Di depan sebuah rumah terlihat seorang anak remaja laki laki menghentikan motornya. Laki laki itu memakai baju kemeja putih dengan logo sekolah yang berada di sebelah kiri dan name tag di sebelah kanan, dengan sangat jelas nama anak laki-laki itu terlihat di sana.
Fahris Aditama. Ya...itu adalah nama yang berada di baju sekolah Fahris. Fahris merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Kehidupan Fahris cukup dibilang sempurna, karena apa? Karena papa nya merupakan seorang pemilik perusahaan yang sangat terkenal.
Namun dibalik itu semua Fahris tidak pernah merasakan kekayaan orang tuanya itu. Hidup dengan kaya namun terasa seperti miskin, seperti itulah tetangganya bilang.
Orang tua yang selalu meminta agar Fahris selalu jadi yang terbaik tentu membuat Fahris sangat ketakutan. Apalagi ketika pembagian nilai ujian,ia sangat takut dengan itu. Ia takut nilai nya bakal turun, dia takut dia akan di pukul oleh papa nya,dia takut dia akan di banding bandingkan dengan saudara saudaranya.
Fahris menghela nafas panjang nya. Dia tau bahwa dia hari ini akan dihukum habis habisan oleh papa nya. Menatap kedalam rumah, dan menghela nafas lagi untuk sekian kalinya.
Ia berjalan memasuki rumah itu. Memakirkan motor nya. Dengan langkah berat Fahris masuk kedalam rumah nya. Melihat ke kanan kiri, dan juga melihat ke arah sebuah ruangan yang tertulis "Kantor".
Merasa sudah aman, Fahris langsung cepat cepat berjalan ke kamar nya,"untung aja mereka nggak ada di sana" ucap nya sambil menutup pintu
"Udah pulang kamu Fahris"ujar seseorang dari belakang nya
Fahris membeku di tempat, ia tak berani melihat ke belakang. Suara itu..suara yang sangat familiar di telinga nya.
Jujur, sekarang dia takut untuk melihat siapa yang berbicara dengannya.
"Bagaimana nilai kamu di semester ini Fahris?"tanya seseorang itu kepadanya
"B-bagus pa"kata Fahris dengan suara yang gemetar
"Coba saya lihat rapot kamu"ucap Fajar
Fahris membelalakkan matanya setelah mendengar perkataan Fajar tadi. Rapot? Bagaimana mungkin Fajar langsung meminta Fahris menunjukkan nilai belajar nya pada semester tahun ini.
"Tapi pa.."kata Fahris dengan pelan
"Saya tidak akan marah kepada kamu,jadi sekarang tunjukkan nilai kamu kepada saya"kata nya mengulurkan tangan kanannya
"Papa beneran nggak akan marah kan sama Fahris?"tanya Fahris dengan hati hati
Fajar menjawab pertanyaan dari Fahris dengan sebuah anggukan dan senyuman.
Karena merasa yakin dengan apa yang di ucapkan Fajar kepada Fahris. Fahris langsung mengeluarkan sebuah buku besar yang di luar nya tertulis
"LAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS" atau biasa kita sebut dengan nama "Raport". Fahris memberikan nya kepada Fajar yang merupakan orang tua nya.Fajar melihat dengan teliti lembaran demi lembaran yang ada di sana. Sampai pada lembaran terakhir "Rapor Nilai". Fajar melihat Fahris dengan tatapan tajam sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Dari raut wajah Fajar terlihat sangat kecewa dengan hasil belajar Fahris saat ini. Sudah puas rasanya fajar melihat rapot Fahris,ia menyuruh Faris untuk mendekatinya.
Tanpa aba aba Fajar langsung menampar wajah Fahris dengan kuat. Tak hanya memukul wajah nya, Fajar juga memukul kepala Fahris dengan hebat sehingga membuat kepala nya terbentur ke lantai.
"Dasar anak tidak guna,bikin malu orang tua saja"bentak Fajar
"Maaf pa.."ujar Fahris dengan pelan
"Maaf?kali ini saya tidak akan maafkan kamu Fahris. Kamu tau,saya mati matian bekerja untuk biaya sekolah kamu, tapi apa yang kamu kasih saya"
"Enggak ada kan. Saya tidak minta banyak banyak dari kamu Fahris, saya hanya minta nilai kamu tapi ini yang kamu berikan ke saya"melempar rapot itu ke badan Fahris
"Saya awalnya kasihan sama kamu, tapi makin lama kamu makin semena mena dengan saya. Bahagia banget kamu saya pukulin iya?"ujar fajar mensejajarkan diri nya dengan Fahris
"Sebahagia itu kamu di pukul? sebahagia itu kamu saya hina?iya?"
Fahris menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah tak berdaya lagi untuk menjawab semua pertanyaan yang di berikan Fajar kepada nya.
Kepala nya sakit, bekas pukulan terlihat di tubuh nya. Wajah yang biru akibat tamparan dari Fajar membuat nya tak kuat.
"Saya tanya bahagia kamu saya pukul iya?"Tanya fajar dengan sebuah bentakan kepada Fahris
Ya.. seperti tadi, Fahris hanya menjawab pertanyaan dari Fajar dengan sebuah gelengan.
"Saya bilang jawab Fahris!!"Bentak nya
"E-enggak pa.."
Fajar menggeleng gelengkan kepalanya saat melihat Fahris menunduk kan kepalanya usai menjawab pertanyaan nya tadi.
Fajar bangkit dari duduknya,berjalan ke arah pintu. Sebelum ia membuka pintu dan keluar ia sempat ngomong seperti ini kepada Fahris "sekali lagi nilai kamu turun jangan harap kamu bisa hidup seperti sekarang"
"Dan satu lagi, jangan pernah kamu perlihatkan diri kamu ke mata saya sebelum kamu dapat nilai yang sempurna. Paham?!!!"meninggalkan Faris sendiri disana
Fahris menatap bayangan fajar yang mulai hilang dari pandangannya. Ia menarik dan menghembuskan nafasnya dengan panjang,melihat tangannya yang sudah penuh dengan luka yang di lakukan Fajar tadi.
"Kapan aku enggak di pukul lagi ya sama papa Tuhan. Seburuk itukah nilai ku dimata papa Tuhan, jika iya aku mohon bantu aku aku untuk memperbaiki semuanya. Aku mohon..."
Halooo semuanyaaa
Bagaimana kabar kalian semua? mudah mudahan sehat semua yaa.
Aku mau ngingatin nih...jangan lupa vote dan komen ya. Vote dan komen dari kalian sangat berharga untuk aku
I love you alll
Jaga lupa jaga kesehatan nya ya.
Bagi yang Islam jangan lupa sholat lima waktu nya,dan bagi yang non muslim jangan lupa ibadah nyaa🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung Untuk Papa [END]
Jugendliteratur"Kematian ku adalah sebuah kebahagiaan untuk mereka" START : 08-03-2023 FINISH : 04-04-2024