R
29.02.16
Arne mengamati rangkaian angka itu dengan cermat, mencoba menelaah apa maksud dari angka tersebut. Saking terlalu fokus, gadis itu berjengit saat mendengar suara handle pintu dibuka dari luar yang refleks membuatnya menoleh ke belakang. Ia melepas napas lega mendapati eksistensi Audrey dan Ophelia di sana.
"Ayo ke depan, udah pada disuruh kumpul di halaman." Audrey mendekat ke arahnya yang masih terduduk di atas kasur memegangi foto yang ia temukan kemarin lusa. "Apaan itu?"
Arne menggigit bibirnya ragu. Untuk sejenak, batinnya bergejolak sebelum dengan sadar ia mengulurkan kertas polaroid itu pada Audrey di depannya. "Audrey sama Ophelia kira-kira tahu maksud dari angka ini nggak?"
"Foto apaan itu, Ne?" tanya Ophelia seraya mendekat ke Audrey yang memegangi foto polaroid tersebut.
Gadis yang ditanya itu mengedikkan bahunya lemah. "Kayaknya foto punya Kakak aku. Di belakang ada tulisannya gitu, tapi aku nggak paham maksud angka-angka ini apa."
"Ini pacarnya Kakak lo, kah?" Arne langsung mengernyit mendengar itu. Garis-garis halus di dahinya semakin terlihat jelas saat Audrey kembali berbicara, "Kalo bener, paling angka ini tanggal jadian atau nggak tanggal foto itu diambil. Biasanya gue gitu."
"Pacar, ya?" Arne menggumam pelan sambil memandang lekat dua orang di foto tersebut. Ia lalu mendongak menatap kedua temannya yang memandanginya penasaran kemudian tersenyum kecil sebelum menyimpan kertas polaroid itu ke dalam tasnya. "Ayo ke depan. Ini beneran nggak mandi nggak papa?"
"Beneran, kan cuma senam. Yang penting lo udah sikat gigi sama cuci muka." Mendengar itu, Arne menyengir lebar dengan maksud memperlihatkan deretan giginya yang putih dan sudah bersih. Kedua gadis di depannya kontan tertawa melihat tingkah Arne itu lalu buru-buru menariknya keluar kamar.
Menuju halaman penginapan, Arne bergerak mengeratkan jaketnya demi menghalau hawa dingin yang terasa menusuk tulang. Ia sontak menarik Audrey dan Ophelia yang berjalan di sampingnya agar lebih mendekat ke arahnya setelah melihat banyaknya orang di halaman villa tersebut.
"Banyak banget, takut," cicitnya pelan ketika suara banyaknya orang mulai terdengar lebih kencang.
"Gue ikut bersyukur lo nggak masuk teknik," sahut Audrey yang disambut kekehan pelan dari Ophelia. "Bahkan ini belum semua, Ne, masih kurang anak sastra yang pergi makrab sendiri. Tapi kata kating, emang baru tahun ini diadainnya satu fakultas begini. Si paling ngide emang."
"Iya, kah? Tahun sebelumnya kenapa emang, Dre?" Ophelia bertanya sambil menarik Arne mendekat ke arahnya agar tidak salah injak ke kubangan air di depan gadis itu.
Audrey menghentikan langkahnya di bawah pepohonan. Ia melepas kaitan tangannya lalu meregangkan ototnya santai. "Dua tahun kan pandemi, tahun kemarin chaos, nggak ngerti masalahnya apaan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Flip Flops
RomanceMeet Laksadiputera. Street saying he is that bad boy who will bring heaven to you. Meet Ariadne Gemani. Street saying she is that good girl who will be a heaven for you. And one day, they meet and they match. © humanization, 2023.