekerjaan di laptopnya,ia mengahampiri sang ayah yang sedang fokus kepada layar laptop itu.

"malam yah"ucap rizwan dan membuat pramudika menoleh kearahnya.

"darimana kamu"tanya pramudika.

"jengukkin temen"jawab rizwan.

"sekolah tidak masuk malah kelayapan"ucappan ayahnya membuat kepala rizwan menoleh kearah ayahnya yang masih sibuk dengan laptopnya.

"kan abang udah izin sama ayah"jawab rizwan.

"ayah bukan guru kamu"ujar pramudika dengan nada dingin.

"iya maaf,abang kekamar dulu"ucap rizwan dan berjalan menuju kamarnya.

sampai didalam kamarnya ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur,besok hari sabtu itu artinya sekolahnya libur berarti rizwan bisa langsung kerumah sakit untuk menjemput salsa.ia membuka hpnya tidak ada notif apapun disana,kembali menutup ponselnya dan membangunkan tubuhnya untuk membersihkan badan itu.masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan badannya,setelah mandi ia memakai kaos hitam polos dan juga celana jeans pendek,kembali merebahkan tubuhnya saat akan memejamkan matanya sesuatu yang harus ia cari tau tiba-tiba muncul begitu saja.

"kalo salsa disiksa terus kedua orangtuanya tidak mau menjenguknya bahkan gue gapernah liat orangtua dia nanyain keberadaannya,apa mungkin dia disiksa sama orang tuanya sendiri.ha apa anj ga mungkin lah masa orang tua sendiri nyiksa anaknya tega amat,besok aja ah bodoamat"setelah mengatakan itu ia menutup matanya dan mulai tertidur memasuki dunia mimpi.















about life salsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang