You Messed Up My Life - 18

30.2K 3.1K 219
                                    

Karena banyak yang komen suruh up sekarang aja, yaudah aku up sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena banyak yang komen suruh up sekarang aja, yaudah aku up sekarang. Tapi komennya yang banyaaak yaaaa

Cek ombaak dulu ddooonggg 🌊🌊🌊🌊🌊🌊

Kayaknya kemarin ada yang kesel sama Nuraga nih. Gimana, apakah setelah ini bakal tetap kesel dan pengen nampol Nuraga?

Cong.. cong.. dengan keabu-abuan ini kita butuh POV Nuraga gak sih? 😏😏

Yang mau POV Nuraga komen yang baanyaaakkkk!!!

***

"Ini Sita, Le. Yang ngira villa ini berhantu–aduh," ucapnya mengenalkanku pada Mbak Aletta. Ia meringis saat kupukul pelan lengannya. Lagian masa ngomongin hal kayak gitu di depan orang yang punya villa, jail banget.

"Enggak mbak. Maksud aku gak gitu kok. Pas udah datang ke sini rasanya nyaman banget karena tempatnya luas dan dapat fasilitas yang lengkap. Makasih ya," balasku segera merevisi ucapan Mas Raga.

Mbak Aletta tersenyum manis dan ramah. "Karena pagar depan kan ya? Aku juga takut Ta masuk villa ini sebelum direnovasi, makannya minta Mas Algi buat cepet-cepet renov," jawabnya dengan ramah. First impression-ku ke dia, Mbak Aletta ini cukup humble. Kita bahkan belum kenal, tapi cara jawab dia seperti kita udah kenal cukup lama. Kalau perempuan model Mbak Aletta gini gak akan mampu aku marah, yang ada malah kebanting sama kesantunan dan kecantikannya.

Tangannya terulur di depanku. "Btw, kita belum kenalan. Aku Aletta, biasanya dipanggil Ta tapi karena di sini kamu juga dipanggil Ta, jadi boleh panggil Le kayak Raga."

"Aku Sita mbak." Aku tersenyum, sebisa mungkin menyembunyikan rasa tak nyaman yang bersemayang di ulu hatiku mendengar Mas Raga ternyata memberikan nama khusus untuk Mbak Aletta.

"Sekjennya Raga ya? Pasti kesel kerja sama Raga ya? Banyak nyuruh-nyuruh dan revisi ini itu kan?" ucap Mbak Aletta dengan jail dan langsung dibalas dengan senggolan pelan oleh bahu Mas Raga.

"Gak segitunya ya," balas Mas Raga. Interaksi mereka terlihat sangat manis namun sungguh menyebalkan.

Aku meringis. "Ya gitu deh mbak." Tak menampik bahwa apapun yang dikatakan oleh Mbak Aletta memang benar adanya.

Mbak Aletta tertawa. Ia melirik Mas Raga. "Emang gitu dia. Dari dulu teliti banget orangnya. Bagus sih, tapi banyak nyebelinnya."

Ah, mereka sudah mengenal sejak lama. Apa mungkin mereka sebenarnya di jodohkan?

Aku tertawa sumbang. Sungguh ingin segera pergi dari situasi menyebalkan ini. Aku bukannya membenci Mbak Aletta, makhluk sepertinya susah untuk dibenci. Hanya saja aku merasa tidak nyaman di antara Mas Raga dan Mbak Aletta.

You Messed Up My Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang