Part 13: Pemakaman Maher

36 2 2
                                    

"Cerita kita bahkan sedikitpun belum kita tulis tapi kau telah pergi meninggalkanku, Maher..."

(Jasmine Felicia)

Pernikahan Jasmine dan Mahesa

Setelah menyetujui permintaan Juwita, seluruh petugas wedding kembali melakukan tugasnya merias Jasmine. Wajah Jasmine yang sembab oleh air mata kini sudah kembali cantik dengan riasan baru.

Begitupun sama halnya dengan Mahesa yang juga dirias sebagai pengantin pria. Memakai semua pernak pernik yang menunjang penampilannya. Kini ia sudah duduk di kursi akad yang terpisah oleh tirai bunga berhadapan dengan kursi yang nantinya akan diduduki Jasmine. Ia menunggu dengan cemas.

Selang tak lama kemudian, iringan pengiring Jasmine keluar dari sudut ruangan melalang melewati para tamu undangan yang hadir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang tak lama kemudian, iringan pengiring Jasmine keluar dari sudut ruangan melalang melewati para tamu undangan yang hadir. Mereka yang dibuat menunggu terlalu lama seketika terpesona akan kecantikan yang terpancar dari aura wajah Jasmine.

Jasmine sudah duduk dihadapan Mahesa. Meski wajah Jasmine tertutupi oleh kain transparan dari gaunnya namun Mahesa bisa melihat dengan jelas kepedihan yang ia rasakan. Kedua mata Jasmine sembab karna tangisan. Mulutnya seakan ikut terkunci tanpa mengatakan sepatah katapun.

Keduanya duduk berhadapan dipisahkan oleh tirai bunga tadi. Pak penghulung mulai mengucapkan lantunan akad lalu Mahesa dan Jasmine bergantian menjawab,

"Qobul hai..."

Kini Jasmine dan Mahesa resmi menjadi suami istri. Tepuk tangan para tamu undangan dan seluruh keluarga yang hadir bersorak merayakan momen itu. Terkecuali Jasmine, Mahesa dan juga Juwita yang justru merasakan hal sebaliknya.

Tak berdaya Jasmine menunduk masih dengan posisi yang sama. Namun kini statusnya telah menjadi istri orang lain. Bukan Maher yang akan ia puja seumur hidupnya, melainkan Mahesa yang terpaksa ia nikahi.

"Cerita kita bahkan sedikitpun belum kita tulis tapi kau telah pergi meninggalkanku, Maher..." batin Jasmine terus merintih.

Air matanya kembali menetes membasahi gaun pengantin yang bertahun-tahun sangat ingin ia kenakan atas nama Maher. Namun ternyata takdir berkata lain. Takdir mempermainkannya.

***

Pemakaman Maher

Pagi tetap menyapa meski hati Jasmine terasa gelap. Setelah pesta pernikahan semalam, ia dan suaminya, Mahesa memutuskan untuk pulang ke apartement milik Jasmine.

Disamping Mahesa tak ingin memperkeruh suasana hati Jasmine yang terasa mati, ia juga ingin membuat Jasmine sedikit tenang dengan memisahkan diri dari keluarga yang lain.

Mahesa terbangun dari tidurnya pagi itu dengan suasana hati yang sama hancurnya dengan Jasmine. Ia duduk di sofa tempat tidurnya semalam dan mulai merenung. Suara-suara sangat berisik bergemuruh didalam hatinya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang