Chapter 25

311 44 0
                                    

Chenle POV

Aku tak bisa memfokuskan pikiranku pada penjelasan profesor Luhan, bagiku semuanya terasa semakin gila

Aku merasa nyawaku terancam untuk hal yang tak aku mengerti, aku tau jika Jisung berkali kali menolongku dan aku yang selalu menutup mata dengan menganggap semuanya tak pernah terjadi

Mimpi-mimpi itu selalu menghantuiku, siluet seorang pria besar yang bersembunyi dalam kegelapan. Hal yang membuatku semakin takut adalah pria itu berjalan di koridor akademi

Tapi... Aku tak mengenal pria itu

Tidak sama sekali

"Le.... Chenle...."

"Le...?"

"Maaf" ucapku menghempas tangan Jisung yang menyentuh lenganku

"Kali ini mimpi apa lagi?" Jisung berbisik, ia juga mengabaikan profesor Luhan yang sedang menjelaskan materi

"Masih sama" ucapku menyembunyikan kepalaku dikedua lenganku

"Coba kau ceritakan mimpimu pada Taeil hyunh, ia pendengar dan pemberi saran terbaik"

"Aku tidak yakin, bahkan perlu waktu lama bagiku untuk bercerita padamu"

Jika bukan karna ia menemukan diriku yang kacau, mungkin aku tak pernah menceritakannya pada siapapun

"Baiklah" ucapku ketika aku melihat Jisung masih menatapku dalam

"Biar aku temani" ucapnya dengan senyum tipis, aku menggelengkan kepalaku

"Aku terlalu banyak merepotkanmu" ucapku lirih

"Aku tidak keberatan, sebaliknya aku bersyukur kau bergantung padaku"

"Tuan Zhong..... Tuan Park....."

"Maaf profesor... Saya sedang membantu mengajari Chenle" ucap Jisung yang membungkukkan kepalanya meminta maaf pada profesor Luhan

"Sekali lagi, saya tidak akan ragu memberikan detensi" ucap Profesor Luhan kembali menjelaskan materi

Zhong Chenle ayo kembali fokus!!!

Aku meraih penaku dan kembali menulis materi yang disampaikan profesor, sampai secarik kertas kecil berada dihadapanku

[Ruang astronomi?]

[Jam 10 malam]

Kelas berakhir dan Sungchan menghampiri mejaku dan Jisung. Lebih tepatnya ia berbicara dengan Jisung, aku menangkap percakapan mereka yang membahas kondisi Taro Hyung

Melihat aku yang tak kunjung diajak dalam pembicaraan aku memilih untuk meninggalkan mereka, setelah aku pikir-pikir tidak buruk juga untuk membicarakan hal ini pada Taeil hyung

Menurutku ia penyihir yang baik

Aku memotong pembicaraan mereka dan pamit untuk pergi lebih dulu tanpa mengatakan tujuanku, mereka tak perlu tau lebih jauh

.
.
.

.

Aku berdiri didepan Griffin House, beberapa menatapku binggung meski tetap melanjutkan langkah mereka tanpa menanyaiku

"Chenle?" Panggil Johnny hyung

"Selamat sore, Leo" ucapku

"Mencari Jisung?" Ucapnya langsung, aku menggeleng dengan cepat

"Taeil hyung, aku ingin bertanya sesuatu padanya"

"Masuklah, ia berada di kamarku" ucapnya sembari berjalan

Sternzeichen S2 [Sacrifice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang