"Itu udah masalalu gue. Lo atau siapapun nggak berhak maksa gue untuk cerita apapun!"
_Cahaya_
***
"Cahaya!"
Aya membalikkan badannya ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Terlihat Langit yang tengah berlari kearahnya. Sekilas Aya memperhatikan penampilan Langit yang lebih rapi dan rambut yang juga rapi. Beda.
Aya mengalihkan pandangan.
"Apa?" tanya Aya ketika Langit sudah berhenti didekatnya.
"Lo lihat ini!" Langit mengotak-atik ponselnya. Ia menunjukkan sebuah foto dan berita mengenai ...
"Aldo?" Langit bertanya.
Aya terpaku. Kenapa Langit malah mendapatkan foto itu. Ah, benar. Jejak digital memang tak mudah dihapus.
Aya menatap Langit yang juga tengah menatapnya.
"Melihat lo belakangan ini. Lo keliatan kayak takut banget kalo ketemu cowok itu. Gue khawatir sama lo. Gue sengaja cari informasi tentang Aldo ini. Dan ... mengejutkan. Informasi ini yang gue dapat," papar Langit.
Aya bergeming. Kembali ia melihat foto itu. Bukan fotonya, hanya kata-katanya.
"Remaja kelas tiga SMP pernah melakukan kekerasan hingga membuat korbannya trauma berat dan sampai harus pergi ke psikolog."
Aya membaca dengan seksama. Tenggorokannya tercekat.
Langit memperhatikan Aya. Melihat reaksi Aya membuat Langit semakin yakin dan khawatir.
"Apa korban itu ... lo?" Pertanyaan bernada pelan itu keluar juga. Aya menatap Langit. Tetap diam.
Langit memasukkan ponselnya ke saku celananya. "Gue pengen bantuin lo. Gue pengen kasih pelajaran ke tu cowok biar dia nggak gangguin lo lagi. Gue khawatir, Ya." Langit merasa khawatir pasalnya gadis didepannya ini tak kunjung bicara.
"Cerita sama gue. Mungkin gue bada solusi."
"Nggak ada yang harus di ceritain," kata Aya pelan dan datar.
Langit tertegun.
Aya membalikkan badannya. Namun Langit segera menariknya. Sontak Aya terkejut dan menghempaskan tangannya.
"Sorry ..." ucap Langit.
Aya menahan diri untuk tidak emosi sekarang.
"Ya, lo harus cerita sama gue. Gue teman lo, kan? Dan gue saksi gimana lo di mall kemarin. Sikap lo juga berubah drastis gitu. Lo harus cerita, biar gue bisa cari solusi. Jangan malah diem gini, Ya!"
Aya mengalihkan pandangan. "Itu udah masalalu gue. Lo atau siapapun nggak berhak maksa gue untuk cerita apapun itu kalau gue nggak mau," kata Aya dingin.
Langit kembali tertegun. Kenapa Aya berubah drastis seperti ini? Kejadian di mall itu membuat Aya berubah. Ia tak ceria seperti biasanya. Ketika belajar saja sering salah fokus dan senyum terpaksa.
Aya pergi meninggalkan Langit yang hanya diam. Langit tak mencegah.
Ia tahu bahwa memaksa seseorang terutama bercerita masa silam itu salah. Tapi Langit sangat mengkhawatirkan Cahaya.
"Gue tahu itu lo, Cahaya. Kalau lo nggak mau cerita, biar gue yang cari tahu sendiri."
***
Jadwal keberangkatan para peserta kompetisi sains sudah ditentukan. Kini, semua peserta tengah menunggu bus jemputan untuk membawa mereka ke lokasi kompetisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Langit
Teen FictionCAHAYA LANGIT Deskripsi Bukan tentang cahaya langit, melainkan tentang seorang gadis yang bernama Cahaya yang pindah ke sekolah elit karena mendapatkan beasiswa. Bagaimana siswa yang pindah karena mendapatkan beasiswa? Terkadang di bully karena stat...