[12] Takes The First Step

3K 369 79
                                    

R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

R

"Wall down." Jari-jari Laksa bergerak di atas keyboard dengan lincah. Matanya fokus pada layar monitor di depan selagi tangan kirinya bergerak mengambil rokok yang ia taruh di pinggir asbak. "Kanan depan lo satu, Nar."

Laksa menyesap rokok tersebut dalam-dalam selagi matanya terfokus mengamati jalannya permainan sampai-sampai laki-laki itu tidak memedulikan ponselnya yang bergetar sejak tadi.

"Tembak, Nar. Nice, gitu kek dari tadi." Tawa dari tiga orang yang sedang bermain tersebut seketika menggelegar, sementara Jenar yang menjadi objek tertawaan hanya menanggapi dengan decakan. "Ting, lo back-up Jenar aja dah, gue ambil mid—bentar, gue mau angkat telfon dulu."

Merasa terganggu dengan getaran dari ponsel miliknya, Laksa dengan buru-buru menerima panggilan tersebut tanpa melihat ID caller.

"Hm, telfon lagi nanti, gue lagi main." Laksa berucap dengan nada malas dan meneruskan permainannya. Tidak ada jawaban dari sana, laki-laki itu bergerak menjauhkan ponselnya sebelum kemudian ada suara muncul yang membuatnya urung dan langsung memeriksa nama yang tertera di sana. "Hai, Ne."

"Kak Laksa maaf, lagi sibuk, ya?"

Laksa membenarkan posisinya dan terkekeh halus sebelum menjawab, "Ah, nggak. Cuma nge-game. Kenapa, Ne?"

Lelaki itu sebenarnya sedikit terkejut melihat nama Arne di layar ponsel, pasalnya gadis itu tidak pernah menelpon duluan sebelum ini.

"Hng, maaf ya, Kak, tiba-tiba telfon, soalnya aku mau minta tolong." Mendengar suara Arne yang sarat akan cemas, Laksa dengan cepat mengeluarkan game-nya, persetan dengan makian teman-temannya nanti.

"Kenapa? Ini lo di mana? Kirim lokasinya ke whatsapp biar gue jemput." Laksa bertanya seraya berdiri sebelum mengambil jaketnya di lemari baju.

"Eh, bukan itu maksudnya." Tangan laki-laki itu berhenti membuka lemari. Dia kemudian menggumam bingung seraya beranjak duduk di kasurnya, menunggu Arne yang sepertinya juga sedang bingung. "Hng ... itu, mau minta tolong lihatin Nehan, Kak. Dihubungin dari tadi nggak bisa."

Mendengar itu, Laksa berangsur menghela napas lega. Ia kemudian bergerak mencari kunci cadangan di laci lemarinya. "Emang terakhir hubungin kapan, kok panik gini?"

"Tadi pagi, Kak. Gaia bilang katanya Nehan ngeluh nggak enak badan, takutnya pingsan di dalem kamar."

Laksa mempercepat langkah menuju kamar Nehan yang hanya berjarak lima tiga kamar. Pantas saja dari pagi tadi dia tidak melihat Nehan berkeliaran di kos, biasanya Minggu pagi-pagi sekali Laksa sudah melihat Nehan duduk di tembok pembatas depan kamarnya sambil bermain game.

Head Over Flip FlopsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang