Spoiler aja, ini part yang paling spesial bagiku karena disini interaksi Nuraga dan Sita tuh benar-benar intimate banget. Kayak secara gak mereka sadari, they know each other so well gitu. Aku tuh suka banget ketika pasangan yang bisa mendeskripsikan sifat pasangannya dengan baik gitu kan. Dan Nuraga tuh.... Arrgghhhhh!!
Parah sih kalau di sini gak banyak komen. Kalian berasa nemuin Nuraga yang bukan seperti medusa. Pokoknya he's damn hot by his words.
Jadi sebelum kita bertemu dengan Nuraga itu, boleh dong dikasih ombak asmara buat Nuraga-Sita 🌊🌊🌊
Happy Reading!!!
***
Menyebalkan. Di hari Senin ini aku harus menghabiskan malamku berdua dengan Nuraga–dan mungkin malam-malam selanjutnya. Sampai dia berangkat ke Malaysia. Apa hal ini terdengar romantis menurut kalian? Haha! Romantis matamu.
Padahal siang tadi aku sudah memenuhi janjiku untuk menata barang-barang di sekre setelah sharing kultural semalam. Aku dan teman-teman lain menghabiskan waktu hampir dua jam lamanya. Lalu saat waktu istirahat baru kupakai setengah jam Nuraga sudah menghubungiku, mengingatkan bahwa kita akan bertemu pukul empat sore dan aku tak perlu membawa motor. Motorku disuruh ditinggal di basement saja. Katanya ia tak mau repot dengan membawa motor sendiri-sendiri.
Padahal jauh lebih tidak merepotkannya bukan kalau aku pakai motor sendiri?
Mataku kelelahan menatap layar laptop dari tadi. Pekerjaan Nuraga bukan hanya berkutat pada internal BEM saja, namun juga eksternal. Seperti beberapa isu yang perlu dibahas antar BEM seluruh univ atau kunjungan antar BEM fakultas bahkan BEM antar univ. Aku memang sudah terbiasa berurusan dengan hal ini, secara aku adalah tangan kanannya. Hanya saja selama ini aku sekadar membantunya. Membantu dalam artian tergantung dari apa yang ia butuhkan dariku.
Sayangnya saat seminggu Nuraga akan pergi ke Malaysia, bakal ada kunjungan dari BEM fakultas Teknik. Biasanya kalau kunjungan begini, kita bakal sharing proker atau kalau memang sedang punya ide bakal saling kolaborasi. Nah saat itu, tentu saja Nuraga yang paling vokal. Dia begitu lues kalau urusan diplomasi seperti ini. Sedangkan untuk kunjungan besok, aku ditunjuk sebagai wakil Nuraga. Aku harus tampil di depan, memberi sambutan, mencoba bergaul dengan orang baru, lalu membahas isu di masing-masing fakultas dan mencoba mencari solusi.
Yang benar saja! Kenapa harus aku sih.
"Kenapa harus gue sih mas," ucapku di tengah-tengah keheningan. Nuraga memberiku instruksi untuk mempelajari keseluruhan proker-proker yang sudah kami lakukan, merapikan dalam satu file untuk nanti dipresentasikan di depan BEM Teknik. "Kenapa gak Mas Bayu aja gitu. Kan dia ce es lo mas," keluhku.
"Kan sekjen gue elo Ta," ucapnya santai tanpa melihatku sedikitpun. Nuraga dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya serta macbook di depannya seperti sosok yang dingin dan tak tersentuh. Dia dari tadi juga sibuk mempersiapkan hal untuk lomba robotiknya di Malaysia.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Messed Up My Life [TAMAT]
Teen FictionNamanya Nuraga Satya, tapi nama panggilannya dariku ada banyak. Hulk, pipiyot, titisan nyi blorong, dedemit, medusa, atau reog ponorogo. Semuanya karena Nuraga hobi marah-marah dan suka komentari banyak hal. Aku Pramusita Kencana sayangnya harus se...