Author pov!!"Baik,Saya akan mengumumkan siapa yang mendapatkan nilai tertinggi Di semester ini."
Laura melirik sekilas amel yang hanya terdiam dan menatap kosong ke arah depan,Sedari pagi amel sama sekali tidak bersuara atau bahkan beranjak dari tempat duduknya.
"Dan orang yang mendapatkan nilai terbaik adalah...LAURA NADYA CHOIRANI."
Semua langsung memberikan Tepuk tangan kepada Laura,Laura hanya Tersenyum tipis dan beralih menatap amel di sampingnya.Ia kaget kala amel mengulurkan tangannya kepadanya.
"Selamat ya," ucap amel dengan tersenyum manis.
Laura hanya menatapnya diam lalu ia membuang tatapannya kedepan dan tak membalas uluran tangan amel.Amel hanya bisa menatap sendu Laura dan memilih untuk tidak berbicara lagi.
"Eittss...tapi jangan senang dulu,Posisi kamu ini hanya sementara.Karena Kamu akan mengikuti olimpiade bersama dengan Murid yang berada di posisi kedua setelah kamu.Jika dia berhasil membawa piala sedang kamu tidak,otomatis posisi kamu akan di geser sama dia." Ucap bu Sinta.
Laura hanya mengangguk paham,Ia tau kalau orang yang berada di posisi kedua itu pasti amel.sebenarnya dia cukup kaget karena ia bisa menggantikan posisi amel yang selama ini selalu menjadi yang terbaik,Dan lagi laura cukup sadar kalau Sepertinya amel sudah sangat tidak perduli dengan Posisinya itu.Terlihat dari ia yang malas mengerjakan soal,Dan tidak semangat mengikuti pelajaran.
***
Setelah pengumuman itu,Laura lebih giat lagi belajar.Terlebih sudah tidak ada temannya yang menemaninya di sekolah,Mereka hanya akan kumpul di luar sekolah saja.
Sedang amel,waktu jamkosnya di sekolah hanya ia pergunakan untuk tidur di uks.Bahkan di kelas kadang ia juga tidur,Dan sangat malas mengikuti pelajaran.
Laura tidak perduli sama sekali padanya,mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.Tak ada interaksi sama sekali di antara mereka,Mereka benar-benar seperti orang yang tidak saling menganggap ada.
Seperti saat ini,mereka tengah berada di ruangan pak Hasan untuk mengikuti pelajaran tambahan mengenai olimpiade mereka.Laura mewakili sekolahnya dengan mengikuti olimpiade FISIKA,Dan amel dengan olimpiade MATEMATIKA.
Mereka hanya fokus dengan penjelasan pak hasan dan sesekali mencatat apa yang di ucapkan pak hasan,Tapi tak berselang lama Amel Mengeluh sakit di area perutnya.
"Kamu kenapa amel?" Tanya pak hasan.
"Gapapa pak," jawab amel mencoba kembali memperbaiki posisi duduknya.
Laura hanya menatap datar amel yang terlihat begitu pucat,Bahkan Laura bisa melihat tangannya juga bergetar.
"Kalau kamu sakit ini bisa kita lanjut besok." Ucap pak hasan lagi.
"Ga bisa gitu dong pak,Kalau dia sakit bukan berarti saya juga sakit kan.Saya masih mau belajar,Terserah dia kalau mau pulang atau tetep di sini." Ucap Laura kesal.
"Tap...."
"Em..pak,Gapapa.Saya masih bisa ikut belajar." Ucap Amel dengan tersenyum paksa.
"Yasudah kita lanjut yah."
Laura menatap sekilas ke arah amel,Amel juga menatapnya diam.Mereka saling tatap beberapa menit tapi setelah itu Laura langsung membuang tatapannya ke arah bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY LINE
Teen FictionKamu ga akan pernah tau! Gimana rasanya hidup menjadi Bukan siapapun diantara Mereka yang bisa lari lebih cepat.