Siapa yang nungguin cerita ini?
Apa sih yang dikangenin?
***
Aku menghindari Nuraga lagi. Meskipun dalam hati aku berterima kasih dengan Mas Raga, karena bantuannya dengan UTS komputasi fisikaku.
Setelah aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Mas Raga yang tengah berjalan beriringan dengan wanita yang ternyata adalah Mapres alias mahasiswa berprestasi FEB, rasanya seperti ada yang menghempaskanku jatuh ke bumi. Rasa malu karena kemungkinan-kemungkinan menyebalkan yang sempat hinggap di pikiranku dan rasa marah yang aku tak paham apa mekanismenya membuatku menghindar dari Mas Raga. Aku tidak mau bertemu dengannya untuk sekarang.
Tapi bagaimana ini? nanti sore, Mas Raga meminta anak BEM untuk kumpul sebentar setelah UTS selesai. Sialan Nuraga itu, padahal ini masih masuk minggu UTS, tapi mentang-mentang hari terakhir jadi seenaknya saja membuat peraturan. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya. Aku marah dan jengkel dengannya.
Berhari-hari dia mengirimiku pesan, bertanya padaku soal progress Sharing Kultural karena sebelumnya–sebelum kejadian dia berjalan dengan mapres cantik itu, aku sering berkonsultasi dengannya soal penginapan dan agenda kegiatan. Bukan tanpa alasan, yang utama mumpung Nuraga sedang dalam mode baik untukku maka sebaiknya aku mendiskusikan prokerku dengannya. Namun setelah kejadian itu, aku hanya membalasnya singkat. Aku menghindarinya setiap ia mengajakku bertemu langsung untuk membahas prokerku. Bahkan ia menanyakan kenapa aku tidak lagi datang ke perpustakaan.
"Laporan buat Sharing Kultural gimana Ta?" tanya Mas Raga.
"Aman Mas. Ada beberapa villa yang cocok dengan kapasitas, fasilitas, dan harganya. Nanti hasilnya segera aku susun," balasku singkat.
Mas Raga mengangguk sambil mencatat beberapa poin yang ia dapatkan dariku. "Kalau butuh bantuan di temenin bisa chat Bayu atau gu–"
"Udah survei kok Mas," potongku sebelum Mas Raga menyelesaikan ucapannya. Setelah apa yang aku dan Ajeng simpulkan kemarin, sepertinya memang terlalu berbahaya kalau aku terus berduaan dengan Nuraga. Lagian Nuraga juga sudah punya pacar atau gebetan? Intinya aku sudah terlalu jauh berhubungan dengannya.
"Udah? Sama siapa? Kok gue gak tahu?" tanyanya lagi.
"Mas Tegar," ucapku setengah berbohong. Ya, aku hanya sempat satu kali melakukan survei dengan Mas Tegar. Kejadiannya cukup diluar prediksi. Malamnya aku tidak sengaja menonton story instagram Mas Tegar yang sedang makrab* di sebuah villa yang juga masuk dalam list-ku. Aku langsung menghubungi Mas Tegar untuk membantuku survei lokasi.
(makrab = malam keakraban)
Aku membohongi Mas Raga bahwa semua lokasi dalam list yang kupunya telah ku survei. Padahal masih tersisa empat lokasi lagi yang belum aku datangi. Aku tahu ia mungkin sedikit kaget karena setahunya, saat terakhir kami berdiskusi, ia bersedia untuk membantuku survei lokasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Messed Up My Life [TAMAT]
Teen FictionNamanya Nuraga Satya, tapi nama panggilannya dariku ada banyak. Hulk, pipiyot, titisan nyi blorong, dedemit, medusa, atau reog ponorogo. Semuanya karena Nuraga hobi marah-marah dan suka komentari banyak hal. Aku Pramusita Kencana sayangnya harus se...