R
"By the way, Arne, kamu lagi deket sama Kak Laksa, ya?"
Arne mengernyit dalam, sedikit tidak paham apa maksud seniornya ini. Dia mengedarkan pandang, mencari keberadaan Laksa di dekat mereka. "Deket gimana, Kak?"
Abbey berdecak. "Gitu aja masa kamu nggak ngerti. Lagi PDKT atau masih temenan? Kalo aku sih temennya Kak Laksa," ujarnya sambil menyeringai kecil.
"Oh." Arne menunduk malu sebelum dengan wajah yang sumringah ia berkata, "Kak Laksa pacar aku, aku pacarnya Kak Laksa, kami lagi pacaran."
Ekspresi wajah Abbey kontan berubah drastis mendengar pengakuan itu. Dia lalu mendekat ke Arne dengan kedua tangan bersidekap lalu memindai gadis di depannya ini dari kepala sampai kaki. "Lo tahu maksud temenannya gue sama yang katanya pacar lo itu nggak?"
Arne mengerjap. Entah ia yang sudah mulai mengantuk atau kalimat yang Abbey katakan memang tidak mudah dimengerti. Seniornya ini terlalu banyak mengajukan pertanyaan.
"Kak Abbey maaf, tapi aku nggak paham apa yang Kakak omongin." Arne mengungkapkan keresahannya dengan hati-hati.
Dan bukannya langsung menanggapi, Abbey justru terkekeh sampai menutup mulutnya. "Tipe Kak Laksa tuh emang yang kayak gue gini, ya. He's desperate, so he's looking for a girl like me but ended up got a Shein version of me. Ah, he's so good, sayangnya dia nggak berduit, nggak punya apart, tinggal di kosan, cuma punya motor, mobil minjem temennya terus."
Arne semakin tidak mengerti. Ucapan Abbey selalu tidak nyambung dengan apa yang dia katakan. Bukannya kos-kosan yang ditinggali Laksa milik laki-laki itu sendiri, motor pun Arne lihat tidak hanya satu, lalu mobil juga sepertinya ada. Namun, kali ini Arne memilih diam saja, tidak mau banyak berkomentar, hanya akan berbicara saat seniornya tersebut bertanya.
"Anak kecil, lo mau tau hubungan gue sama Kak Laksa apa?" Arne sontak meringis saat pertanyaan kembali diajukan. Gadis itu lalu mengangguk asal sambil menahan keinginan untuk menguap, ia ingin cepat-cepat kembali ke kamarnya dan tidur.
Abbey mendekat lagi sebelum berbisik pelan di telinga Arne. "Gue sama Kak Laksa FWB-an," ungkap seniornya berbarengan dengan Arne yang menguap, sungguh ia sudah tidak bisa menahannya lagi.
"M-maaf, Kak, aku ngantuk banget. Tadi apa, Kak?" Arne bertanya sembari mengerjap dan mengusap sudut matanya yang berair.
Senyum Abbey terulas masam sebelum detik setelahnya ia menyeringai lebih lebar. "FWB, friends with benefits. He likes me so much."
Arne refleks menggaruk pipinya bingung. Dia ingat betul bulan lalu sudah meminum rutin obat cacingnya, tetapi kenapa malam ini dia jadi sering berkedip setiap mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Abbey. Ia sungguh tidak paham sama sekali mengapa seniornya tersebut menyeringai saat mengatakan kalau dia dan Laksa berteman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Flip Flops
RomanceMeet Laksadiputera. Street saying he is that bad boy who will bring heaven to you. Meet Ariadne Gemani. Street saying she is that good girl who will be a heaven for you. And one day, they meet and they match. © humanization, 2023.