Chapter 26 : Hidup kembali

701 29 0
                                    

"hidup yang sebenarnya adalah berdamai dengan kejadian yang telah terjadi pada diri kita"

Di sebuah rumah yang sederhana terlihat seorang anak remaja laki laki yang terbaring lemah di ruang tamu rumah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah rumah yang sederhana terlihat seorang anak remaja laki laki yang terbaring lemah di ruang tamu rumah tersebut.

Wajah yang pucat, dan juga tangan yang terpasang selang infus ini membuat semua orang menatap dirinya dengan kasihan.

"Kakak..abang ini kenapa nggak bangun bangun ya"tanya seorang anak kepada perempuan di sebelah nya sambil menatap remaja itu

"Kita doakan abang ini cepat bangun ya sayang"kata seorang perempuan itu sambil beranjak pergi meninggalkan dua orang laki laki itu

Anak itu masih terus saja menatap laki laki yang terbaring dengan lemah. Fokus anak ini teralihkan ketika melihat gelang yang di pakai oleh laki laki itu di tangan kanannya.

"Fahris"ujar anak itu membaca nama yang berada di gelang Fahris

"Oh.. berarti nama abang ini Fahris"gumamnya

"Haikal..."panggil seorang perempuan dari arah dapur

"Iya kak, sebentar"sahut Haikal dari ruang tamu

Anak laki laki yang bernama Haikal ini beranjak dari duduknya. Ia berjalan menghampiri perempuan yang memanggil dirinya tadi.

"Kakak manggil ikal?"tanya Haikal

"Iya kakak manggil kamu"jawab perempuan itu tanpa melihat Haikal di belakangnya

Perempuan itu mengelap tangannya yang basah dengan tissu yang sudah ada di dapur.

Perempuan itu mensejajarkan dirinya dengan sang adik. "Haikal dengar kakak, kakak mau ke rumah sakit untuk menemui dokter yang merawat abang itu. Kalau ada apa apa Haikal telepon kakak cepat ya"jelas perempuan itu kepada Haikal

"Baik kak Risa"jawab Haikal dengan cepat

"Adik kakak pintar"kata Risa memuji adiknya

Kakak dan adik ini berjalan mendekati arah Fahris yang terbaring tak berdaya. Risa menatap Fahris dengan sendu, ia merasa kasihan kepada Fahris. Dan dia juga tau apa yang dirasakan oleh Fahris.

"Ingat pesan kakak apa tadi?"tanya nya untuk memastikan bahwa Haikal mendengar perkataan Risa tadi

"Kalau ada apa apa telepon kakak langsung"jawab Haikal sambil memperlihatkan senyumannya

Risa mengelus surai rambut adiknya itu. Sesekali ia melihat Fahris, dan juga sesekali ia melihat adiknya yang melihat kepergian dirinya.

Jantung Untuk Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang