Author pov!!Sepulang sekolah,Laura mengunjungi apart yura untuk memberikan Amel buku dari bu yanti.Laura hanya menatap malas ke apart Yura yang terlihat sepi,tapi tak lama kemudian terlihat yura berjalan menghampiri mobilnya.
"Ngapain lo!"
Laura hanya memutarkan bola matanya malas kala yura mengetuk kaca mobilnya,laura membuka kaca mobilnya dan melemparkan sebuah buku ke arah Yura.
"Kasiin ke amel suruh salin besok di kumpul" ucap Laura Malas
"Kenapa harus lo yang bawain?"
"Tanya sama bu yantii! Lo pikir gue inisiatif sendiri."
"Neks time gausah repot-repot! Gue gamau liat lo dateng lagi ke apart gue!" Ucap Yura lalu berjalan meninggalkan Laura masuk ke apartnya.
"Anjritt!! Gue bisa beli apart lo kalau gue mau,gausah blagu lo!" Laura memukul stirnya kesal.
"Lauraaa..."
Laura menatap kesal amel yang menghampirinya dengan langkah lesunya,terlihat wajahnya masih begitu pucat.
"Masuk dulu gih?" Ucap Amel
Laura tak menjawabnya dan langsung menutup kaca mobilnya,ia meninggalkan Amel yang hanya bisa menatapnya sedih.
"Padahal aku cuman mau bilang makasih udah tolongin aku kemaren,Yaudalah besok aja di sekolah."
Amel berjalan memasuki apart lura dan mengambil buku yang di bawakan Laura dari tangan yura,Yura hanya bisa menatap jengah Amel yang senyum-senyum sendiri menatap buku itu.
"Senyumin aja trus sampe gigi lo kering!"
Amel langsung salah tingkah dan menyembunyikan buku itu di belakangnya,
"Gue harap lo pikirin lagi deh mel soal keputusan lo itu,Sabisanya lo mutusin buat ngejar orang yang jelas-jelas udah nyakitin lo selama ini!" Ucap Yura tanpa menoleh ke arah amel.
"Dia lakuin itu karena ada alesannya ra..dan aku udah tau alesannya apa.ak..."
"Tapi kalau dia cuman ngarang gimana?bisa aja itu cuman akal-akalannya dia aja."
Amel menundukkan kepalanya dan meremas buku di tangannya,Ia lalu berjalan duduk di samping Yura.
"Raa..kam.."
"Gue udah ngomong sama oma buat nyari orang yang bersedia buat transplantasi ginjalnya buat lo." Ucap Yura Yang masih menatap layar tv di depannya tanpa menoleh ke yura.
Amel meremas kuat ujung bajunya dan menghela nafas kasar,ia menundukkan kepalanya dan setetes air matanya sudah jatuh dari pelupuk matanya.
"Atau perlu kita ke negara yang melegalkan jual beli ginjal?"
Yura melirik amel yang masih menunduk,ia lalu memeluk amel dan menenangkannya.
"Mell...orang yang akan ngejalani tranplantasi ginjal kondisinya harus baik! Sedangkan kondisi lo sekarang....." yura mengusap air matanya kasar lalu melapaskan pelukannya.
"aku udah ga ada harapan raa..." ucap amel menatap yura
"Ada mel...!!Jadi gue mau sekarang kita fokus aja ke kesehatan lo dulu yah!."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY LINE
Teen FictionKamu ga akan pernah tau! Gimana rasanya hidup menjadi Bukan siapapun diantara Mereka yang bisa lari lebih cepat.