Chapter 21 ( Cursed of Phoenix - 1 )

350 41 10
                                    

Warning ⚠️

Cw//Tw Blood, Explicit, Gore, Mature

Mulai dari chapter ini hingga akhir, bakal banyak pembunuhan. Kemungkinan besar aku bakal secara eksplisit mendeskripsikan

Dimohon untuk kesadarannya, terlebih aku kadang malas untuk nulis cw//tw 🙏

Dimohon untuk kesadarannya, terlebih aku kadang malas untuk nulis cw//tw 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno POV

Energiku terkuras habis, bahkan mana ku tak bisa aku gunakan untuk berpindah. Aku terpaksa untuk berjalan pelan menuju house

"Selamat Malam tuan Lee" Tubuhku membeku, aku membalikkan badanku dengan cepat

"Selamat Malam Professor Jung" aku membungkukkan tubuhku kearah profesor Yunho

"Ada keperluan apa hingga anda mendahului matahari?"

"Saya meninggalkan buku catatan saya di ruangan transfigurasi" ucapku berusaha untuk tidak terlihat mencurigakan sembari menunjukkan buku yang terlihat seperti catatan

"Segera kembali ke asrama"

"Terima kasih profesor" aku membiarkan profesor Yunho pergi lebih dulu

Aku mengira semua telah usai, tapi ternyata aku dikejutkan oleh suara seseorang. Aku mengendap-endap berjalan menuju sisi lain koridor

Aku melihat profesor Luhan berteriak menunjuk-nunjuk seorang pria di hadapannya, aku mendengar dengan samar pembicaraan mereka

Phoenix....

Sirin....

Dan Chamber....

"Seseorang melepaskan segel Sirin!"

Jantungku berdegup dengan kencang, aku menerka apakah ini berkaitan denganku dan Ten hyung

"Hanya kau yang bisa menutup Chamber of Phoenix" ucap Profesor Luhan

"Seseorang telah mengambilnya dariku!" Ucap pria di hadapan Profesor Luhan

"Berapa banyak korban yang harus jatuh!!! Sial.... Siapa orang bodoh yang membukanya!"

"Aku akan mencoba mencari cara lain sembari kau mencari benda itu"

"Sebaiknya kau cepat mencarinya, aku tak bisa tenang mengetahui Sirin berkeliaran di akademi ini" ucap Profesor Luhan khawatir

"Kita pernah menghadapi yang lebih parah dari itu, kau tak perlu khawatir"

Seketika pria itu menghilang dan Profesor Luhan pergi dari sana. Aku mencoba melihat memori yang di tinggalkan, tapi pria itu lebih cerdik dariku. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya

Aku akan memikirkan hal ini nanti, ada hal lain yang perlu aku cari tau. Aku memilih untuk mengistirahatkan tubuhku sejenak

.
.
.

Sternzeichen S2 [Sacrifice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang