CW//TW Blood, Death Character, Harsh Words, 18+
Jaehyun POV
Matahari sebentar lagi terbit, aku terbangun dengan sisi sebelahku masih terbaring Doyoung. Aku masih ingat kata-kata manisnya
Aku akan menutup mata tentang alasannya mengucapkan hal itu, aku lebih tertarik menganggap apa yang ia ucapkan adalah dari dalam hatinya
Bergegas aku menuju meja Doyoung dan menulis beberapa kalimat. Aku segera keluar menuju balkon, tak lama Phoenix milikku menghampiriku. Aku menyelipkan kertas kecil di kaki Phoenix dan membiarkannya terbang
"Jaehyun....?" Panggil Doyoung, apa kegiatanku menganggunya?
"Aku di luar hyung"
Derap langkah kaki terdengar olehku, ia merapikan jubah tidurnya begitu aku membalikkan tubuhku dan menatapnnya
"Terlalu dingin untuk diluar Jaehyun"
"Sebuah kemajuan bagiku mengetahui hyung mengkhawatirkanku" ucapku tersenyum tipis
"Kita bicara didalam" ucap Doyoung meraih tanganku, aku mengikutinnya kembali masuk dan duduk di ranjang
"Pengajuan Taeil hyung ditangguhkan" ucap Doyoung
"Hyung mengajakku membicarakan hal berat di pagi hari!"
"Memangnya kau ingin membahas apa!" Ia menyengitkan dahi, aku mendekatkan tubuhku padanya
"Tentang kita tentu saja, memangnya hyung tak tertarik denganku?" Ucapku berbisik
"Ini masih pagi Jung Jaehyun!!"
Tttaaakkkk!!!
Aku pastikan dahiku merah akibat sentilannya itu, apa ia tak bisa menyadari suasana romantis yang berusaha aku bangun
"Rasakan... Jangan lakukan yang aneh-aneh!!" Doyoung memilih bangun dan meninggalkanku yang masih kesakitan
.
.
..
"Kau tak bersiap-siap?" Ujar Doyoung padaku, ia mengambil kemejanya di lemari pakaianku
"Aku tak akan masuk kelas pertama"
"Berhenti membuat masalah Jung!" Ucapnya kesal
"Aku tak membuat masalah, profesor Luhan tak membuatku tertarik masuk ke kelasnya"
"Kau tak menghargainya"
"Yang terpenting aku lulus dengan nilai sempurna, ia tak akan peduli siapa yang masuk atau tidak di kelasnya" ucapku santai
"Rasanya aku ingin menghantamkan kepalamu ke tembok"
"Mengapa tidak menghantamkan bibirmu ke bibirku?"
"Jung Jaehyun!!!"
"Lama-lama aku bisa gila terus disini!" Ucapnya, Doyoung langsung pergil
Pintu di tutup, akan tetapi tak berselang lama pintu kamarku terbuka dan wajah Doyoung kembali terlihat
"Aku hampir melupakan ini" ucapnya mengambil jubah miliknya
"Hyung kau melupakan sesuatu"
"Tidak ada?" Ucapnya tak yakin
"Kau belum memberiku ciuman selamat pagi" ucapku tersenyum
Sssrrraaaassst....
4 jarum es menancap di dinding belakangku, dia begitu agresif
Brrraaaakkkk...
Pintu tertutup dengan kuat, aku tak bisa menahan tawaku. Emang ia yang berhasil membuatku tertarik
KAMU SEDANG MEMBACA
Sternzeichen S2 [Sacrifice]
FantasyPetualangan anggota The Cruinne terus berlanjut, menguak misteri yang terjadi di Akademi Sternzeichen. Sedikit demi sedikit rahasia yang terbongkar membuat setiap penyihir mengalami dilema akan posisinya Mereka yang bertahan dihadapkan akan kenyataa...