(dua puluh empat)

8 1 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00,rizwan masih duduk tenang dikursi samping bankar kekasihnya,salsa belum kunjung bangun dari tidurnya,rizwan sendari tadi hanya memandang wajah salsa yang begitu pucat dan sama sekali belum membuka matanya.

ponsel yang sendari berbunyi tapi ia hanya menghiraukan itu,ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari salsa,air matanya benar-benar terus mengalir tanpa henti,perut yang kosong tanpa diisi itu,rizwan membiarkan semuanya ia hanya fokus pada objek didepannya,suara pintu terbuka dan menampilkan dokter yang sedang tersenyum kearahnya.

"permisi,saya periksa dulu ya"ucap dokter itu dan dianggukki oleh rizwan,matanya tidak melihat kedokter itu tapi tetap memandang wajah pucat salsa,tangan yang menggenggam tangan dingin milik salsa,mulut yang mencium tangan itu,dan mata yang terus mengalirkan air matanya. "ini sudah sore kamu tidak mau pulang dan mengganti bajumu terlebih dulu?"tanya dokter itu sambil mengecek kondisi salsa dan dijawab gelengan dari rizwan.

"ganti saja kak,biar nanti pasien saya yang jaga"tawar suster yang tadi datang bersama dokter,namun tetap dijawab gelengan oleh rizwan.

dokter menggelengkan kepalanya,susah kalo sudah bucin."saya permisi"dokter itu pergi meninggalkan ruang rawat itu.

ponselnya terus berbunyi,rizwan menghiraukan dan membuat suster itu menoleh kearahnya. "kak maaf,bisa diangkat dulu panggilan diponselnya.maaf takutnya mengagangu pasien yang sedang istirahat,saya akan menjaga pasien disini"suster itu berbicara pada rizwan,namun rizwan sama sekali tidak berkutik,hanya gelengan yang suster dapat,suster itu menghela napasnya. "yasudah saya permisi dulu"meninggalkan rizwan yang hanya diam dan memandang wajah salsa.

hening tidak ada suara,rizwan benar-benar tidak berkutik ataupun bergerak sedikitpun,ia terus mengalirkan air matanya dan terus menyumpahi dirinya sendiri didalam hati.

"bangun"suara yang begitu lirih keluar dari mulut kaku rizwan,mulutnya terus menciumi tangan dingin itu.

"bangun sal"suara yang lagi-lagi terdengar paruh dan kaku keluar dari mulut rizwan,suara yang sudah serak kerena menangis.mungkin jika ada ayahnya ia akan dibilang lemah begitu sang ayah melihat ia menangis seperti itu.








matahari sudah terbenam,langit berubah menjadi gelap kembali,bulan kembali terlihat,matahari sudah tak menampakkan wujudnya tapi ia janji besok akan kembali,jam sudah menunjukkan pukul 20.00,tubuh rizwan benar-benar tidak bergerak sedikitpun dari duduknya.

seragam yang ia kenakan masih tetap menempel dibadannya,darah yang menempel ditubuhnya masih ada dan tetap ada,ia sama sekali tak membersihkannya,pergi kekamar mandi saja ia tak mau.

sudah kembali gelap namun salsa belum membuka matanya,wajah yang begitu pucat masih tertara diwajah milik salsa,tidak ada senyum dimalam ini,tidak ada pantai dan matahari terbenam disore itu. Kambali menenteskan air matanya,rizwan melepas genggaman itu dan berdiri lalu mendekat kearah salsa,mencium kening yang begitu dingin.

"ayo bangun,kamu gamau liat bintang"bisiknya didekat wajah pucat itu. "lagi sama abang ya,lama banget buka matanya"bisiknya lagi dan mencium kening itu cukup lama.

"aku keluar angkat telpon dulu ya"ucapnya sambil mencium tangan dingin itu,mulai keluar dari ruangan itu dan mengambil ponselnya yang ada disaku seragamnya,sudah ada banyak panggilan dari ayah dan juga bundanya.

memencet nama bundanya dan mulai menelpon nomer itu.

"Abang kamu kem-"ucappan afnita terpotong saat anaknya bersuara.

"Abang dirumah sakit,salsa disini jadi gausa nyariin,Abang udah makan dan tolong bilangin ke bodyguard ayah buat anterin Hoodie Abang sama montor Abang dirumah salsa,nanti Abang kirim lokasinya"jelasnya.

"bunda kesana ya?"tanya afnita.

"gausah Bunda malem,udah dulu ya takut salsa bangun.jangan lupa bilang sama bodyguard ayah.makasih bunda i love you"akhirnya dan menutup panggilan itu,setelahnya ia kembali masuk ke ruang itu,masih sama kekasihnya belum juga membuka matanya.


beberapa menit,pintu terbuka menampilkan suster dan bodyguard ayahnya, bodyguard itu langsung menyerahkan barang yang tadi rizwan bilang kepada sang bunda.

"saya pulang atau tunggu disini tuan"tanyanya.

"pulang"suara serak itu masuk kedalam pendengarran kedua orang itu.

"tapi tuan muda s-"ucappanya terpotong saat tuannya berbicara.

"saya tidapapa"suara yang benar-benar sudah serak itu,membuat bodyguardnya paham.

"baik,saya permisi dulu tuan muda"dijawab anggukan oleh rizwan,hanya ada suster yang masih memeriksa kondisi salsa dan memeriksa infus itu.

"bagaimana"suara itu langsung membuat suster itu menoleh kearah rizwan.

"bagaimana?"binggung apa yang di katakan rizwan,lalu rizwan menaikkan dagunya kearah salsa dan membuat suster itu mengerti. "Tunggu saja mungkin malam ini ia akan membuka matanya atau bisa besok,kami tidak tau jika soal itu.saya permisi dulu,mari"hanya dijawab deheman singkat dari rizwan.



pintu kembali tertutup rizwan bangun dari duduknya dan menuju kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya, pakaian yang ia pakai hanya kaos hitam polos,Hoodie yang ia bilang dia meletakkannya disofa.sesudahnya ia kembali lagi ke kursi itu,kembali duduk dan kembali menatap wajah pucat itu,dan mencium kembali tangan milik salsa.








🐯🐯🐯





"ABANG~~"teriakkan itu terdengar oleh lima lelaki yang ada diruangan serba putih itu,lelaki itu tersenyum dan dan menangkap tubuh ringkih milik gadis yang berteriak tadi.

"ngapain kamu disini"tanya baswara kepada salsa yang ada didalam dekappanya.

"princess"panggil alex dan membuat salsa menoleh,salsa tersenyum lalu langsung berlari ke pelukkan Alex,salsa berada di dada Alex tersenyum dan menutup matanya rasanya,nyaman. "Ngapain kesini princessnya bang al"suara alex membuat mata salsa terbuka,ia menoleh kesamping dan,ada dua lelaki yang berdiri dengan pakaian yang serba putih,dia dewa dan juga satral,salsa tersenyum lalu berlari kearah satral dan langsung masuk kedalam pelukan itu.

"Mau ikut abang?"tanya satral dan dianggukki oleh salsa,satral tersenyum lalu mengusap rambut adik perempuan satu-satunya.

"hai"suara itu membuat salsa menoleh dan mendapati dewa yang sedang tersenyum manis kearahnya,salsa mengeluarkan air matanya dan langsung masuk kedalam dekappan dewa,pelukan yang selama ini menghilang,pelukan yang selama ini salsa cari,pelukan yang selama ini salsa rindukan,dan pelukan yang selalu membuat salsa nyaman disetiap harinya,tapi harus hilang begitu saja.

salsa tersenyum kearah wajah dewa saat dewa manangkup wajahnya dan tersenyum kepadanya,senyuman itu membuat salsa mengalirkan air matanya lagi,senyuman yang selalu menghangatkan hatinya,senyuman yang membuat salsa merasakan bahagia sepenuhnya,senyuman yang sudah hilang begitu saja tanpa salsa sadari.


"mau ikut?"tanya dewa dan dianggukki oleh salsa dengan senyumannya,dewa tersenyum lalu mencium kening itu,salsa menutup matanya rasa nyamannya kembali begitu saja. "beneran nyerah"membuka suaranya lagi dan mendapat anggukan dari salsa,dewa tersenyum dan membenarkan rambut salsa. "langsung pulang?"salsa tersenyum sambil mengangguk.



lima bersaudara itu berpelukan seperti menyalurkan rasa rindu kepada perempuan satu-satunya yang menjadi adik mereka,salsa tersenyum rasanya tidak ingin lagi terpisah oleh lima lelakinya,rasanya begitu nyaman dan tenang.menutup matanya dengan halus saat semua abangnya mencium rambut halusnya.


















SUDAH.















apaan nih😱.
















salam cinta dari
istrinya mark lee😘🥰.
















happy reading (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡.












PAIPAIIIII 🐯🐯.


about life salsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang