(dua puluh lima)

3 1 0
                                    

jam menunjukkan pukul 05.00,langit kembali melihatkan terangnya,matahari belum muncul tapi hari sudah mulai terang kerena langit birunya.rizwan tidak tidur semalaman ia hanya duduk dan memandang wajah pucat itu yang sampe sekarang belum membuka matanya,menghela napasnya lalu bangun dari duduknya dan mencium kening salsa.

"pagi"ucapnya sambil mengelus pipi salsa dengan sentuhan yang begitu halus,ia mendekatkan wajahnya ke telinga salsa. "udah pagi sayang,ayo bangun,buka mata cantik kamu"bisiknya di telinga salsa,tidak ada jawaban apapun rizwan menjauhkan wajahnya dan duduk kembali kekursi itu,kembali menggenggam tangan yang masih dingin sejak kemarin sedikit mengecupnya dan tersenyum.

senyum lelah terlihat dari ukiran wajah milik rizwan,mata sembab,rambut berantakan,mata yang sudah terlihat lelah dan merah,tidak tidur dari semalam hanya untuk memastikan kekasihnya membuka matanya,perut yang kemarin tidak ia isi apa-apa,tapi ia tak terlihat lapar,penampilan yang sudah berantakan bak tidak pernah terawat.

pintu terbuka menampilkan suster yang sudah membawa makanan. "permisi"suara itu masuk dipendengarran rizwan tapi ia tak mengalihkan pandangannya dari salsa. "maaf,ini saya bawakan makanan jika kakaknya mau makan,makan terlebih dulu biar saya yang menjaga pasien"tawar suster itu dan malah mendapat gelengan dari rizwan,suster itu menghela napasnya. "saya letakkan disini ya,silakan jika mau dimakan"meletakan makanan itu di meja dekat bankar,kembali memeriksa infus yang digunakan salsa dan berjalan menuju pintu untuk keluar dari ruangan rawat itu.

rizwan masih duduk tenang,badan yang sama sekali tak berkutik,bahkan makanan yang diberikan oleh suster itu tidak ia sentuh sama sekali.

pintu terbuka dan menampakkan bundanya yang datang dengan membawa adik perempuannya.

"bunda,abang kenapa"tanya liona digendongan bundanya,afnita hanya tersenyum lalu berjalan menuju anaknya yang pandangannya tak sama sekali berpaling dari salsa,afnita meletakkan liona di sofa sambil memberikan ponsel untuk teman bermainnya,setelah meletakkan liona,afnita berjalan ke arah bankar itu.

dapat dilihat salsa yang sedang berbaring diatas bankar dengan wajah pucat,kepala menggunakan perban,tangan yang membengkak dan ditutup oleh perban.afnita kearah anaknya dan memegang pundak itu.bisa dilihat penampilan anaknya yang begitu berantakan,mata merahnya,rambut acak-acakan,dan mata yang terlihat tidak tertidur semalaman.

"bang"suara lirih itu tak sama sekali membuat rizwan berpaling dari wajah salsa,afnita tersenyum lalu melihat kearah makanan yang ada diatas meja,ia menghela napasnya. "kamu ga makan ya bang"dianggukki oleh rizwan,matanya masih memandang wajah salsa.

afnita menghela napasnya lagi,sudah susah jika rizwan sudah menangisi perempuan yang dicintainya,afnita mengelus rambut rizwan dengan lembut. "semalam makan kan"tanyanya sambil mengusap air mata yang jatuh dari mata anaknya,dan dijawab gelengan dari rizwan.

berjalan menuju meja,untuk mengambil makanan yang ada dimeja itu. "makan ya,bunda suappin"ujar afnita dan dijawab gelengan oleh rizwan.

afnita kembali menaruh makanan itu ketempat semula,percuma jika dibujuk anaknya tidak akan luluh jika sudah seperti ini. "kalo kamu sakit,nanti yang jagain salsa siapa bang"dengan suara halus dan mengelus rambut rizwan.

"salsa,bunda"adunya dengan suara yang begitu serak dan air mata yang turun begitu saja,bundanya langsung memeluk tubuh yang sudah lelah milik anaknya,mengusap kepala rizwan dan memberi kecupan dirambut itu.

"Bunda yakin,salsa sembuh sayang"jawab afnita sambil mengusap air mata yang turun di pipi rizwan. "makan dulu ya,biar kamu ga sakit"bujuknya tetap dijawab gelengan oleh rizwan.

"Nanti abang makan kalo salsa bangun"matanya tetap memandang wajah salsa,afnita menghela napasnya tak mau terlalu memaksa kan afnita duduk disamping liona,rizwan masih tetap dengan posisinya tidak berubah sama sekali.




jam sudah menunjukkan pukul 17.30,bundanya sudah pulang dan tidak lupa meninggalkan makanan untuk anaknya,rizwan masih dengan tekatnya,perut kosong sejak kemarin tidak ia isi dengan apapun,mulut yang kering,tenggorakan yang sudah serak kerena terlalu banyak menangis,tapi dia menghiraukan itu semua.

salsa sama sekali belum membuka matanya,wajahnya masih utuh dengan pucatnya dan tubuh yang dingin bak mayat yang masih mempunyai jiwa.

"kamu gamau bangun?"suara itu keluar lagi dari mulut rizwan yang masih setia menatap wajah pucat itu. "Mataharinya udah ilang tau,kamu ga liat ya,katanya mau liat,ayo bangun nanti kita ke pantai lagi"ucapnya kepada wanita yang masih berbaring lemah,sudah pasti tidak ada jawaban apapun dari gadis yang rizwan ajak bicara,ia menghela napasnya,pikirannya ingin menyerah tapi hatinya tidak ingin menyerah begitu saja.menutup matanya dan menaruh kepalanya disamping tubuh kekasihnya,tangan salsa ia cium dan ia genggam.














🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯

salsa yang masih menutup matanya kerena kecupan semua abangnya,membuka mata saat tidak lagi merasakan ciumman itu.


membuka matanya dan menerjapkan dengan hati-hati,ia harap ia sudah berkumpul dengan abangnya disurga.namun harapan itu terputus lagi begitu saja,pandangan yang salsa liat lagi dan lagi harus pintu rumah sakit,dan aroma obat yang masuk di indra penciumannya.

"gue kira,kita bakal kumpul bareng lagi bang"ucapnya didalam hati,melirik kesamping dan pertama kali ia lihat ada rizwan yang tertidur dan mencium tangannya,salsa tersenyum getir,lalu menggerakkan tangannya dengan sisa tenaganya.

merasa ada yang bergerak,rizwan membangunkan kepalanya dan membuka matanya,hatinya hangat begitu saja,jantung kembali normal,napasnya sudah tidak terlalu sesak,dan senyumnya mengembang,yang ia liat pertama saat terbangun ternyata sang kekasih sudah membuka matanya dan memberi senyuman yang sejak kemarin menghilang seperti ditelan bumi.

"mau minum"tanya rizwan dan mendapat gelengan dari salsa,rizwan memencet tombol untuk memanggil suster agar memeriksa kondisi salsa.

tak lama dokter dan juga suster itu datang,dokter langsung memeriksa keadaan salsa dan suster memeriksa tangan salsa yang masih tertutup perban. "napasnya masih sesak"tanya dokter bela dan dijawab gelengan dari salsa,bela tersenyum lalu menyuruh susternya untuk mencopot alat pernapasan itu mulut  salsa.suster itu menurut dan mencopotnya,setelahnya ia taro dinampan yang ia bawa.

"jangan terlalu banyak gerak ya,kepala kamu masih dalam masa pemulihan"ucap bela dan dianggukki oleh salsa. "yasudah kalo begitu saya permisi dulu, mari"akhirnya dan menutup pintu itu, meninggalkan ruangan rawat salsa.

rizwan menoleh kearah salsa dan langsung memajukan wajahnya,mencium kening itu cukup lama,salsa memejamkan matanya saat bibir rizwan menyentuh keningnya. "nyenyak tidurnya"tanya rizwan dan dijawab anggukan oleh salsa,rizwan tersenyum lalu duduk kembali dikursi itu. "jangan lama-lama ya kalo tidur,aku belum siap"suara yang begitu serak langsung menyapa pendengarran salsa,dijawab anggukan dan juga senyuman oleh salsa.

"kamu kenapa gini"suara yang kemarin rizwan cari, sekarang kembali begitu saja,senyum rizwan mengembang lalu mencium telapak tangan salsa.

salsa yang melihat penampilan rizwan berantakan bak tak terawat,mata yang sembab dan juga menghitam seperti tidak tertidur.

"aku gapapa,sayang"jawab rizwan dengan senyumnya dan dibalas senyum oleh salsa.

"minum"minta salsa,sontak rizwan langsung mengambil air putih yang ada dimeja dan membangunkan kepala salsa dengan satu tangannya,salsa minum dengan pelan,sesudahnya ia kembali berbaring lagi.rizwan meletakan gelas itu dan kembali menatap wajah yang masih pucat itu.

"istirahat dulu ya,tapi jangan lama-lama kalo mau tidur"ujarnya dan mendapat senyum dari salsa.
























SUDAH.















tenang gue orangnya baik,jadi masih bangun tuh si salsa wkwk.udah byeeeee.















TERIMAKASIH😚.








salam cinta dari
istrinya mark lee😘😍🌼.













happy reading ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ.








PAIPAIIIIII 🐯🐯.

about life salsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang