Chapter 4 : Ulang tahun mama

784 37 0
                                    

Haloo semuanya!!
Aku cuman mau mengingatkan jangan lupa vote dan juga komen yaaa

HAPPY READING SEMUANYAA!!

"Fahris mau kemana nak?"tanya seorang perempuan paruh baya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Fahris mau kemana nak?"tanya seorang perempuan paruh baya

"Fahris mau ke makam mama bunda"jawab Fahris dengan sopan

"Sendiri aja nak?"tanya perempuan itu lagi

"Iya bunda, Fahris sendirian kesana. Kalau gitu Fahris duluan ya bunda"kata Fahris berpamitan kepada perempuan itu

Setelah berpamitan kepada bunda nya itu, Fahris langsung berjalan keluar dari rumah menuju ke tempat pemakaman umum.

Berjalan sendirian sambil membawa sebuah kantong plastik yang berisi sebotol air mineral dan juga beberapa macam bunga. Jarak antara rumah nya dengan kuburan tidak cukup jauh, hanya memakan waktu sekitar 5 menit saja.

Fahris memberhentikan jalannya tepat di sebuah gerbang yang bertuliskan "Tempat Pemakaman Umum". Anak laki laki ini menghela nafasnya dengan panjang, sebelum masuk dalam hati Fahris berucap "Fahris datang ma".

Fahris jalan memasuki area pemakaman, berjalan mendekati salah satu batu nisan yang ada di sana. Batu nisan yang di atasnya tertulis nama seseorang, Azzura. Ya..itu adalah nama mama Fahris, nama orang yang paling Fahris sayangi, nama yang paling Fahris rindukan, dan nama ini merupakan seseorang yang ingin Fahris peluk ketika hati nya sedang bersedih.

"Assalamu'alaikum mama, mama gimana kabarnya? Mama Fahris kangen banget sama mama,Fahris kangen masakan mama, Fahris kangen pelukan mama, Fahris kangen semua yang mama lakukan sama Fahris"ujar nya mengusap batu nisan Azzura

"Mama kangen nggak sama Fahris? Di sana enak banget ya ma, sampai mama lebih milih tinggalin Fahris disini. Fahris.."

"Fahris beneran sendirian ma... Mereka selalu nggak dirumah ma. Papa kerja pulang nya kadang setiap hari pulang, kadang nggak pulang sama sekali ma. Bang Zeyn pulang tapi..dia selalu marah marah sama fahris ketika sampai rumah ma, kalau bang Arhan..dia lebih milih dikamar aja."

"Fahris kesepian ma... Biasanya kan kalau mereka keluar yang selalu temani Fahris belajar,temani Fahris bermain kan ma, tapi sekarang...Fahris harus ngelakuin itu sendirian."

Lagi dan lagi Fahris menghela nafasnya. Menatap nisan mama nya dengan lama, samar samar Fahris tersenyum ketika melihat batu nisan yang bertuliskan nama mamanya itu "ternyata waktu cepat banget berlalu ya ma, dulu mama selalu manjain fahris sekarang Fahris harus bangkit dengan mandiri ma"

"Fahris baru ingat ma kalau Fahris bawa bunga untuk mama"mengeluarkan empat jenis bunga dari sebuah kantong plastik yang ia bawa dari rumah.

"Mama dulu kan suka banget ya sama bunga mawar, jadi ini Fahris bawa bunga mawar untuk mama"meletakkan bunga mawar ke nisan Azzura

"Mama ingat nggak dulu Fahris ada janji sama mama kalau Fahris lulus sekolah menengah pertama, Fahris kasih mama bunga matahari. Maaf ya ma Fahris lama tepatin janjinya"

"Nah...kalau ini mama pernah cerita sama Fahris kalau pas papa kenalan sama mama papa bawa bunga ini"menunjukkan sebatang bunga berwarna ungu

"Kira kira mama ingat nggak ya sama bunga ini, kalau mama lupa biar Fahris kasih tau nama bunga nya. Nama bunga nya bunga lavender ma..dulu mama sering banget lupa sama nama bunganya, jadi sekarang mama udah tau dong nama bunganya"

"Dan ini...bunga kesukaan mama. Bunga yang selalu mama minta ke Fahris pas mama ulang tahun kan ma"

"Tadi Fahris lupa namanya ma, sampai Fahris bilang ke kakak kakak penjual nya "ituloh kak bunga nya yang warna pink gitu" tapi kakak nya nggak tau juga ma sama nama bunganya. Untungnya ada ibu ibu yang bilang "nanti bunga tulip dek"gitu ibu nya bilang sama Fahris, Fahris langsung bilang sama kakak penjual nya "iya kak itu bunga yang saya cari" kakak itu malah ketawa sama fahris ma" oceh Fahris sambil tertawa geli mengingat kejadian yang ia alami tadi.

"Fahris letak disini ya ma bunga nya" ujarnya sambil meletakkan bunga nya

Fahris menyusun bunganya yang ia bawa dengan rapi. Tak lupa ia juga menyiramkan air yang ia bawa tadi.
Fahris kembali mengusap usap nisan Azzura.

"Bunga kesukaan mama sekarang udah lengkap ya ma. Ada bunga mawar, ada bunga lavender, ada bunga matahari yang pernah Fahris janjikan sama mama, dan..ada bunga tulip. Bunga yang mama mau pas mama ulang tahun, selamat ulang tahun ma.

"Sekali lagi Fahris ucapkan selamat ulang tahun ma, dan selamat mama udah jadi mama dan istri yang terbaik untuk papa dan anak anak mama"

"Terimakasih ma karena sudah mau jadi peri Fahris walaupun tidak lama, terimakasih karena berkat mama Fahris tau apa arti dari kuat dan apa arti dari sabar"

"Sekali lagi makasih ma, dan selamat ulang tahun mama ku sayang"

Jantung Untuk Papa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang