Part 53: Malam Perpisahan

19 3 0
                                    

"Kurasa sebaiknya kita saling menjaga jarak terlebih dulu"

Tak disangka-sangka jawaban Mahesa akan seperti itu. Terkejut Jasmine mendengarnya hingga tersendat pelan. Bukan hal yang wajar jika Mahesa memilih berjarak dengan Jasmine.

Bergemuruh hati Jasmine bertanya-tanya alasan sebenarnya Mahesa ingin menjauh darinya. Meskipun tau Jasmine menunggu jawaban selanjutnya, ternyata Mahesa tak bergeming. Tak segera menenangkan Jasmine. Ia masih terus melipat pakaian Jasmine.

"Kenapa kau ingin kita menjaga jarak?" tanya Jasmine akhirnya. "Dua minggu yang lalu pun kau tidak mengabariku sama sekali. Kau sengaja menjauh dariku?"

"Bukan begitu...." Mahesa menarik napas berat. "Aku hanya merasa selama ini aku hanya menyakitimu saat kita bersama. Aku tidak mau membiarkan diriku melakukan hal itu terus-menerus"

"Aku tidak merasa begitu. Banyak hal baik saat kita bersama" sanggah Jasmine mencoba mencari mata Mahesa yang sejak pembicaraan mereka tidak berani menatapnya.

"Dengar, bagaimanapun aku yang menyebabkan kau terkena hipotermia. Malam itu seharusnya aku bisa mengontrol emosiku dan tidak meninggalkanmu disana. Aku terus merasa bersalah karna hal itu. Tolong mengertilah.." jawab Mahesa masih tertunduk.

"Jika kau merasa bersalah, tatap aku dan minta maaflah sekarang di hadapanku"

Mahesa mengangkat wajahnya dan menoleh menunduk mencari mata Jasmine disampingnya.

"Aku minta maaf" ucap Mahesa singkat.

Mata mereka hanya bertemu beberapa detik kemudian Mahesa mengalihkan lagi pandangan mereka.

"Apa lagi yang mau kau bawa?" tanya Mahesa seakan berusaha mengganti topik.

"Begitu caramu meminta maaf?" kali ini Jasmine bicara dengan nada kesal.

"Kemasilah barang apa lagi yang ingin kau bawa, aku tunggu di bawah" Mahesa melangkah meninggalkan Jasmine tanpa menjelaskan apapun.

Syok berat Jasmine diperlakukan seperti itu oleh Mahesa. Tubuhnya lunglai di atas kasur sambil marah-marah sendiri.

Sementara itu Mahesa menghembuskan napasnya penuh setelah pintu tertutup. Alasan sebenarnya adalah ia sangat gugup.

Bersandar pada pintu sembari menutup kedua matanya lalu bayangan tatapan itu muncul lagi. Beberapa saat lalu saat Jasmine berkata, matanya seolah-olah membelah pertahanan Mahesa.

Tatapan yang memberikan rangsangan untuk mencium Jasmine saat itu juga.

"Apa dia sengaja melakukannya? Dasar! Bagaimana jika aku lepas kendali dan hubungan kami akan semakin merenggang...." Mahesa menuruni tangga perlahan. "Huh!"

Selang lima menit kemudian, Jasmine turun menenteng kopernya. Sigap Mahesa bangun dan membantunya.

"Kabari jika kalian sudah sampai" kata baba mengelus pucuk kepala Jasmine, "Jangan lupa untuk minum obatmu... Mahesa titip salam untuk Mira agar menjaganya"

"Pasti baba. Kalau begitu kami pamit"

Mereka berdua menyalami tangan baba dan keluar menuju mobil.

Mahesa memasangkan sabuk pengaman Jasmine, "Tidurlah... Aku akan membangunkanmu begitu kita sampai"

Jasmine hanya mengangguk lalu memalingkan wajahnya menatap spion mobil. Mobil melaju dan Jasmine melambaikan tangan ke arah baba.

***

Keberangkatan Apollo

Sebulan sudah berlalu sejak Jasmine dan Mahesa tinggal di kediaman keluarga Arundaya. Setiap hari Mahesa mengantar Jasmine untuk bekerja di perpustakaan.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang