Part 56: Australia

15 2 0
                                    

Perjalanan tur masih panjang. Kali ini Apollo sudah berada di Australia. Hari-hari mereka begitu sibuk mengatur jadwal yang sangat padat. Meski begitu semua hal terasa menyenangkan.

Siang ini tidak ada kegiatan. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan acara makan besar. Mereka menginap di sebuah villa yang merupakan bagian dari sponsor, Mahesa kini tengah membakar banyak daging.

Bertelanjang dada, hanya mengenakan boxer pendek, Mahesa tampak begitu menggoda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertelanjang dada, hanya mengenakan boxer pendek, Mahesa tampak begitu menggoda. Menggiurkan, pun seperti daging-daging yang menyemburkan aroma sangat enak.

"Hei Molly apa kau sudah selesai membuat sausnya?"

"Tunggu sebentar aku sedang mencari resepnya di youtube, Jason tolong bantu aku, ya ampun"

Jason yang tengah santai rebahan di kursi taman, bangkit sembari menertawakan Molly yang kebingungan.

"Dasar kalian begitu saja tidak bisa" Natan menghampiri.

Sama seperti Mahesa, Natan yang dulunya pernah hidup mandiri pun sangat menguasai beberapa resep masakan. Dia dan Mahesa sering kali berkolaborasi menciptakan makanan enak.

"Biar aku saja" Natan mengambil alih tugas membuat saus. "Kau dan Jason sebaiknya membantu Celine menyiapkan meja makan, sana"

Menurut, Molly dan Jason masuk ke dalam villa seperti yang di perintahkan Natan. Mahesa masih memanggang sementara Natan sudah mulai meracik saus.

"Apa kau sudah mengabari Jasmine?" tanya Natan memulai pembicaraan saat hanya mereka berdua saja.

"Belum"

"Astaga Mahesa! Sudah sebulan kalian berpisah dan kau belum juga menghubunginya. Kau sengaja membuatnya menderita!"

"Dia bahkan mungkin tidak memikirkanku"

"Kata siapa?"

"Apanya?" Mahesa balik bertanya.

"Siapa yang bilang dia tidak memikirkanmu, bodoh!"

"Itu hanya perkiraanku. Lagipula cara kami berpisah kemarin sudah menjelaskan segalanya"

"Butuh waktu dengan tidak memikirkan adalah dua hal yang berbeda. Kau terlalu ambil pusing"

"Bagaimana aku tidak pusing. Beberapa kali dia menunjukkan kalau dia mencintaiku namun setelahnya dia menolakku lagi. Aku merasa seperti tengah dipermainkan olehnya"

Natan tertawa menanggapi celoteh Mahesa itu. Pasalnya sahabatnya itu baru benar-benar mencintai seorang gadis. Dan itu membuatnya tampak bodoh, tentu saja.

"Nah sekarang pun kau puas sekali menertawaiku"

"Dengar" Natan menghentikan sejenak kegiatannya, "Semua wanita memang seperti itu, kau perlu tau, jauh didalam hatinya mereka hanya ingin dibuat yakin, mereka sendiri juga terkadang sulit memahami apa yang benar-benar hatinya inginkan. Kau sebagai seorang pria harus terus maju, jangan pantang menyerah"

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang