Haiii 🖐🖐🖐
Selamat hari Senin. Gimana hari Seninnya? Kalau berat, aku kasih yang manis-manis nih buat kalian.
Tes ombak dulu doongg sebanyak apa yang nungguin Nuraga sama Sita 🌊🌊🌊
Happy Reading!
***
Tanganku sejak tadi terasa pegal menumpu berat tubuhku karena memegang besi bagian belakang motornya. Kalau biasanya aku akan memeluknya atau setidaknya memasukkan tanganku ke dalam saku jaketnya, sekarang gak lagi. Gak dulu!
“Tangan kamu gak sakit pegang besi belakang?” ucapnya saat kami berhenti di lampu merah.
Posisi kamii tuh mirip di meme yang ada di twitter saat cewek dan cowok berantem tahu. Ada jarak yang cukup besar memisahkan badanku dengan punggungnya. Bahkan tas Mas Raga yang biasanya ia taruh depan supaya gak menghalangi pelukanku, kini tasku yang aku taruh depan.
“Diem! Mending fokus nyetir,” ucapku ketus.
Mas Raga membalas dengan kekehannya. “Kamu marah banget sama aku?”
“Menurut mas?!” ledekku kesal.
“Aku beneran gak ada apa-apa sama Marcela, Ta.”
Dia pikir marahku cuma gara-gara Marcela? Dasar lelaki gak pernah peka!
Mas Raga kembali menekan gas motornya. Ku kira lima menit lagi aku akan sampai di depan pagar rumahku. Namun bukannya pagar rumah yang aku temukan, tapi Mas Raga malah membawaku ke deretan warung pinggir jalan.
“Minum wedang ronde yuk?” katanya setelah mematikan mesin motornya.
Aku menepuk keras pundaknya. “Kok kesini sih!”
Mas Raga tertawa sambil memegang pundaknya yang kesakitan. “Kok aku dipukul sih.”
“Ya mas! Aku tuh marah sama mas,” geramku.
Ia lantas membalasku dengan senyuman, sama sekali gak terlihat terganggu dengan kemarahanku. “Iya. Makannya kita bicarakan baik-baik ya? Aku ceritain semua deh.”
Aku masih cemberut. “Cerita apa? Telat. Aku keburu marah.”
“Kita tenangin pakai wedang ronde. Oke?”
“Moh.”
Ia menghela nafas panjang namun senyum masih tersinggung di wajahnya. Langkahnya tergerak mendekatiku. Aku sempat memundurkan langkahku namun lengannya berhasil mengekangku. Ia memelukku seolah berusaha meredam emosi yang memburu dadaku.
“Sebentar aja. Aku peluk boleh? Kalau pelukanku gak ngefek apapun ke emosi kamu selama lima menit. Kita pulang.”
Curang! Mainnya physical touch gitu! Ya jelas lah aku lemah kalau caranya begini. Air mataku tanpa izin langsung menetes satu persatu. Aku tuh cengeng banget ya, waktu gak dapat villa nangis, sekarang nangis juga.
Jangan nangsi lah Ta. Masa belum apa-apa udah nangis. Ku tahan air mataku supaya tak jatuh lagi. Namun aku gak bisa menahan jari-jariku untuk gak meremas jaketnya.
Mas Raga sepertinya sadar dengan gerak-gerikku. Tangannya menuntunku untuk mengalungkan tanganku sepenuhnya melingkari pinggangnya. “Peluk aja gak apa-apa.”
Tangannya semakin merapatkan pelukan kami walaupun tanganku masih memeluknya secara gamang. Perlahan-lahan ia membelai kepalaku, ke atas ke bawah. Membuatku terasa lebih tenang sekarang. Dia tuh curang banget!
KAMU SEDANG MEMBACA
You Messed Up My Life [TAMAT]
Novela JuvenilNamanya Nuraga Satya, tapi nama panggilannya dariku ada banyak. Hulk, pipiyot, titisan nyi blorong, dedemit, medusa, atau reog ponorogo. Semuanya karena Nuraga hobi marah-marah dan suka komentari banyak hal. Aku Pramusita Kencana sayangnya harus se...