Cahaya Langit 19

7 1 0
                                    

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

32. Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Q.S Al - Isra ayat 32
____________________________________________
"Hmmmm ... jadi lo sama Bella itu mau dijodohkan trus lo terima karena lo cinta sama dia?"

Langit mengangguk pelan. Ia menceritakan kronologi kisahnya dengan Bella pada Aya.

Aya terdiam sejenak. Mengatur nafas yang tib-tiba merasa sesak. Seperti ada rasa nyeri di hati kala Langit mengatakan bahwa dirinya mencintai Bella.

"Astaghfirullah," ucap Aya lirih. Ia mencoba untuk sadar.

"Jadi gimana, Ya? Gue harus putus? Tapi ... susah," ujar Langit.

Aya menghela nafas. "Obat untuk dua insan yang saling mencintai itu cuma menikah," jawab Aya tanpa menatap Langit.

"Lo gimana, sih? Lo nyuruh gue nikah gitu? Gue masih sekolah, ya kali nikah!"  ujar Langit sewot. Aya harus banyak bersabar.

"Gue nggak pernah bilang nyuruh lo nikah," ujar Aya datar.

"Maksud gue, kalau cinta itu daripada malah nambah dosa dengan hubungan yang nggak halal atau sejenis pacaran, sebaiknya nikah aja, udah halal," lanjut Aya.

"Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra ayat tiga puluh dua.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Nah, mendekati aja udah nggak boleh apalagi melakukan," lanjut Aya.

"Kalau nggak siap nikah?"

"Kalau itu, lo pilih, halalkan atau tinggalkan," jawab Aya.

"Nggak bisa ninggalin Bella gue. Selain karena gue cinta sama dia, nanti gue juga dihajar Papa sama papanya Bella," kata Langit.

"Lagian gue nggak zina, kok. Gue pacaran sehat aja," lanjut Langit.

Aya menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. "Bismillah. Nggak ada yang namanya pacaran sehat. Pacaran tetep nggak boleh, haram. Itu status kalau bilang putus ya udah selesai. Sakit hati dikit minta putus," kata Aya.

"Dan zina itu nggak cuma satu jenis. Ada zina mata, hati, pikiran, lisan, dan yang emang harusnya dilakukan sama suami istri dilakukan sebelum nikah. Itu udah keterlaluan," lanjut Aya.

Langit mendengarkan.

"Zina mata, pikiran, lisan, hati itu gimana maksudnya?" tanya Langit.

"Zina mata kita memandang seseorang dengan perasaan senang, apalagi sampe ngeliatinnya segitunya banget dan menimbulkan syahwat. Contoh kayak ngeliat cewek cantik di HP sampe nggak berkedip. Makanya kita harus jaga pandangan.

Nah, kalau udah mata langsung ke pikiran. Mikirin orang itu sampai ngehalu yang nggak jelas. Kita senang mikirin dia.

Dari pikiran terus ke hati. Hati kita jadi ada perasaan yang nggak jelas, kalau nggak dikelola dengan baik, itu bahaya.

Dan lisan kita menerjemahkan apa yang ada dihati kita. Membicarakan orang itu dengan perasaan senang, berlebih-lebihan sampai menghayal macam-macam."

Pokoknya perasaan yang nggak menentu, nggak dikelola dengan benar, berawal dari nggak menjaga pandangan sampai berpotensi melakukan maksiat, yang ujung-ujungnya melakukan zina badan. Na'udzubillahimindzalik."

Cahaya LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang