a.n: sekarang aja dah, met malming semuaa
R
"Kiss, Marry, and Kill between James Potter, Professor Snape, and ... Lupin."
"Anjir, lo punya daddy issue apa gimana dah, Drey?" Gaia bertanya seraya terbahak-bahak, merasa geli mendengar pilihan yang Audrey ajukan.
Arne dari ranjangnya ikut tersenyum melihat Audrey yang hanya cengengesan saat ditoyor oleh Ophelia. Di hari ketiganya dirawat inap, teman-teman kuliahnya datang menjenguk, tidak semua, hanya perwakilan dari kelasnya serta angkatan. Beberapa menit lalu hampir semuanya sudah pergi, tinggal Audrey dan Ophelia yang masih di sini sambil menunggu jemputan.
Perasaannya sedikit membaik berkat adanya mereka. Sejak ia tersadar dari pingsan, Arne langsung didera ingatan akan malam ketika sampai di kos setelah dari tempat Laksa. Dia menggigil hebat karena terkena hujan, rusuk yang sakit semakin membuatnya tidak bisa langsung mengganti pakaiannya. Gadis itu hanya sanggup menarik selimut tambahan dari lemari dan memakainya sekaligus dua untuk menghantarkan rasa hangat yang sama sekali tidak ia rasakan sampai jatuh pingsan.
"But for sure ...." Suara Gaia membuat Arne sadar dari lamunan. Tangan kanannya lalu terulur menerima potongan buah yang Gaia sedang kupaskan untuknya. "... James to kill, simply because he's a bully. Terus yang kiss, Lupin is weirdly hot to be honest, rada mirip Vincent Rompies nggak sih dia? Tapi si om juga sayang banget sama istrinya, gue pengen disayang segitunya. Tapi Snape setia banget, bingung gue. Lupin kiss deh, serem gue mau cium Charlie ST12."
"Sialan Charlie, lagipula lo pikir nikah kagak ciuman?"
Tawa sontak berderai memenuhi kamar inap Arne. Gadis itu sedari tadi hanya mengamati teman-temannya mengobrol sembari duduk bersandar karena masih merasa lemas, mulai dari mengenai susahnya soal ujian kemarin, keluhan tentang tidak adanya jeda setelah ujian, lalu meloncat ke pembahasan film-film yang membuatnya teringat akan seseorang.
Lagi. Rasanya dia seperti mendengar bunyi patahan dari dalam dadanya setiap teringat lelaki itu. Terlebih bagaimana patahnya ia ketika lelaki yang mulai memasuki hidupnya itu sekalipun tidak bergerak menahannya.
Arne mengambil napas panjangnya, berusaha menghilangkan sesak yang mulai merambati dadanya sebelum mengambil potongan apel dari piring yang di pangkuan Gaia demi bisa mengalihkan pikiran.
"Eh, kalo childhood crush kalian siapa?" Gaia yang kembai bersuara kontan mengundang Arne untuk tertawa pelan. Energi temannya yang satu ini benar-benar tidak ada habisnya. Tadi pagi saat teman-teman Papanya datang menjenguk, Gaia menyambutnya riang, sama sekali tidak kehabisan bahan obrolan.
Arne tidak seharusnya membiarkan perasaan ini ada, tetapi kalau boleh jujur, ia sedikit iri. Melihat bagaimana temannya itu bisa bicara dengan siapa saja, membicarakan semua hal tanpa tergagap karena tidak tahu, mengobrol santai dan tidak kaku tanpa menghilangkan rasa hormat pada yang diajak bicara, dia juga mau seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Flip Flops
RomantiekMeet Laksadiputera. Street saying he is that bad boy who will bring heaven to you. Meet Ariadne Gemani. Street saying she is that good girl who will be a heaven for you. And one day, they meet and they match. © humanization, 2023.