Chapter 6 : Tentang bunda dan papa

620 34 0
                                    

Haloo semuanya!!!
Aku cuman mau mengingatkan jangan lupa vote dan juga komen yaaa

HAPPY READING ALL

Hari selasa adalah hari yang paling membosankan bagi anak anak kelas 12 IPS 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari selasa adalah hari yang paling membosankan bagi anak anak kelas 12 IPS 1. Dan hari ini juga mereka akan melaksanakan ujian matematika wajib.

"Males bat dah gua ikut ujian ini"ujar Derren meletakkan kepalanya di atas meja

"Lo kagak malas ris?"

Karena merasa kalau perkataan Fahris tadi tidak di jawab Fahris, Derren kembali melihat Fahris yang sedang sibuk membahas materi yang sudah di kasih oleh gurunya itu.

"Udahlah jangan serius banget bacanya"ujar nya sambil menarik buku yang di pegang Fahris

"Apasih njing sibuk banget"sarkas Fahris

"Idih si anjing"

Fahris melihat Derren dengan tatapan kesal. Menjulurkan tangannya kepada Derren, dengan harapan Derren dapat mengembalikan buku yang ia sita tadi.

"apa njing"

"Buku gua kembalikan bangsat"

"Ini?udahlah lo kan udah bacanya lama,nggak sakit mata lo hah?"

"Kagak"jawab Fahris dengan singkat padat

"Gua baca ini gak sampai sejam aja udah capek ris"ujar nya sambil melihat lihat tulisan dan juga angka angka di dalam buku itu

"Itu lo bukan gua"menarik buku nya dari tangan Derren

"Harus banget lo dapat nilai diatas dari nilai lo sebelumnya?"

"Harus, kalau nilai gua dibawah itu gua bisa di hajar habis habisan sama bokap"kata Fahris sambil mengambil cemilan yang sudah di buka Dana untuk mereka tadi

"Terus bunda tiri lo gak ngebela atau ngebantuin lo kalau lo di pukul sama tua bangka itu?"tanya Derren dengan penasaran

"Bunda bantuin gua kok,cuman gua sering nolak bantuan dari bunda"

"Kenapa lo tolak anying"ujar derren dengan kesal

"Sabar anying biar gua jelasin dulu alasannya"ujar nya sambil membenarkan arah duduknya

Derren ikut melakukan apa yang Fahris lakukan tadi yaitu membenarkan arah duduknya.

"Gua bukan nggak mau terima bantuan dari bunda, gua mau..mau banget malahan. Tapi gua takut bokap gua bakal marah sama bunda, gua nggak mau bunda di pukul sama bokap" ujar Fahris melanjutkan percakapannya yang terpotong tadi

"Bokap lo boleh gua bunuh gak ris?"tanya Derren sambil meneguk segelas pop ice

"Kagak boleh anying, gitu gitu tetap bokap gua ya bangsat" Oceh Fahris

"Becanda doang njir, yakali gua mau nge bunuh bokap lo"ujar Derren sambil tertawa tanda dosa

"Tapi kalau bokap lo udah keterlaluan sama lo gua gak main main sama ucapan gua ris, gua bakal hajar bokap lo sampai mati pun jadi"ucap Derren dengan serius

"Sebelum lo bunuh bokap gua,lo duluan yang bakal gua habisin"

Derren terdiam kaku setelah mendengar perkataan yang barusan saja Fahris lontarkan kepadanya. Kaget bukan main, sesayang itu kah sahabat nya itu kepada ayah nya yang sudah memukul nya hampir setiap hari. Bukan! Bukan hampir, setiap hari.

Jantung Untuk Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang