Author pov!!Langit yang tadinya berwarna jingga kini perlahan berubah menjadi gelap,tapi dua gadis yang tengah berada di balkon rumah sakit itu masih betah berdiri menikmati angin yang menerpa wajah mereka.
"Masuk yuk!" Laura hendak menarik tangan amel tapi amel menahannya.
"Kamu duluan aja,aku masih mau di sini." Ucap amel kembali mengedarkan pandangannya ke arah jalanan kota.
"Besok lagi aja,ntar masuk angin."
"Tapi aku mau nikmatin pemandangan ini malam ini,bukan besok."
Laura hanya bisa menghela nafas kasar dan memilih untuk kembali berdiri di samping Amel.ia akan kembali ke ruangannya ketika amel sudah tidur nanti.
"Selama sadar dari koma,Lo selalu bertingkah seakan-akan lo ga punya hari esok."
"Oh ya? Berarti kamu suka merhatiin aku ya?" Tanya amel terkekeh.
Laura langsung menarik tangannya dan menatapnya tajam,membuat amel seketika mematung.
"Gue ga lagi becanda mel!! Kalau lo masih ngerasa sakit lo bilang!,Gue bakal bantu nyari ginjal yang cocok buat lo.jangan merasa sok kuat di depan semua orang,Lo gatau seberapa khawatirnya gue sama keadaan lo skarang!"
"Kamu khawatir?yang bener?"
"Terserah!!"
Amel kembali terkekeh membuat laura semakin menatapnya kesal.
"Jangan khawatir berlebihan,Kalau aku mati aku pasti bilang ke kamu kok." Ucap amel tersenyum.
"Paansi!!"
Laura memalingkan wajahnya dan langsung berjalan keluar dari ruangan amel,Amel hanya bisa menghela nafas lesu dan memilih untuk kembali menatap ke arah jalan kota.
Amel masih sedikit bingung, karena saat ia terbangun dari koma 3 hari yang lalu ia mendapati laura yang tertidur di sofa ruangannya.Di tambah Laura juga mengenakan baju pasien dengan kepalanya yang dililit perban.
Amel sudah mencoba menanyakan apa yang terjadi padanya tapi laura tidak mau mengatakannya.Dan selama tiga hari itu,sampai dengan saat ini Laura terus berkunjung ke ruangannya,Kadang hanya sekedar menemaninya seperti tadi.
Tapi saat ada Yura dan yang lainnya,Dia memilih untuk langsung pergi dari ruangan amel,Ia sama sekali tidak mau berbicara pada yura atapun dengan yang lainnya.
Amel tertunduk lesu mengingat perkataan laura tadi,Ia tidak menyangkal bahwa ia memang berperilaku seperti akan meninggalkan dunia ini.Amel sendiri bingung kenapa dia berperilaku seperti demikian,Adapun ia berpikir mungkin ini memang saat-saat terakhirnya di dunia.mengingat operasi Ginjalnya yang gagal,harusnya ia sudah meninggal saat itu.tapi dia masih bisa bertahan dengan koma selama seminggu,dan sekarang bahkan ia sadar kembali.
***
Laura terlonjak kaget kala sebuah tangan melingkar di perutnya,ia langsung membalikkan badannya dan mendapati amel yang tengah tersenyum manis padanya.Laura menepis pelan tangan amel dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sedang membuka tirai jendela ruangannya.
"Ngapain lo kesini?" Tanya laura datar.
"Pengen aja si,masa kamu doang yang berkunjung ke ruangan aku.kan aku juga mau berkunjung ke ruangan kamu."
Laura menghela nafas kasar lalu berjalan ke kamar mandi,Amel memilih untuk keluar ke arah balkon ruangan Laura.Ia merentangkan tangannya dan menghirup udara segar di pagi hari.Setelah dari kamar mandi,laura memilih untuk menyusul amel ke balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY LINE
Teen FictionKamu ga akan pernah tau! Gimana rasanya hidup menjadi Bukan siapapun diantara Mereka yang bisa lari lebih cepat.