Author pov!!Yura mengusap air matanya Kasar kala melihat tubuh lemas Amel yang terbaring di brankar rumah sakit,Tadi pihak sekolah menelfonnya dan memberitahukan bahwa Amel di larikan ke rumah sakit.
"Raa,lo tenang dulu yah.Amel pasti baik-baik aja,mungkin dia lagi kecapean aja tadi." Ucap mala mencoba menenangkan yura
"Bukan cuma kecapean La!! Ini pasti ada kaitannya sama gank Brengsek itu!"
"Jangan asal nuduh dulu ra,lebih baik lo temuin dokternya dulu oke! Tadi perawat nyuruh gue manggil lo keruangannya."
Yura menatap sekilas Amel lalu ia berjalan ke ruangan dokter.
"Silahkan duduk." Ucap sang dokter pada Yura yang kini sudah berada di ruangannya.
"Gimana keadaan amel dok,apa ini ada kaitannya sama penyakit ginjalnya?" Tanya Yura
"Betul,Keadannya semakin memburuk apakah selama ini dia rutin cuci darah?"
"Baru tiga kali si dok,Tapi saya akan secepatnya mencarikan dia pendonor ginjal Dok." Ucap yura
"Tapi melihat kondisinya sekarang ini mungkin akan sulit,tapi Ada satu hormon namanya hormon endorfin yaitu hormon kebahagiaan,hormon ini dapat memicu rasa kebahagiaan yang sangat tinggi.itu mungkin akan berguna bagi kesehatan Amel,sebisa mungkin apapun yang dia inginkan coba saja turuti,selagi itu bisa membuatnya senang."
Yura menganggukkan kepalanya dan memilih untuk kembali ke ruangan Amel,Yura menceritakan apa yang di bilang dokter kepada Mala.
"Harusnya lo ga terlalu ngekang dia Ra,biarin aja dia mau lakuin apa yang dia mau.ya termasuk keinginan dia buat dekat sama laura.."
"Gue takut la!!Kalau amel terus-terusan dekat dia Justru keadaannya bakal makin memburuk!."
"Tapi amelnya sendiri udah senekat itu Ra,dia sebisa mungkin ngehilangin rasa trauma dan takutnya cuman untuk dekat sama laura."
"Kalau sampai dia kenapa-kenapa,gue ga bakal bisa maafin diri gue sendiri La."
"Tapi kalau gue jadi lo gue bakal izinin apapun yang mau dia lakuin,Dan gue bakal bersyukur banget karena gue udah berani ngasih kesempatan dia buat ngelakuin apa yang dia mau dalam hidupnya.kita gatau Kapan kita akan di panggil sama tuhan ra...."
Yura mendudukkan dirinya di kursi dan menangis sejadi-jadinya,Pikirannya benar-benar kacau saat ini.Mala hanya bisa menenangkan sahabatnya itu,Sejujurnya dia juga khawatir sama keputusan amel yang ingin dekat dengan laura.
***
"Mel lo gausah sekolah dulu yah,Pliss kali ini dengerin gue." Yura terus mengikuti langkah amel yang berjalan keluar dari apartnya.
"Aku udah sehat ko ra,gausah khawatir oke! Nih liatt...Udah semangat banget ini." Ucap Amel sambil tersenyum manis ke arah Yura.
Yura hanya bisa menatapnya diam,dia melihat wajah amel yang masih terlihat begitu pucat.
"Tapi nanti obatnya di minum yah kalau abis makan siang!"
"Iyaa..."
"Yaudah yuk gue anter!" Mereka langsung meninggalkan apart yura menuju ke sekolah amel.
Di perjalanan yura terus-terusan di bikin khawatir kala amel sesekali meringis sakit di area perutnya,Bahkan sekarang dia sudah tertidur begitu pulas.
Apa gue bawa balik aja ya? Tapi kalau dia bangun dia bisa marah..
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY LINE
Teen FictionKamu ga akan pernah tau! Gimana rasanya hidup menjadi Bukan siapapun diantara Mereka yang bisa lari lebih cepat.