3rd Person POV
Hujan lebat disertai gemuruh menjadi awal yang buruk untuk memulai hari, beberapa penyihir menghentikan langkah mereka sebelum akhirnya memilih jalan memutar untuk menuju kelas. Namun tak sedikit juga yang rela membiarkan jubah mereka basah demi mempersingkat waktu. Dilain sisi ada penyihir yang cukup cerdas untuk mengeluarkan mantra yang membuatnya terlindung dari derasnya hujan.
"Kau tak berniat mengantarnya?"
"Iya sudah berpamitan sebelumnya" ucap seorang pria dengan badge Leviathan di jubahnya
"Padahal ada yang namanya portal untuk mempersingkat jarak dan waktu. Tradisi yang merepotkan" ucap Pria dengan badge Hydra
"Hyung akan melakukannya ditahun depan"
"Kau benar.... Tidak terasa perjalananku akan mencapai akhir"
"Yuta hyung, mengapa kau tidak ikut menemani Johnny hyung?"
"Ayolah, kekasihmu lebih hebat dariku. Bukan begitu Doyoung?" ucap Pria bernama Yuta
Prefect Leviathan menatap sendu pada keenam pria yang sudah bersiap pergi, Ia sendiri mengetahui alasan sebenarnya kenapa ia dan Yuta tidak dilibatkan. Doyoung menetahui jika keenamnya bukanlah penyihir lemah, akan tetapi Ia sepenuhnya sadar bahwa The One berada ditingkat yang berbeda
"Masih banyak yang perlu kita urus" ucap Yuta menepuk bahu Doyoung
"Kau benar hyung"
salah satu urusan tersebut tak lain adalah
Quest.....
Kedua prefect berjalan berdampingan menuju ruangan Prefect, sesampai diruangan Doyoung mengurus dokumen yang akan menjadi bahasan mereka dan Yuta mempersiapkan beberapa material yang akan digunakan.
Tak butuh waktu lama Lucas, Sungchan, Shotaro, Mark dan Haechan masuk kedalam ruangan. Lucas yang berdiri satu langkah didepan cukup menjelaskan bahwa ia yang akan bertanggung jawab terhadap Quest kali ini
"Quest kali ini mengenai The One, Ruby dan Shappire sudah ditemukan di Gurun Candelabra" ujar Yuta
"Kapan kami pergi?" ucap Lucas
"Paling lambat Besok Pagi kalian harus pergi sebelum anggota The One bergerak" ucap Doyoung menyerahkan beberapa lembar dokumen ke Lucas
"Dimengerti" ucap Lucas, kelima penyihir langsung meninggalkan ruangan dan mulai merancang strategi mereka
.
.
.
.
Dilain sisi, di kelas Ancient Rune. terjadi persaingan sengit hanya karena alasan sepele
"Hari ini giliranku menjadi patner"
"Enak saja, kemarin tidak ada kelas yang memerlukan patner. sekarang giliranku!"
"Haechan... mau berpasangan denganku?" ucap Pria manis yang memilih pergi dari pertengkaran menyebalkan yang melibatkan dirinya
"Hhmm.... apa boleh? ucap Pria bernama Haechan dengan suara pelan nyaris berbisik
"Tentu.... biarkan saja mereka" Pria manis itu langsung menarik tangan Haechan dan berjalan menuju Profesor Leeteuk
"Huang Renjun dan Lee Haechan satu tim" ucapan Leeteuk menghentikan pertengkaran Jeno dan Jaemin, mau tidak mau keduanya berjalan dan memilih menjadi satu tim. Meski ego mereka tinggi, Namun mereka rela untuk berdamai sejenak demi nilai. Tentu saja semakin tinggi nilai mereka, semakin banyak pujian dan hadiah yang mereka dapat dari Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sternzeichen S2 [Sacrifice]
FantasíaPetualangan anggota The Cruinne terus berlanjut, menguak misteri yang terjadi di Akademi Sternzeichen. Sedikit demi sedikit rahasia yang terbongkar membuat setiap penyihir mengalami dilema akan posisinya Mereka yang bertahan dihadapkan akan kenyataa...