Seperti janji aku kemarin. Kita ketemuin Nuraga sama camernya yaaa...
Kira2 gimana reaksi emaknya Sita ya?
***
Kami tiba di depan pagar rumahku setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, hampir dua jam karena terjebak hujan. Badanku rasanya sakit semua. Kayaknya habis ini bakal tepar deh, mana gak pernah olahraga, survei seharian, hujan lagi.
"Ibu lo di dalam?" tanya Mas Raga saat ia telah menurunkan standar motornya.
Aku mengangguk setelah melepas helmku, menatapnya dengan bingung. "Kenapa emang?"
"Ya mau nyapa aja, kan gue udah bawa lo sampai kesorean gini."
"Ngapain? Gak usah. Mas pulang aja," tolakku lantas mengusirnya. Nuraga gak usah aneh-aneh deh. Masalahnya aku itu gak pernah sama sekali dalam hidupku ngenalin cowok ke ibuku, apalagi tiba-tiba ada cowok yang datang ke rumah. Ibuku itu bukan ibu-ibu kalem, beliau termasuk dalam ras paling kuat di bumi. Alias ibu-ibu rempong yang pasti bakal heboh kalau tahu ada cowok yang mampir ke rumah seperti ini.
Pikirannya pasti udah ke mana-mana. Mana tiap weekend tuh tanya mulu, 'Kamu gak ada cowok Ta?', 'Masa sih gak ada cowok? Kamu kali yang terlalu cuek, jadi cowok takut deketin kamu.'
"Ta..Tata itu Tata bukan?" suara nyaring dari ibuku terdengar dari balik pagar rumah. Ah kan sial. Kenapa Ibu mesti keluar sih!
Aku memejamkan kedua mataku lalu membalas sapaan ibuku. "Iya buk. Ini Tata."
Aku menatap kembali Mas Raga. "Mas balik aja deh. Cepetan, keburu ibu tahu!" kataku mengusir Mas Raga. Aku beneran bingung, canggung, dan malu nih kalau ibu beneran ketemu Mas Raga.
"Ya aneh dong Ta. Masa gue balik. Salim dulu deh bentar–"
"–elah ngapain salim sih!–"
"Malam banget sih nduk pulangnya–eh ini siapa?" Benarkan, ibuku pasti langsung salfok sama keberadaan Mas Raga. Nasib deh, pasti ibu bakal ngomongin Mas Raga terus. Ah Nuraga tuh, dibilangin susah banget sih!
"Ngapunten nggih tante, kami kemalaman," ucap Nuraga yang tiba-tiba menggunakan bahasa jawa lalu menyalami tangan ibuku dengan sopan dan senyuman. Apa-apaan itu?
Ibuku masih mematung melihat keberadaan Nuraga di depan matanya. "Siapa ya?"
Mas Raga sedikit tersentak, lalu menegakkan badannya. "Oh, saya Raga tante. Temannya Sita."
"Teman? Tapi cowok?"
"Eum.. Teman cowoknya tante."
Ibu masih terdiam, sambil beberapa kali mengerjapkan kedua matanya. "Tapi ganteng..." ucapnya entah sadar atau enggak. Aih! Ibu nih! Kok bisa-bisa malah kata itu yang keluar dari mulutnya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
You Messed Up My Life [TAMAT]
Fiksi RemajaNamanya Nuraga Satya, tapi nama panggilannya dariku ada banyak. Hulk, pipiyot, titisan nyi blorong, dedemit, medusa, atau reog ponorogo. Semuanya karena Nuraga hobi marah-marah dan suka komentari banyak hal. Aku Pramusita Kencana sayangnya harus se...