jam sudah menunjukkan pukul 16.00,sejak rizwan pulang kerumahnya salsa hanya melamun sejak kepulangan rizwan tadi, melamun dan terus mengeluarkan air matanya,sesak didadanya semakin terasa memukul dadanya dengan keras agar rasanya tidak terlalu sesak seperti ini.pintu terbuka salsa menghiraukan dan hanya menangis terus menerus pandangan kedepan dengan kosong.
"misi"ucap bila yang datang dengan membawa buah untuk salsa. "sal ni gue bawain buah baikkan gue"ujar bila dan mulai menutup pintu,manaruh buah itu dimeja disamping tempat tidur salsa dan melihat salsa yang sedang melamun dan menangis bila kaget dan langsung menghampiri salsa.
"Lo kenapa sal"tanya bila dengan nada panik. "sal lo kenapa"tanya bila lagi saat tak ada jawaban. "jangan nangis gue ikut nangis tau"ucap bila sudah mengeluarkan air matanya dan membekap tubuh salsa dengan menyalurkan kekuatan untuk temannya yang terlihat lelah.
"gue cape bil"ujar salsa dengan suara paruh itu.
"cape kenapa,cerita ya sama gue biar gue dengerrin"ucap bila dan melepas dekappan itu sambil menghapus air mata yang ada dipipi yang sudah merah. "Lo nangis terus ya sampe sembab gini"ujar bila saat liat mata salsa yang benar-benar sembab.hanya diam bila menidurkan salsa dikasur itu lagi. "Lo bawa tidur aja ya biar capenya ilang"ucap bila sambil merapikan rambut berantakan milik salsa.
"gue pengen mati"kata-kata itu langsung membuat bila menoleh dengan wajah kaget.
"jangan ngomong gitu ah,kita belum wisuda terus kuliah bareng,terus kerja bareng,masih banyak kan sal mimpi kita jadi jangan ngomong gitu dong"ucap bila yang masih tetap merapikan rambut salsa.
salsa sedang melihat langit didalam kamarnya dengan pandangan kosong,setelah membenarkan rambut salsa,bila berjalan menuju dapur untuk mengambil piring dan juga pisau untuk mengupas apel yang tadi ia bawa,setelah mengambil itu ia kembali ke kamar salsa pandangan yang pertama kali bila liat,ia melihat salsa dengan tatapan kosong keatas dan air mata yang terus mengalir.bila duduk disamping salsa,ia mengambil satu apel itu dan mulai mengupasnya.hening tidak ada suara bila yang fokus mengupas apel dan salsa yang sedang melamun dengan mata yang terus mengeluarkan air matanya.salsa membangunkan badannya dan akan turun dari kasur.
"mau ngapain sal,kepala lo masih sakit kan"tanya bila dan dijawab gelengan dari salsa.
salsa berjalan kekamar mandi dengan langkah kecil ia mulai memasuki kamar mandi itu dan menutup pintunya dengan menguncinya,ia duduk dilantai dengan pandangan yang masih tetap tidak bisa diartikan.batinnya sakit, fisiknya apalagi,ia menyalakan keran air agar diluar tidak menghasilkan suara.ia mengepalkan tangannya dan menonjok lantai dengan kasar sampai tangan itu menghasilkan darah,setelah menyakitti tangannya ia menjambak rambutnya dengan kencang,rambut yang tadi sudah rapi kerena dirapikan oleh bila sekarang berantakan begitu saja,air matanya terus mengalir tanpa jeda dadanya sesak,napasnya bergemuruh,emosinya menguap.batinnya terlalu sakit untuk menahan semua ini tapi hatinya menyuruh untuk menahan semua ini.
"ARGHH!!!!"teriak salsa keras sangat keras mungkin sampai ditelinga bila.ia memandang kedepan dan memandang air yang ada diember itu,mulai berjongkok dan mulai mengarahkan kepalanya keember yang penuh dengan air itu.
"SAL,SALSA LO KENAPA"teriak bila sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi itu.
"SALSA BUKA PINTUNYA"suara besar itu milik rizwan,ia tadi datang kembali dan saat mengetuk pintu tidak ada jawaban membuka sendiri pintunya tidak ada orang tapi ada yang berteriak didepan kamar mandi ia berjalan kearah kamar mandi dan melihat bila yang sedang mengetuk pintu kamar mandi dengan air mata yang sudah mengalir,bila bilang ia mendengar salsa berteriak didalam kamar mandi mereka berdua sedang mengetuk kamar mandi itu tapi tidak ada jawaban apapun dan semakin membuat mereka berdua khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
about life salsa
Randomgadis yang merasa bahwa dirinya tidak pernah diinginkan oleh dunia. BACA KALO MAU TAU.