Special POV by Nuraga - 01

30.5K 3.1K 176
                                    

Cek ombak dulu dong siapaaa yang nunguin POV Nuragaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cek ombak dulu dong siapaaa yang nunguin POV Nuragaaaaa

Ayo kasih ombak yang banyaakk


Semua orang pasti bakal setuju jadi pemimpin itu gak mudah. Apalagi kalau anak buah lo gak bener kerjaannya. Orang yang hobinya cuma main doang tapi malah jadi ketua panitia. Pengen gue banting di tempat. Contohnya si Danu ketua panitia Science Faculty Fair.

Danu terpilih jadi ketua panitia setelah melewati seleksi yang panjang. Karena acara ini salah satu acara penting di kampus, maka dari itu ketua panitia gak asal tunjuk aja. Dia juga harus memaparkan visi misi serta komitmen dia selama jadi ketua panitia. Gue jadi salah satu panelis waktu itu, dan secara pemaparan dia cukup oke.

Sayangnya gue kegocek karena saat dia menjabat jadi ketua panitia, dia juga menjabat jadi wakil FORKOM (Forum Komunikasi). Dia gak jago dalam manajemen waktunya sendiri, alhasil SFF sempat terbengkalai. Gue sempat marah-marah sama dia karena kurang dari dua minggu aja dia belum mencapai target peserta. Begitu pula dengan printilan lain seperti pembicara seminar yang belum fix, urusan banner, perizinan, dan lainnya.

Kalau kalian tanya kenapa gue bisa semarah itu soal target peserta, ini masalah dengan sponsorship yang gue tembusin ke alumni. Gue udah janji sama alumni kalau peserta bakal lebih banyak dan acara meriah. Karena dari statistik tahun lalu, acara ini cukup sukses selama beberapa kali udah diadakan. Dan gue percaya kalau dananya gede acara ini pasti bakal sukses gede.

Sayangnya hasil gak sesuai dengan apa yang gue harapkan. Satu lagi hal yang paling membuat gue marah adalah saat gue tahu Danu juga sibuk main slot. Gak habis pikir gue sama otak tolol satu ini. Gue bahkan curiga duit SFF ada yang ditilep sama dia. Hanya orang bego yang main slot gak jelas, apalagi online. Lo main judi biasa aja bisa diakalin, apalagi main online dengan hp? Isinya algoritma semua!

Udah berbaik hati gue gak bocorin itu ke anak-anak dan gue juga menahan untuk gak bahas masalah lain di depan banyak orang selain target pesertanya. Tapi mungkin bagi sebagian besar orang lain, gue adalah pemimpin diktator yang kejam. Sukanya marah-marah, suka nagih proker, atau suka bikin orang revisi kerjaan terus–padahal cuma proker BEM. Gue hanya risih aja ketika kerjaan yang seharusnya bisa lebih baik, malah gagal kalau orang ngerjainnya malas-malasan.

Sebagian lain takut atau bahkan membenci gue–terutama anak buah gue. Gue tau, hal yang mereka takuti adalah saat weekly report atau saat evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Ya gimana lagi. Menurut gue, itu salah satu tugas dan tanggung jawab lo. Tapi gue tahu batasan, kalau diluar hal profesional gue akan kembali jadi Nuraga anak kuliahan yang juga butuh komedi dan hiburan. Gue gak sekaku itu.

Salah satu orang yang mungkin membenci gue dan muak sama revisian dari gue adalah sekjen gue sendiri, Pramusita Kencana. Sejujurnya gue justru kagum sama pekerjaannya. Gue gak tahu kenapa dia bisa senekat itu dengan sukarela jadi sekjen gue saat teman seangkatan gue aja gak ada yang mau. Tapi meskipun gue recokin tiap revisi, sering juga gue sedikit keras sama dia, tapi kerjaannya selalu kelar dan dengan hasil yang maksimal. Ngeluh, tentu aja. Sita manusia, ngeluh ke gue dan maki-maki ke gue itu wajar.

Awal gue mengenal dia adalah sebagai anak advokasi yang juga satu kementrian dengan gue. Dia biasa aja sama kayak anak-anak lain. Bukan tipe cewek yang vokal dan punya pemikiran kritis yang bakal jadi pusat perhatian. Justru ketika dia nekat menawarkan diri jadi sekjen, gue kaget.

Sempat gue meragukan dia, mungkin itu cuma keinginan sesaat dia aja. Apalagi dia bakal bekerja sebagai tangan kanan gue, emang dia sanggup? Dan ternyata Sita sanggup. Bahkan lebih dari itu, Sita sanggup bikin semua perhatian gue diambil sama dia.

Gue kadang bego soal perasaan. Cukup menggelikan sebenarnya ketika gue cerita hal ini. Entah sejak kapan gue jadi mulai memperhatikan Sita. Ketika dia telat datang weekly report, gue langsung nyariin. Spontan aja ke anak-anak, "Sita mana?"

Gue jadi sering memperhatikan mimik wajahnya saat ngerjain proker di depan laptopnya. Sita bakal menggembungkan wajahnya sekaligus melebarkan bola matanya saat dia ngantuk. Dia juga ngerengek kalau udah kelelahan sama kerjaannya. Selain itu, dia kadang bakal bingung sendiri dan ngechat gue bertubi-tubi karena kegugupannya.

Sita bukan anak cafe yang harus punya minuman khusus buat bantu dia kerja lebih cepat–hal yang jadi ramuan anak-anak seangkatan gue. Dia dikasih air putih dengan es aja udah cukup, atau mungkin gelato? Perutnya gak toleran sama keasaman kopi, jadi setiap kita–anak-anak BEM lagi rapat di cafe dia pasti pesan non kopi.

Lama kelamaan gue jadi terbiasa dengan Sita. Dengan kehadirannya atau dengan pelototannya saat gue udah kelewat marah. I think I like her.

No.

I like her.

Gue tahu gue menyukainya, namun gue bego soal mengungkapkan perasaan gue sendiri. Apalagi dengan Sita yang kelihatannya gak suka sama gue. Masalahnya gue adalah penyebab utama dia selalu migrain di hari Jumat. Jadi gimana gue bisa dengan gampang bilang kalau, "Ta gue suka sama lo" di depan dia dia?

Makannya mendekati Sita harus pelan-pelan.

***

 Haloo seperti janjiku, kita udah ketemu sama POV Nuragaa.

Ternyataaa oh ternyataaaaa, Nuraga suka beneran ccoooonggg!!! SCREAAMIINGGG!!!

Udah fix ini mah gak tarik ulur lagi. Tapi kenapa masss, kenapa kok malah dekat-dekat dengan mbak mapress?? 

Kalian bisa baca lengkap gimana POV Nuraga sejak awal suka sama Sita sampai adegan terakhir di bab ini. Iyaa pas tatap tatapan dangdut itu coooongg. Selengkapnya di KK aku, dengan judul yang sama yaaa. 

Kode voucher: RAGAPOV1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kode voucher: RAGAPOV1

Jangan lupa masukin kode voucher di atas yaa supaya bisa lebih murahh. Xixixi. 

Selamat beristirahat!!

Selamat beristirahat!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Messed Up My Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang