Chapter 15 : Langit dan Awan

549 30 0
                                    

"jangan nyerah sampai tuhan menjemput kita"

Keluarga adalah rumah bagi semua anak untuk kembali ke pelukan keluarga nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keluarga adalah rumah bagi semua anak untuk kembali ke pelukan keluarga nya. Rumah untuk kita berbagi kisah duka dan bahagia, rumah untuk kita berisitirahat,dan juga rumah untuk kita berlari.

Namun, tidak semua keluarga bisa menyediakan itu bagi anak anak nya. Terutama orang tua, orang tua adalah hal pertama yang anak anak inginkan semua perannya,tapi tidak semua orang tua bisa memberikan peran yang tepat untuk seorang anak tersebut.

Peran setiap orang tua memang berbeda beda, ada yang langsung memberikan kasih sayang nya kepada anak anak mereka, ada yang harus memukul terlebih dahulu baru di beri kasih sayang, dan juga ada yang tidak memberi kasih saya tetapi hanya memberikan sebuah luka kepada anak mereka.

Kata orang orang kita sebagai anak harus memahami karakter dan juga isi hati orang tua kita sendiri. Tapi apakah orang tua bisa memahami isi hati anak anak mereka?

Para orang tua hanya memahami karakter anak mereka dari luar nya saja tetapi dari dalamnya tidak, mereka tidak memahami bagaimana isi hati anak anak mereka. Mereka sering melihat anak anak itu selalu tersenyum tapi dibalik senyuman itu ada kesedihan yang harus mereka sembunyikan.

Begitu hal nya dengan orang tua Fahris. Mereka selalu melihat Fahris tertawa dengan bahagia, tidak pernah menangis ataupun memperlihatkan masalahnya kepada mereka.

Selalu menyembunyikan semua kesedihan dalam dirinya, selalu membiarkan orang tua memukul tubuh nya itulah fahris.

Fajar Aditama Al Haqq, salah satu orang tua yang tidak pernah puas dengan apa yang di peroleh oleh anak anak nya. Nilai belajar utamanya.

Fajar selalu tidak puas dengan nilai yang di peroleh oleh anak anak nya,terutama nilai fahris. Dia tak segan segan untuk memukul tubuh fahris yang sudah sedikit lemah.

Dia juga selalu menyebutkan tentang kematian istrinya, kematian yang seakan akan Fahris membunuh istri nya itu.

Bahkan ketika Fahris berhasil mendapatkan nilai yang tinggi pun Fajar bakal tetap memukul dirinya habis habisan.

Bagi Fajar, Fahris adalah orang yang selalu berbuat kesalahan bagi dirumah ataupun diluar rumah. Namun bagi Fahris, Fajar adalah orang yang sangat berarti untuk kehidupan nya.

"Fahris ngapain disini nak, mau hujan lo"tanya Bianca ketika melihat Fahris yang sedang duduk di taman halaman rumah

Fahris langsung menoleh ke asal suara tersebut. Seketika fahris tersenyum ketika melihat sosok wanita yang sangat ia sayangi, wanita yang sangat cantik di bandingkan dengan wanita lainnya.

Bianca membalas senyuman yang diberi fahris kepadanya. Dia menghampiri fahris yang tengah duduk itu,"enggak kedinginan sayangnya bunda?"tanya Bianca lagi dengan lembut

Fahris hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Enggak bunda, Fahris malah suka dengan anginnya"ujar Fahris sambil memejamkan matanya dengan menikmati angin sore

"Fahris suka dengan anginnya?kenapa Fahris suka?"tanya Bianca sambil duduk di sebelah Fahris

"Karena Fahris dulu suka jalan jalan sama sama mama pas angin nya lagi sedikit kencang"ujar Fahris

Bianca mendadak melihat Fahris yang lagi menahan tangis.  Dengan cepat Bianca langsung memeluk tubuh anak nya itu, ia membiarkan Fahris leluasa untuk menjatuhkan air matanya.

"Kenapa papa selalu nuduh Fahris yang membunuh mama, Fahris sama sekali nggak ada pernah niatan untuk mama"

"Fahris sayang sama mama bunda... fahris mau ikut mama.."Isak Fahris di pelukan Bianca

"Lihat bunda nak"ujar Bianca sambil mengangkat kepala Fahris

"Fahris sayang kan sama bunda?"tanya Bianca kepada Fahris.

Fahris dengan cepat mengangguk kan kepalanya

"Kalau Fahris sayang sama bunda jangan pernah bicara seperti itu. Fahris boleh kangen sama mama, Fahris boleh rindu sama mama tapi fahris jangan pernah merasa untuk ikut mama ke alam sana nak"ujar Bianca sambil menghapus air mata fahris

"Tapi papa nyuruh fahris untuk mat-"

"Sekali lagi bunda tanya sama Fahris, Fahris sayang kan sama bunda?"kata Bianca memotong perkataan fahris

Dan sekali lagi Fahris hanya menganggukkan kepalanya saja untuk menjawab pertanyaan dari Bianca.

"Kalau Fahris sayang bunda berarti fahris harus ngapain nak?"tanya Bianca lagi

"Harus turutin kata bunda"jawab Fahris dengan lesu

"Pintar anak bunda"

"Tapi Fahris ma-"

"Enggak boleh sayang, kamu nggak boleh pergi dari sisi bunda."

"Dan jangan mati"

Yuhuuuuuuuuuu!!!!!!!

Author mau mengingatkan kalian nihh,jangan lupa komen dan juga vote yaaaa semuaaaa!!!

Biar author nya tambah semangat 😉

Jantung Untuk Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang