Chapter 36 ( The Griffin - 5 )

353 40 2
                                    

Taeil POV

Waktu malam menjadi waktu yang paling aku benci, semua kejadian selalu terjadi di malam hari dimana seharusnya menjadi waktu untuk semua beristirahat.

Aku cukup lelah dengan ketidak pastian yang terus menghantuiku, sungguh aku hanya ingin selayaknya penyihir normal atau setidaknya cukup normal bagi penyihir di akademi ini

Ketenangan yang mulai datang malah membuatku gusar, meskipun badai yang sebelumnya datang belum benar-benar berakhir

Ketukan pintu menyapa indra pendengaranku, hal yang aku yakini jika siapapun yang dibalik pintu bukanlah Johnny. Sudah jam segini tapi ia belum juga datang

Aku bergegas membuka pintu dan melihat Jungwoo disana dengan wajah tanpa ekspresi, aku lebih dari cukup mengenalnya. Ia yang selalu penuh ekspresi berbanding terbalik dengan sosoknya yang kini berdiri dihadapanku

"Sebelumnya aku meminta maaf menganggumu di jam segini" ucap Jungwoo

"Bisakah hyung ikut denganku ke kamarku? Aku tak yakin membicarakan sesuatu disini"

"Baiklah" ucapku mengikutinya ke kamarnya

Ia merapalkan mantra dan menciptakan rune untuk membuat ruangan kedap suara. Keyakinanku semakin menjadi-jadi, ada hal yang tidak beres dan itu melibatkan diriku

Brukk.....

Aku terkejut melihat Jungwoo berlutut, ia tak pernah seperti ini. Sungguh ia tak seperti Jungwoo yang aku kenal

"Kali ini saja, aku mohon pada hyung. Bisakah hyung menemui profesor Yunho di ruang astronomi besok malam?"

"Prof Yunho atau Yifan" ucapku dingin

"Yifan.... Doyoung hyung dan Lucas menjadi taruhannya, Ia akan melepaskan mereka jika hyung menemuinya" ucapnya

"Apa yang kau takutkan darinya?" Ucapku tenang sembari ikut berlutut menyamakan tinggiku dengannya, ketiganya tidak terlibat langsung dengan Yifan. Apa yang harus mereka takutkan

"A... Aku..." Jungwoo kembali menutup mulutnya, pandangannya ia arahkan kebawah

"Bukankah kau bisa meminta bantuan pamanmu?" Ucapku sedikit menyindirnya, mengingatkannya bahwa masih ada hubungan The One yang melekat pada dirinya

"Doyoung hyung tak boleh mengetahui apapun"

"Jungwoo, apa kau menyadari jika aku menemuinya sama saja aku mengantarkan nyawaku padanya dengan sukarela!"

"Ia tak mungkin membunuhmu hyung" ucap Jungwoo penuh keyakinan

"Atas dasar apa kau seyakin itu!" Ucapku tanpa sadar meninggikan suaraku

"Hyung.... Jika memang iya ingin membunuhmu, bukankah ia terlalu lama membuang waktu" ucap Jungwoo

"Aku akan datang, kau tak perlu khawatir" ucapku sembari pergi dari kamar Jungwoo

Tubuhku menengang disaat seseorang merengkuh tubuhku, tapi dalam hitungan detik wangi lembut menenangkan tubuhku disaat aku menyadari jika yang memeluku adalah Johnny

"Kau tak ingin kita menjadi tontonan!" Ucapku pada Johnny

"Menangnya siapa yang berniat menonton kita?" Ucapnya berbisik sembari mencium pelan leherku

Aku menyikut pinggangnya hingga ia meringis kesakitan, tapi rasa malu lebih kuat dibandingkan khawatir padanya

"Kamarku, Hyung" ucapnya disela-sela ringkasannya

Kami merebahkan tubuh kami di ranjang miliknya, meski terkadang tangan jailnya tak bisa lepas mengusap perutku dan tentu saja bibirnya yang terus memberi tanda di leherku

Sternzeichen S2 [Sacrifice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang