Part 22: Misi Dimulai

26 1 0
                                    

"Yey!!! Aku menang!!!!!" teriak Lucas kegirangan memamerkan otot lengannya pada Juwita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yey!!! Aku menang!!!!!" teriak Lucas kegirangan memamerkan otot lengannya pada Juwita.

"Kau curang!" jawab Juwita yang sampai di puncak tak lama dari Lucas. Nafasnya tak beraturan karna harus menggowes sepeda mengejar Lucas.

"Tidak ada aturan yang melarang untuk berbuat curang, bukan" Lucas tetap mempertahankan gelar kemenangannya.

"Bangga sekali kau berbuat curang, cuh!" Juwita sekuat tenaga mengatur jantungnya yang masih memompa cukup kencang.

"Yang terpenting aku menang dan kau harus mentraktirku makan. Ayo cepat aku sudah sangat lapar" ucap Lucas menarik tangan Juwita.

"Lepas! Aku bisa jalan sendiri!" kata Juwita ketus.

"Kau marah karna aku menang atau karna aku curang?"

"Krna kau menciumku tanpa izinku! Jangan pernah lakukan itu lagi padaku! Kau dengar itu!" titah Juwita memelototi Lucas yang berjalan disampingnya.

"Iya iya aku minta maaf. Aku ketagihan mendapat kecupan pertama darimu. Aku janji tidak akan melakukan itu lagi tanpa izinmu. Kau mau memaafkan aku, kan" kali ini penuturan Lucas terdengar tulus.

Juwita tak langsung merespon.

"Kau tidak berniat putus denganku, kan? Kita baru jadian setengah jam yang lalu Juwita"

"Kau berlebihan Lucas. Tidak. Aku tidak marah lagi"

"Syukurlah..."

Setelah berbincang-bincang di jalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di cafe yang bangunannya didominasi kaca. Nama cafe itu "The Bridgerwater Cafe". Mereka masuk mencari tempat duduk yang dirasa cukup nyaman untuk berbincang-bincang melepas penat setelah bersepeda sejak pukul 5 pagi.

Lucas memanggil pramusaji.

"Kau mau pesan apa?" tanyanya pada Juwita.

"Avocado toast dan roaster coffee"

"Buatkan dua porsi, terima kasih" ucap Lucas pada pramusaji.

"Kenapa kau tidak menguras abis isi dompetku? Kau kan sudah jadi pemenang" ledek Juwita.

Lucas tersenyum, "Lain kali akan aku lakukan jika aku menang taruhan lagi. Untuk saat ini aku ingin mencicipi menu sarapan yang kau sukai"

Juwita hanya mengangguk kecil. Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Dan mereka mulai menyantap sarapan pagi mereka dengan tenang. Lucas yang biasanya selalu mengerjai Juwita makan, kini hanya memandanginya saja. Dia masih tidak percaya bisa menyantap sarapan dengan wanita yang sejak lama ia incar dan kini status mereka adalah sepasang kekasih. Lucas tidak peduli dengan embel-embel "palsu" baginya sama saja.

"Kau lihat apa?!" bentak Juwita membuyarkan pikiran Lucas.

"Tidak ada. Ngomong-ngomong, kenapa kau punya rencana ini untuk membuat Jasmine menerima Mahesa? Bukankah kau sendiri yang sejak lama menyukai Mahesa?"

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang