You Messed Up My Life [TAMAT]

You Messed Up My Life - 40

Hai! Apa kabar?

Makasih antusiasnya. Karena rame pol, maka aku update lagi.

Seneng kan? Kalau gitu kasih ombaknya dulu yang banyaakk 🌊🌊🌊

Happy Reading!!

***

Alisku menukik tajam. Telingaku terasa masih mendengung mendengar ucapannya barusan. Apa tadi katanya.

"Apa?"

Mas Raga terdiam beberapa detik sebelum kembali mengangkat wajahnya. "Kalau kita LDR sebentar dua bulan, gak apa-apa kan?"

"LDR? Emang Mas Raga mau kemana?"

"Ke Jepang."

"KE JEPANG?!" tanyaku histeris. Gimana gak kaget. Pertama dia bilang LDR, kedua dia bilang akan ke Jepang. Astaga Jepang? Negaranya Nobita dan Doraemon itu?

"Kenapa?" tanyaku parau.

Aku beneran shock waktu dia bilang mau LDR apalagi dua bulan. Lalu lebih kaget lagi waktu Mas Raga bilang akan ke Jepang.

Mas Raga menghela nafas. "Waktu kamu bilang mau go public pas aku sempro, aku dilema. Aku rencana memang mau telat lulus satu semester karena magang di Jepang. Tapi sejak kamu bilang itu, rasanya aku pengen cepet-cepet cuma gak bisa sih Ta. Aku gak mau menyia-nyiakan kesempatan yang dikasih sama Pak Robby."

Tanganku mengepal erat. Kebingungan, kebimbangan, dan dilema. Aku tak tahu harus merespon bagaimana. Aku jelas tidak mungkin melarangnya pergi, ini hidupnya–masa depannya. Namun memikirkan LDR dengannya selama dua bulan pasti berat.

"Kapan.. Kapan mas berangkat?" tanyaku dengan suara serak.

"Minggu depan–enggak sampai seminggu sih. Mungkin lima hari lagi."

"Lim..lima hari lagi?" tukasku dengan suara serak yang nyaris tak terdengar.

Hatiku mencelos. Rasanya seperti ada batu besar yang menghantam hatiku dengan sangat kuat. Mataku terasa panas saat sorot matanya menatapku nanar.

"Kenapa baru bilang sekarang?" tanyaku mendesah pelan. Kalau rencananya jauh sebelum ia mengutarakan perasaannya padaku, kenapa baru sekarang bilangnya? Lima hari lagi? Yang benar saja. Dia memberiku sisa lima hari sedangkan waktu kami LDR adalah dua bilang.

"Proses ngurus berkasnya agak lama dan ribet Ta. Aku pengumuman pastinya baru bilang ke kamu–"

"Kenapa gak dari awal proses ngurus berkas mas bilang ke aku?" tanyaku frustasi. "Kenapa sih mas sukanya nyembunyiin semuanya? Dari mulai Mas Danu, Mas Mandra, sampai sekarang mas mau pergi. Dua bulan loh mas! Mas nganggap aku apa sih? Pacar? Atau pajangan? Atau seseorang yang cuma mas pengen taklukan aja, terus setelah dapat mas biarin gitu aja?"