warning: panick attack, grooming, rape, sexual assault. part ini akan sangat berat, berisi sesuatu yang sangat sensitif dan kemungkinan bisa trigger some of you. Dimohon bijak dalam membaca, terima kasih <3
R
"Mau makan siang ayam katsu kantin nggak? Atau mau ke ruangan Om Isa dulu?"
Arne menoleh ke Erio yang berjalan santai di sampingnya. Saat ini ia baru saja selesai sesi kontrol terakhir yang lagi-lagi ditemani Erio atas permintaan Papa dan Abang. Tadinya ia sudah akan menolak dan meminta tolong ke Nehan untuk mengantarnya, tetapi memang ucapan seorang ayah begitu ajaib, sekalinya bertitah, tiba-tiba saja Nehan diminta untuk pulang oleh Maminya untuk mengantar ke bandara. Alhasil Arne tetap ke rumah sakit bersama Erio.
"Nanti aja ke Papanya. Kak Erio udah pernah coba katsunya?"
"Udah, saus karinya enak. Om Isa yang kasih tahu saya waktu terakhir terapi," sahut laki-laki itu mengundang kernyitan di dahi Arne.
"Kak Erio sakit apa?" tanya gadis itu sampai menghentikan langkahnya untuk mengamati Erio yang lantas tertawa pelan.
"Udah sembuh, kok," jawab lelaki itu tanpa menjawab pertanyaan Arne.
Diam sejenak, Arne memilih menganggukkan kepalanya sambil tersenyum simpul. "Ayo, ke kantin. Aku kabarin Papa dulu ya, Kak, takut nyariin," ucapnya sebelum mengernyit ketika tidak mendapati ponselnya di saku rok.
"Kenapa?"
"Kakak lihat aku pegang hp nggak pas keluar ruangan dokter?" tanya Arne mencoba untuk tidak panik.
Erio tersenyum. "Kamu masukin tas tadi."
"Iya, kah? Oh, sebentar." Gadis itu langsung membuka totebag-nya dan merogoh dengan tergesa. "Nggak ada, Kak," bisiknya lirih lalu bersiap kembali ke ruangan dokter sebelum ditahan Erio.
"Ada, Ne, kamunya jangan panik. Saya lihat pas kamu masukin. Keluarin bukunya dulu, saya pegangin sini." Dengan tenang laki-laki itu mengulurkan tangan terbukanya yang kontan dituruti Arne.
Dia kemudian mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam tasnya; i-Pad, buku tebal yang ia pinjam dari perpustakaan, lalu buku sketch kecil, serta album foto milik Fayedra yang akhir-akhir ini sering berada di tasnya.
"Ketemu," gumamnya sambil meringis tidak enak hati lalu beranjak menelepon Papanya dengan membelakangi Erio.
Tidak butuh waktu lama sampai teleponnya terhubung, Arne lalu memberitahu Papa Isa kalau ia akan makan terlebih dahulu sebelum menemui pria itu. Gadis itu dengan khidmat mendengarkan Papanya yang malah lanjut membicarakan rencana akhir pekan mereka.
Tiba-tiba telinganya menangkap suara napas yang terputus-putus. Arne mengernyit sambil melihat ke ponselnya, mengira Papanya yang sesak napas sebelum suara gedebuk keras di belakang kontan membuatnya berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Flip Flops
RomanceMeet Laksadiputera. Street saying he is that bad boy who will bring heaven to you. Meet Ariadne Gemani. Street saying she is that good girl who will be a heaven for you. And one day, they meet and they match. © humanization, 2023.