Di jalan Daniel mengusap kedua matanya walaupun dia sedang mengendarai motor kesayangannya dengan kecepatan yang sangat tinggi dan tersenyum (walau palsu) yang di ada otaknya sekarang adalah kembali ke sekolah untuk mengambil tas miliknya dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Setelah sampai di depan gerbang sekolah dia sedikit mengintip pos satpam yang kosong lalu masuk dengan menuntun motornya dan diparkir di samping pos satpam. Daniel melihat ke arah jam yang tertera di LED lobby sekolahnya. "Pantesan sepi, udah jam setengah 7 aja. Cuman ini kenapa gerbang ga dikunci? apa masih ada kegiatan di dalem kali ya" gumam Daniel sembari berjalan menuju kelasnya yang ada di sudut paling jauh dari gerbang.
"Niel, ngapain lu?" ucap Gito yang melihat Daniel berjalan di koridor menuju kelas mereka.
Gito Noer Zeline, awal masuk dia dipanggil Lin tapi saat dia sebangku dengan Daniel nama panggilannya berubah menjadi Gito. Karena menurut Daniel nama Lin dirasa cukup aneh.
"Lin, knapa lu ga dipanggil Gito aja, lebih bagus tuh" ledek Daniel.
Sejak saat itu nama panggilannya berubah. Gito orangnya sebenarnya perhatian ke teman-temannya selain karena dia ketua OSIS yang cukup disegani di sekolahnya, dia juga satu-satunya orang yang berani menceramahi Daniel. Tapi seberani apapun dia ke beberapa orang yang suka bolos seperti Daniel, ia sangat penakut kalau urusan hantu wkwk agak aneh emang.
"Oiii Gito, ngapain lu jam segini masih di lapangan?" tanya Daniel menanggapi pertanyaan Gito tadi.
"Biar gua tebak, lu pasti mau ambil tas lu kan di kelas?" lirik Gito ke Daniel yang disambut jempol sambil senyum setengah tertawa.
"Tuh ambil sendiri di Ruang OSIS udah gua amanin tadi sebelum dikunci ruang kelas kita. Di RO ada Lia kok, gausah bilang mau ambil tas juga pasti dia udah tau secara kan dia sering mantau lu, dia suka lu keknya bro" kata Gito sembari menunjuk ke lantai 2 dimana RO berada.
"Oke bro, makasi yak dah amanin tas gua. Ga mungkin Lia suka ama gua, dia kan wakil lu, orang ambis kek dia mana cocok dengan tukang bolos kek gua. yang ada tiap hari gua kena ceramah kek lu ke gua awal awal dulu HAHA" ledek Daniel.
"Udah sono buru, sekalian tolong panggilin Lia suruh ke lapangan, Gentle bro" ucap Gito sambil memukul pelan pundak Daniel.
"ANJING wkwk oke deh, gua naik dulu. tiati kemarin katanya ada yang liat kuntilanak di kamar mandi deket lapangan" Daniel langsung berlari meninggalkan Gito karena dia tau kalo dia ga lari pasti dah dihajar Gito karena bahas hantu.
Sesampainya di RO dia mengetuk pintu
cklek
pintu terbuka dan menampilkan sosok yang memiliki tatapan teduh bagi siapapun yang melihatnya. Meskipun banyak yang mendekatinya, namun dia selalu menolak dan fokus hatinya hanya untuk Daniel. "Maaf aku ganggu, mau ijin ambil tasku yang tadi dibawa Gito ke sini". Agak aneh kan bahasa Daniel? ya itulah Daniel, dia selalu mengutamakan kesopanan dan adab kepada para perempuan yang dirasa oleh dia masih belum begitu dekat, kecuali Ashel pacar Adel yang udah biasa ikut dia sama Adel kemanapun mereka nongkrong jadi udah ga baper si Ashel kalo Daniel bicara agak kasar.
"Masuk aja sini Niel, sekalian aku mau ngomong sama kamu bentar, bisa kan?" ucap Lia sambil membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Daniel masuk.
"Oke, kebetulan aku juga lagi malas untuk pulang" Daniel pun masuk ke dalam.
mau bahas apa nihhh wkwkwk
tipis tipis aja dulu romance nya hehe
Jangan lupa vote
Terimakasihhh
KAMU SEDANG MEMBACA
K E M B A L I [END]
Teen FictionSelama bisa melakukannya sendiri jangan pernah merepotkan Tuhan untuk membalaskannya Fiksi yagesya, jangan dibawa ke real life