Chapter 27 ( Volcano - End)

346 50 2
                                    

CW//TW 18+, BLOOD, DEATH

3rd Person POV

Cahaya matahari cukup terik menyinari area savana, vegetasi mulai berubah yang semula pepohonan tinggi menjadi padang savana dengan pohon peneduh yang semakin jarang.

Ssrraakkk..... Sssrrraaakkk....

Derap langkah makhluk sihir terdengar saling bersahutan, tak lama sosok penyihir mungil yang menunggangi makhluk sihir itu menampakkan wajah senangnya

Byakko dan Qilin masih menemani Renjun untuk mencari keempat penyihir lain, Renjun yang menyadari Byakko mengendus-endus bau semakin melebarkan senyumnya

"Cepat hampiri mereka!!" Ucap Renjun mengusap pelan kepala Byakko

Beberapa menit terlewati, Renjun menoleh kebelakang dan hutan yang ia lewati mulai tak terlihat

Vegetasi kembali mengalami perubahan, keraguan mulai menghantui Renjun. Apa yang tersaji dihadapannya hanyalah padang tandus tanpa ada tanaman, Byakko memperlambat langkahnya.

Kali ini giliran qilin yang mencoba mengendus, makhluk itu bergerak kearah kanan dengan cepat. Beberapa langkah sebuah api ditembakkan kearah qilin

Respon yang cepat menyelamatkan nyawanya, Qilin menghindar dan kembali berdiri disamping Renjun. Renjun bersiap

Sesaat sebelum ia membalas serangan, wajah familiar muncul dari balik batu besar dari salah satu percabangan

"Baobei?"

"Hyung!!!"

Byakko berlari dengan cepat menuju Hendery dan Jungwoo, sesampainya Renjun disana ia dengan cepat memeluk mereka

"Peliharaan baru?" Ucap Hendery yang diikuti dengan anggukan Renjun sebagai jawaban. Beberapa saat kemudian seekor Fenghuang bertengger di pundak Hendery

"Kita di rute yang benar" ucap Hendery

Hendery memimpin jalan dengan Fenghuang yang kembali terbang diatas mereka semua.

"Apakah masih jauh?" Ucap Jungwoo

"Dimana Jaehyun hyung dan Ten Hyung?"

"Aku tidak tau baobei, yang jelas kita harus mencapai puncak gunung"

Ketiganya kembali melanjutkan perjalanan, semakin lama kemiringan mulai terasa oleh mereka, ketiganya mencari tongkat yang bisa dijadikan tumpuan untuk berjalan

Renjun mengembalikkan Byakko dan Qilin, ia perlu menyimpan energinya. Ketiganya tak banyak bicara

.
.
.

.

Langit mulai menghitam bersamaan dengan matahari yang telah hilang tergantikan oleh bulan, kegelapan membuat mereka meningkatkan rasa waspada mereka

Geraman yang menggema masuk kedalam indra pendengaran mereka,ketiganya menghentikan langkah dan mencoba menajamkan pendengaran mereka

"Naga?" Ucap Renjun Tak yakin

Ketiganya saling melirik, namun sebelum mereka bergerak menuju sumber suara. Sebuah kilat bergerak menuju mereka

Brrraaakkkk....

Dua sosok penyihir dengan jubah hitam dan tudung yang menutupi kepalanya berdiri tak jauh dari mereka. Pakaian mereka membuat mereka bisa berkamuflase dengan baik

Ketiga penyihir langsung membentuk posisi siaga, tak ada satupun yang mengira akan ada tamu yang tak diundang. Atau mungkin merekalah tamu yang tak diundang itu

Sternzeichen S2 [Sacrifice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang