(tiga puluh)

16 1 0
                                    

sesampainya dirumah sakit,rizwan langsung memarkirkan montornya diparkiran rumah sakit,salsa turun dari montor dan melepas helmnya sama dengan rizwan.

"sal,kenapa"tanya rizwan sambil menggenggam tangan salsa.

"aku gatau,kita masuk aja ya"jawabnya mereka berdua masuk kedalam rumah sakit itu dengan berpegangan tangan,salsa yang sudah memasang wajah khawatir dan rizwan memasang wajah bingungnya,ia binggung ini ada apa.

salsa berlari saat melihat wanita paruh baya yang sedang berdiri didepan ruangan ICU,melepas genggaman itu dan membuat rizwan kaget,salsa berlari dan memeluk tubuh wanita paruh baya itu.

"tante,ini salsa,ada apa tan"tanya salsa kepada wanita yang dipeluknya,melepas pelukkan itu dan salsa bisa melihat mata sembab dari wanita itu,wajah salsa mulai khawatir benar-benar sudah takut. "Kenapa tan"tanyanya lagi sambil memegang pundak wanita itu.

"bila,sal"ucap nilam ibunda bila, ketakutan salsa benar-benar sudah ada air matanya turun.

"bila kenapa"tanyanya dengan wajah yang sudah dikatakan larut dalam ketakutan.

wanita itu menggeleng dan kembali memeluk tubuh salsa. "bila,udah gaada sal"

DEG.

seperti disambar petir tubuhnya mulai kaku,pikirannya kacau,hatinya sakit, jantungnya berdetak lebih cepat,napasnya bergemuruh,air matanya turun dengan deras,melepas pelukkan itu dan turun ke lantai begitu saja memandang wajah nilam dengan wajah yang tak percaya.salsa menggeleng dan tersenyum.

"tante boong yaa sama salsa,ga mungkin bila ninggalin salsa sendirian didunia,tante boong kan"tanyanya dengan senyuman getirnya,nilam menggelengkan kepalanya,air mata semakin deras dadanya sesak. "ka ga mungkin kan ka"tanyanya pada rizwan yang sudah memegang pundak bergetar miliknya,rizwan hanya memberi senyumnya dan memeluk tubuh itu.

"jangan gini"bisik rizwan ditelinga salsa.

"ga mungkin ka,ga mungkin"melepas pelukkan itu dan memegang pundak nilam sambil tersenyum. "ayo bilang tante ini kejutan buat salsa kalo bila balik dari luar kota kan"seketika nilam membisu,sejak kapan dirinya dan sang anak ke luar kota,apa mungkin itu hanya alasan anaknya.

pintu terbuka menampilkan suster yang sedang menyeret bankar bila yang sudah tertutup oleh kain putih,salsa berdiri dan membuka kain itu,lalu tersenyum getir.

"bangun,gausa gini gue gasuka gini bil,bangun bil,BANGUN"diakhir kalimatnya ia berteriak dan memeluk tubuh yang sudah tidak mempunyai nyawa itu. "bila bangun bil,gue sama siapa,bila bangun,lo jangan gini bil"usahanya tetap mustahil,ia menggoyangkan tubuh bila dengan tenaganya,rizwan mencegah itu dengan membawa salsa kedalam pelukannya,salsa menangis sejadi-jadinya,memukuli dada rizwan,dan air mata yang turun tanpa jeda.

dokter keluar dari ruangan itu dan langsung dicegah oleh salsa,salsa memegang lengan dokter itu dengan wajah yang sudah berharap. "sahabat saya gapapa kan dok"tanyanya dengan wajah yang begitu berharap kepada dokter itu,dokter itu menggeleng sambil tersenyum.

"dia udah ngga ngerasain sakit lagi"kata-kata yang keluar dari mulut dokter itu membuat salsa putus harapan.

"sakit apa,bila sehat dok,bila ga pernah ngomong sama saya, dia sehat dokter pasti salah,ayo dok bangunnin sahabat saya lagi,cuman dia temen saya dok"mohonnya lagi dengan tubuh yang sudah turun ke lantai, dokter itu hanya tersenyum dan berjalan meninggalkan salsa yang sedang duduk dilantai,rizwan menyusul salsa yang sudah benar-benar terpuruk,membawanya kedalam pelukannya agar menyalurkan kekuatannya.

"udah sal,jangan gini"ucap rizwan sambil menenangkan salsa.

"bila ga mungkin ingkar omongannya ka,pasti dia lagi bohongin aku kan,bilang iya ka,bilang iya"suara yang begitu lirih keluar dari mulut salsa,rizwan mencium rambut itu dan mengusap punggung salsa dengan halus.

about life salsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang