Part 69: Hanya Milikku

8 0 0
                                    

Tangan Mahesa bergerak perlahan menyelusuri tubuh Jasmine yang membelakangi dirinya. Saat tangan Mahesa sampai diantara kedua paha Jasmine, desahan singkat mulai terdengar.

Tangan Mahesa tak mau diam bermain di lubang senggama Jasmine. Lembut sentuhan Mahesa memberikan sensasi kenikmatan dalam menyambut pagi mereka. 

Sejak semalam setelah acara selesai dan para keluarga sudah pulang, disanalah mereka berdua beradu kasih. Melepas gairah yang mereka tahan selama acara berlangsung.

Terlebih lagi terjadi adegan cukup menegangkan semalam. Saat Jasmine dibakar oleh api cemburu melihat Celine masih belum ragu-ragu untuk mendekati Mahesa. Dia bahkan mengait lengan Mahesa saat lagu puncak acara dinyalakan.

Celine yang memang sifatnya sangat friendly merasa bahwa hal itu wajar-wajah saja. Ditambah Mahesa pun bertindak hal yang sama. Sontak saja itu membuat Jasmine tak nyaman.

Lalu tanpa sadar dan termakan api cemburu, Jasmine mendesak masuk diantara kaitan tangan Celine pada lengan Mahesa dan mencium Mahesa di hadapan semua keluarga yang hadir dengan ciuman membabi buta.

Sungguh, Jasmine bahkan tidak peduli lagi pada tatapan semua orang di pesta itu. Ia terus menghisap bibir Mahesa penuh nafsu. Seringkali cemburu memang bisa menunjukkan sisi lain dari pribadi seseorang.

Matahari belum sepenuhnya muncul, kamar mereka pun masih gelap gulita tapi Mahesa telah melumat habis vagina Jasmine tanpa henti. Tatkala ingatan kejadian semalam muncul, Mahesa ingin sekali melihat reaksi cemburu Jasmine pagi ini.

"Katakan lagi, Jasmine..." bisik Mahesa kini sudah merayap di atas tubuh Jasmine.

"Katakan apa?"

"Katakan bahwa aku hanya milikmu seorang, seperti yang kau katakan semalam. Katakan bahwa kau cemburu melihatku dekat wanita lain"

Setelah mengatakan itu bibir Mahesa bergerak mencumbu leher Jasmine dengan gerakan yang tidak beraturan.

Bercak merah berhasil dibuat oleh mulut Mahesa disana. Namun bukannya menjawab, Jasmine seakan tidak bisa berkata apa-apa. Enak saja! Apa Mahesa pikir bisa mengendalikan Jasmine karna kecemburuan itu. Sudah cukup aksi konyolnya semalam.

"Cepat katakan lagi, Jasmine.."

Seolah ingin membuat Jasmine menyerah, Mahesa kembali turun merayapi setiap inci tubuh istrinya itu. Mulai dari mengulum salah satu payudara Jasmine, mencumbu perutnya, lalu yang paling membuat Jasmine menggelinjang adalah saat Mahesa meraup vagina Jasmine.

Lidahnya yang nakal bagaikan ular yang mengalirkan racun mematikan. Tentu saja Jasmine hampir menyerah.

"Kau masih kekeh juga rupanya"

"Aku tidak suka melihatmu bersama dia. Seharusnya kau meminta maaf sekarang" ucap Jasmine di tengah desahannya.

"Kita sudah melupakannya semalam, kita juga sudah berhubungan intim semalaman, apa kau masih marah padaku?"

"Tidak sampai kau minta maaf"

"Baiklah.."

Bukannya meneruskan permintaan maafnya, Mahesa justru menarik tubuh Jasmine lalu tanpa memberi aba-aba langsung mendesak masuk kedalam vagina Jasmine.

"Ough!"

"Kau sudah memaafkan aku?" ucap Mahesa sembari terus memompa kejantanannya tanpa ampun.

"Kau curang, argghh!!"

Seolah acuh dengan protesnya Jasmine, Mahesa justru menarik tubuh Jasmine bangkit hingga payudaranya menempel pada dada bidang Mahesa. Posisi mereka kini Mahesa memangku Jasmine. Tubuh mereka masih menyatu membuat Jasmine tak kuasa menahan suaranya untuk berteriak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang