Jantung Untuk Papa [END]

Chapter 23 : Hari yang berharga

Hallooo semuanya!!!!!!

Jangan lupa vote dan komen yaaaa

Happy reading all!!!

"Di antara kami bertiga siapa yang paling papa sayangi?"tanya Zeyn sambil menyantap martabak manis

"Kalian bertiga"ujar Fajar ikut menyantap martabak manis yang di belikan oleh Arhan tadi

Fahris tersenyum mendengar ucapan yang di lontarkan Fajar kepada dia dan saudara saudaranya. Tapi senyuman itu perlahan memudar ketika Fajar mengucapkan kalimat yang bikin dirinya ingin cepat cepat pergi dari dunia ini.

"Kecuali kamu"kata Fajar sambil menunjuk Fahris

"Kamu bukan anak kesayangan saya,dan kamu juga bukan anak saya"gumam Fajar lalu menatap Fahris dengan tatapan benci

"Iya Fahris bukan anak papa"seru Fahris sambil memainkan handphonenya

"Fahris hanya anak yang sudah membunuh istri papa, anak yang papa benci kelahiran nya,dan anak yang papa benci akan semua usaha nya"ujar Fahris tanpa melihat wajah Fajar

"Anak kesayangan papa cuman mereka berdua kan? Selama ini Fahris hanya benda yang setiap hari papa hajar mati matian hanya karena kesalahan kecil. Semua usaha yang Fahris peroleh semua juara yang Fahris menangkan hanya isu semata"kata Fahris mulai berani menatap Fajar

"Papa bilang dulu, kalau Fahris bisa memenangkan lomba cerdas cermat papa akan berikan Fahris hadiah. Tapi mana hadiahnya pa? ah.. sama papa bilang papa akan merayakan ulang tahun Fahris, tapi mana pa?"

"Setiap tahun Fahris merayakan ulang tahun Fahris sendirian pa, sedangkan kedua anak kesayangan papa? Hampir setiap tahun mereka papa rayakan hari kelahirannya, tapi Fahris..."ujar Fahris terdiam

Fahris tidak menyambungkan perkataannya. Ia memejamkan kedua matanya yang sudah merasa lelah, membiarkan air matanya jatuh membasahi wajah nya.

"Wajah lo nggak usah di tunduk tundukkin"ucap Arhan ketika melihat Fahris menundukkan kepalanya

Arhan tau kalau Fahris tidak mau memperlihatkan kesedihannya ke Fajar.

"Lanjutkan perkataan lo tadi, kami semua mau dengar apa yang lo bilang"pinta Arhan kepada Fahris supaya melanjutkan perkataannya

"Fahris sama sekali nggak pernah dirayakan pa, bahkan Fahris rasa papa juga lupa sama hari ulangtahun Fahris"sambung Fahris

"Sangat tidak penting bagi saya untuk memikirkan tanggal kelahiran kamu Fahris"seru Fajar

"Yang penting bagi papa itu kematian Fahris kan pa?"tanya Fahris melihat Fajar

Keduanya saling tatap tatapan satu sama lain "kalau kamu sudah tau kenapa harus saya menjawab pertanyaan kamu lagi"jawab Fajar masih menatap Fahris